Menulis Karya Ilmiah itu Mudah dan Menyenangkan, Prodi Akuntansi Gelar Kuliah Praktisi

Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) kembali menyelenggarakan kuliah praktisi secara offline di Aula Utara, Senin (27/02). Topik bahasan kali ini cukup menarik, yaitu “Menulis Karya Ilmiah itu Mudah dan Menyenangkan!”. Mendatangkan pembicara yang ahli di bidangnya, yaitu Dr. Antonius Maria Laot Kian, seorang pengamat hukum sekaligus penulis. Melalui kegiatan yang dihadiri mahasiswa akuntansi ini banyak ilmu yang disampaikan Antonius tentang penulisan karya ilmiah yang baik dan benar. 

Kuliah praktisi ini didampingi dan dihadiri oleh Ketua Prodi Akuntansi Rifqi Muhammad, S.E., S.H., M.Sc., Ph.D., SAS., ASPM. Dalam sambutan di awal kegiatan, Rifqi menyampaikan mengenai pentingnya acara ini. “Menulis merupakan bagian dari soft skill. Dimana kemampuan menulis menjadi kekuatan di era saat ini. Dengan tulisan, mampu merubah banyak hal, bahkan tulisan bisa lebih kejam dan dahsyat dibandingkan bom atom”, tuturnya. 

Pada sesi pemaparan materi, Antonius menyebutkan bahwa manusia memiliki tiga kemampuan dasar, yaitu berbicara, menulis, dan membaca. “Dengan berbicara kita akan berani, melalui tulisan mampu menggerakkan seseorang untuk melakukan tindakan, dan dengan membaca akan melatih berpikir dan menambah pengetahuan baru,” tuturnya.

Tulisan dibagi menjadi beberapa bagian, seperti tulisan ilmiah, non-ilmiah, seni ilmiah dan lain sebagainya. Dalam tulisan ilmiah mengharuskan penulis menyusun berdasarkan kaidah struktur karya ilmiah yang berlaku. Berbeda dengan tulisan non-ilmiah, tidak perlu menggunakan struktur dalam penulisannya. Tidak hanya itu, kedua jenis tulisan tersebut juga memiliki perbedaan, yaitu karya ilmiah harus dibuktikan kebenarannya. 

Melalui pemaparannya, Antonius mengatakan bahwa salah satu syarat penulisan karya ilmiah harus objektif. “Dalam karya ilmiah, data yang digunakan harus dapat dibuktikan, baik melalui verifikasi maupun klarifikasi dan diakui oleh komunitas ilmiah,” ucapnya. Tidak hanya itu, Antonius menambahkan dalam menulis karya ilmiah harus menggunakan diksi yang benar dan menguasai bahasa Indonesia yang baku.

Acara berlangsung kondusif dan interaktif. Banyak mahasiswa yang menyimak dan mengikuti kuliah praktisi dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pembicara. Antonius mengakhiri kuliah praktisi dengan memberikan motivasi kepada audiens. “Menulis diibaratkan dengan batu yang terus-menerus terkena tetesan air, sekeras apapun batu itu, batunya akan berlubang,” pungkas nya. Sama halnya dengan menulis yang harus dilatih dan dibiasakan sejak dini untuk menghasilkan tulisan yang bagus. (C)

Public Webinar: Digitalization to Enhance Performance

Rabu (08/02), Prodi Akuntansi UII menyelenggarakan Public Webinar: Digitalization to Enhance Performance. Dalam acara yang dilaksanakan secara hybrid tersebut, Sophia P. Dimelis yang merupakan Profesor departemen informasi di Athens University of Economics and Business (AUEB) hadir sebagai pembicara. Turut hadir juga Fitria Akmila, M.Com. dosen Akuntansi FBE UII sebagai moderator dalam webinar tersebut.

Dalam penjelasannya, Sophia menjelaskan terkait ekonomi di asia yang mulai pulih setelah pandemi COVID-19. Hal ini merujuk pada pertumbuhan rata-rata di tahun 2022 yaitu sebesar 5.8% yang kemudian pada tahun 2023 oleh World Bank diproyeksikan sebesar 5.2%.  Dari seluruh pertumbuhan ekonomi yang terjadi, transformasi digital telah memegang peran besar di berbagai Negara. Kesehatan digital harus dikembangkan baik oleh sektor publik atau sektor privat. Digitalisasi adalah proses transformasi dari proses yang telah berlaku kedalam teknologi digital yang merupakan kunci dari pertumbuhan bisnis masa depan. Akan tetapi dalam praktek digitalisasi, banyak kendala yang harus dihadapi yaitu kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni kemudian hal lain adalah kerja sama dalam tim. Diperlukannya pelatihan bagi mereka untuk bekerja bersama sebagai tim.

If you take big example of big company, they success from what they develop and it’s not because one person work but also teamwork,” ujar Sophia.

Untuk di Indonesia sendiri adanya gap dalam beberapa faktor yang sering menjadi masalah dalam sistem perdagangan secara online yang tengah berkembang pesat menurut Sophia salah satu masalahnya adalah rendahnya indeks logistic Indonesia dibandingkan dengan negara lain yaitu per  tahun 2016 menempati peringkat ke 63 dari 16. Hal lain yaitu sebagian besar populasi yang tidak memiliki rekening bank yang saat ini sebagian besar mengandalkan uang tunai. Dengan masalah seperti itu tentu mempengaruhi cakupan yang tidak memadai dan kualitas layanan yang tidak konsisten. Dengan hanya setengah dari populasi yang memeliki akses untuk financial service Indonesia tertinggal dari beberapa Negara di ASEAN seperti Malaysia dan Singapore dimana mereka sudah berada di level 80% lebih masyarakatnya dapat mengakses financial service.

So, financing smaller enterprise also need to be develop more human capital to meet demand talent from imaging digital sector and talent from imaging digital sector and encouraging to go particular through online,” ujar Sophia.

Oleh karena itu untuk membantu Indonesia mengatasi tantangan yang dihadapinya dalam menghadapi system perdagangan online, tindakan prioritas termasuk memperluas jangkauan internet untuk mengurangi kesenjangan kemudian memperluas logistik yang handal, memperluas pembayaran cashless dan mendukung pinjaman terutama untuk perusahaan kecil dan mendorong UKM untuk mengembangkan sistem online dalam proses transaksinya. (RT)