Cerita Mahasiswa Akuntansi UII Double Degree ke China

Narasumber Spasi 5Prodi Akuntansi kembali menghadirkan Seri Podcast Akuntansi IP (SPASI) yang sudah memasuki tayangan kelima. Serial podcast ini membahas mengenai program andalan dari International Program, yaitu Double Degree. Dengan pembahasan yang menarik, episode ini menghadirkan dua mahasiswa yang saat ini sedang mengikuti Program Double Degree di Nanjing Xiaozhuang University. Mereka adalah Nurul Hanifah Ramadhani dan Nabila Siti Wardhani.

Program Double Degree yang mereka ikuti merupakan program kerja sama UII dengan Nanjing Xiaozhuang University (NXU) dengan program 2+2. Hanifah menjelaskan bahwa program 2+2 yaitu 2 tahun kuliah di UII dan 2 tahun kuliah di NXU. Setelah lulus program ini, nantinya mahasiswa akan memiliki dua gelar akademik dari UII dan universitas mitra.

Persyaratan yang harus dipenuhi mahasiswa untuk mendapatkan beasiswa tersebut antara lain, nilai TOEFL sesuai kriteria, nilai IPK minimal 3.5 dihitung hingga semester terakhir yang ditempuh, passport, surat kesehatan, dan surat izin. Selain persiapan berkas, diperlukan juga persiapan secara teknis, seperti bahasa. 

“Untuk persiapan bahasa, walaupun kita belum berangkat ke China, kita harus memiliki basic bahasa Mandarin. Setelah kita melewati seleksi pemberkasan, interview, dan dinyatakan lulus double degree. Kita diharuskan mengambil course bahasa mandarin. Nah, selama kuliah juga akan ada bahasa Mandarin yang diajari oleh dosen native speaker yang ada disana,” tutur Hanifah.

Perihal bahasa inilah yang menjadi kendala Hanifah dan Nabila di awal kuliah di NXU dalam berkomunikasi. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu dan dengan memperhatikan dosen lama kelamaan akan terbiasa. “Awal-awal mungkin agak harus membiasakan diri karena bahasa Inggris-nya beda. Harus membiasakan dengerin dosen ngomong, jadi ngerti apa yang dibahas,”tutur Nabila.

Kedua mahasiswi ini sudah berniat sedari awal untuk mengikuti Program Double Degree. Akan tetapi, belum memutuskan negara dan universitas mana yang akan dipilih. Setelah NXU membuka pendaftaran dan mengikuti info session-nya, dimana terdapat penawaran yang menarik, akhirnya mereka memutuskan pilihannya disana. Terkait alasannya, Hanifah dan Nabila memiliki  pertimbangan yang hampir sama.

“China merupakan central of business, ada kaitannya juga dengan jurusan sebagai akuntansi, dan ingin belajar yang berkaitan dengan ekonominya,” tutur Nabila.

“Karena kita tahu China itu negara dengan ekonomi kuat dan China itu bergerak dari ekonomi lemah menuju ekonomi yang kuat hingga saat ini. Nah, akan lebih menarik dan mendapat banyak insight kalo belajar dengan dosen yang ada di sana langsung,” tutur Hanifah.

Culture shock selama di NXU yang dialami Hanifah dan Nabila yaitu ketika ujian berlangsung. Dimana tidak semua mata kuliah diujikan. Beberapa mata kuliah dilaksanakan seperti ujian biasa  dan yang lainnya membuat paper. Kendalanya terdapat pada waktu pengerjaan paper dan isinya yang lebih complicated. Akan tetapi, dengan kemauan dan usaha semua dapat terselesaikan.

Di akhir sesi, Hanifah menyampaikan pesan untuk mahasiswa baru khususnya yang tertarik dengan Program Double Degree UII. Hanifah menyampaikan bahwa jangan menutup diri dari informasi dan aktif mencari informasi agar tidak terlewat kalau ada informasi yang menarik. Pertahankan nilai rata-rata atau bahkan lebih dan yang terakhir mempersiapkan TOEFL atau IELTS. Nabila turut menambahkan bahwa persiapkan juga berkas yang diperlukan sebaik mungkin. 

Saksikan lebih lengkap podcast SPASI lainnya yang membahas mengenai Accounting International Program di kanal Youtube kami  Accounting UII

 

SPASI#4 Seri Podcast Akuntansi IP : International Student Mobility

Narasumber dan moderator Spasi 5Sabtu (16/07) Youtube Accounting UII mengunggah episode baru untuk SPASI#4 Seri Podcast Akuntansi IP, podcast membahas terkait kesempatan untuk bersaing secara global para mahasiswa International Program Accounting UII ketika mengikuti International Student Mobility (ISM). Dalam podcast tersebut hadir Anis Al Rosjidi selaku dosen Akuntansi International Program dan Rania Abdul Aziz Baraba mahasiswa akuntansi program internasional  2018. 

 

International Student Mobility (ISM) merupakan salah satu agenda dari Program Internasional Akuntansi UII dengan tujuan mengenalkan mahasiswa kepada pengalaman global. Pada kesempatan kali ini, mahasiswa program internasional Akuntansi UII berkesempatan untuk mengunjungi Turki dan melakukan banyak kegiatan. Dalam pelaksanaannya, International Student Mobility (ISM) melibatkan mahasiswa untuk mengorganize dan memformulasikan program yang akan dilaksanakan serta menentukan universitas mana yang akan dikunjungi. Dalam hal ini pihak fakultas akan memenuhi keinginan mahasiswa berkaitan dengan kegiatan tersebut seperti agenda apa yang akan dilaksanakan dan juga universitas mana yang akan dituju dengan catatan universitas tersebut telah melakukan MoU dengan pihak Universitas Islam Indonesia. Kolaborasi antara penyelenggara dengan mahasiswa secara aktif dilakukan yaitu dengan mendiskusikan teknis acara yang akan diselenggarakan sehingga dalam kegiatan tersebut mahasiswa tidak hanya mengikuti kegiatan yang telah disiapkan semata.

“Jadi kalau programnya hanya top down nantinya mahasiswa tidak enjoy dalam melakukan itu dan dengan cara seperti ini diharapkan mahasiswa dapat merasakan manfaatnya,” ujar Anis.

Lebih lanjut, Anis menjelaskan program International Student Mobility (ISM) merupakan kesempatan yang ditawarkan untuk seluruh mahasiswa Program Internasional setiap tahunnya. Akan tetapi tidak dipungkiri bahwa pelaksanaannya sempat tertunda dikarenakan pandemi covid-19. Hal ini juga yang membuat persyaratan yang harus dipenuhi dalam mengikuti program  terus bertambah salah satunya terkait vaksin. Rania menjelaskan ada beberapa mahasiswa yang kemudian tidak dapat ikut serta dikarenakan vaksin. Akan tetapi, hal ini tidak mengurangi antusiasme mahasiswa lain dalam mengikuti program tersebut. 

Kegiatan ISM yang dilaksanakan di Turki terdiri dari university visit dan company visit. Dalam pelaksanaan university visit mahasiswa secara aktif melakukan kegiatan seperti presentasi, diskusi dan tanya jawab dengan dosen dan rektor Anadolu University, salah satu universitas terbaik di Turki menempati peringkat satu. Hal ini tidak membuat mahasiswa merasa terbebani justru sebaliknya, menurut Rania dalam proses diskusi tersebut justru mahasiswa sangat antusias karena banyak pelajaran yang didapatkan dari dosen dan rektor Anadolu University.

“Waktu presentasi sama sekali nggak ada rasa beban malah exited buat sesi diskusi karena kan penasaran juga bagaimana ketika berdiskusi dengan dosen dari kampus Anadolu,” ujar Rania.

Selain itu,  Company visit juga dilakukan yaitu pada salah satu perusahaan minyak zaitun mengingat Turki merupakan negara dengan kualitas minyak zaitun nomer satu di dunia. Di sana kemudian diperlihatkan bagaimana proses pengolahan hingga juga proses bisnis yang dijalankan oleh perusahaan perusahaan tersebut.

Di akhir, Anis berpesan kepada calon mahasiswa untuk tidak ragu memilih Program Internasional Akuntansi UII sebagai studi karena banyak program yang disediakan dapat meningkatkan skill dan pengetahuan salah satunya program International Student Mobility (ISM).

 

Prodi Akuntansi UII Gelar Webinar Analitika Data Keuangan Perbankan

Webinar Analitika Data Keuangan PerbankanProgram Studi Akuntansi UII mengadakan webinar pada Sabtu (16/07) dengan tajuk Analitika Data Keuangan Perbankan dengan narasumber Muharto, M.Sc, CISA, CISSP. selaku Information Security Division Head PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dalam webinar tersebut, Muharto menjelaskan perbedaan antara audit finansial dan audit IT. Audit finansial yaitu menganalisis laporan keuangan dengan metode yang telah ditentukan dan vouching sedangkan audit di bidang IT yaitu audit yang dilakukan meliputi teknologi yang digunakan. “Surrounding IT yang meliputi aplikasi yang generate aplikasi kemudian aplikasi tersebut diperiksa bagaimana cara kerjanya, pengolahan data, komputer yang digunakan apakah sehat. Kemudian pemeriksaan os storage dan database untuk memastikan laporan keuangan yang didapatkan dari sistem ini tercipta dari aplikasi yang sehat  dan memastikan laporan keuangan yang dibuat oleh sistem wajar,” ujar Muharto.

Masalah yang sering dihadapi di era digital ini adalah fraud yang dilakukan dalam ruang lingkup sistem perbankan. Pelaku fraud ini masuk dalam kategori  legitimate user dengan format social engineering yang marak terjadi dimana data nasabah ada pada pelaku. Adapun lebih lanjut, untuk menindaklanjuti hal tersebut dibutuhkannya kontrol terhadap fraud. Dalam prakteknya, kontrol yang paling utama terhadap fraud adalah people dengan security awareness, user security training,  dan security awareness drill yang terus ditingkatkan. Muharto juga menambahkan untuk meningkatkan kontrol terhadap people perlu ditingkatkan edukasi baik bagi nasabah maupun bagi pekerja. 

Untuk sistematika dalam mendeteksi  fraud sendiri, Bank BRI menggunakan Fraud Detection System berupa Supervised Machine Learning di mana Train Data digunakan sebagai pembeda transaksi fraud dan genuine dari informasi yang diterima dari  nasabah melalui call center. Fraud Detection System sendiri, diharapkan dapat mendeteksi tindakan fraud yang dilakukan oleh frauders dalam hal ini dilakukan melalui mempelajari pattern yang dilakukan melalui machine learning dan memenuhi kebutuhan regulator sesuai peraturan OJK No.39/POJK.3/2019 tentang penerapan strategi anti fraud. 

Muharto menjelaskan bahwa akuntan mempunyai kesempatan yang tinggi di bidang ini, saat ini di lapangan banyak dibutuhkan orang-orang yang mengerti cara kerja sistem keuangan termasuk yaitu akuntansi yang digunakan dan cara kerja IT. “Hal ini bertujuan jika nanti terjadi masalah dalam aplikasi keuangan tersebut, maka bisa langsung pinpoint masalahnya dimana dia mengerti proses sistem akuntansinya dan sistem IT. Jadi saat ini saya diberi peranan penting karena dianggap dapat menjembatani antara akuntansi dan IT,” ucap Muharto. Di akhir, Muharto berpesan bahwa dalam mengejar karir sebagai seorang akuntan di bidang IT, tidak hanya dilandasi oleh rasa suka tapi juga harus dilandasi dengan pendidikan. (Utami/retno)

Strategi Menjaga Kinerja Keuangan dan Kepatuhan Syariah BPRS

Kuliah Umum Ekonomi dan Keuangan IslamProdi Akuntansi FBE UII Kembali menyelenggarakan kuliah umum online dengan tajuk Ekonomi dan Keuangan Islam dengan studi kasus Bank Syariah UII: Strategi Menjaga Kinerja Komersial dan Kepatuhan Syariah di Masa Pandemi Covid-19 pada Jumat (15/07). Kuliah umum ini ditujukan untuk mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah Ekonomi Keuangan Islam dan Audit Syariah. Dalam kesempatan ini, Direktur BPRS Unisia Insan Indonesia, Agung Hartanto, hadir untuk memberikan materinya.

Dalam sambutannya, Ketua Prodi Akuntansi, Mahmudi, menyampaikan adanya kelas umum online yang menghadirkan praktisi ini untuk menjembatani gap antara teori yang selama ini telah dipelajari di kelas dengan praktik kondisi di lapangan. Selain itu, Mahmudi berharap hal ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa untuk berkiprah di dunia ekonomi dan keuangan islam yang cukup potensial di masa kini dan yang akan datang.

Priyonggo Suseno selaku Ketua P3EI UII turut hadir memberikan pengantarnya.

“Menulis kasus berbasis dari syariah ini mempunyai 2 kepentingan. Pertama menghadirkan gaya baru dalam pembelajaran yang berbasis pengayaan di lapangan. Kedua, ingin ada jalinan yang lebih erat antara dunia akademik dan industri,” ungkap Priyonggo.

Terdapat perbedaan mendasar antara BPRS dan bank konvensional lainnya yakni BPRS tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Selain itu BPRS hanya dapat membuka kantor dalam satu wilayah provinsi. Agung menyatakan dalam kasus BPRS Unisia hanya dapat membuka kantor di wilayah Provinsi Yogyakarta saja. Tidak dapat membuka di kota lain namun dalam operasionalnya dapat melakukan pemasaran ke provinsi yang lain.

BPRS mempunyai tekanan bisnis selama pandemi yang telah berlangsung sejak 2020. Agung mencontohkan dalam perbandingan BPRS di Yogyakarta per Desember 2021, beberapa bank mempunyai permasalahan dalam pembiayaan karena kondisi pandemi tersebut menyebabkan penagihan-penagihan menjadi terdampak. Dalam kasus BPRS Unisia masih dapat memperoleh laba walaupun masih belum memenuhi target yang dicanangkan.

Untuk mencapai kinerja positif selama 2020-2021 BPRS Unisia melakukan beberapa strategi.

”Kami melakukan pemetaan terhadap biaya-biaya yang bisa dilakukan penghematan. Ada 19 item biaya yang kami kaji ulang untuk dilakukan penghematan sebagai salah satu upaya menjaga bank berjalan dengan baik,” tutur Agung.

Pendapatan atas pembiayaan di BPRS Unisia mengalami penurunan signifikan dibandingkan sebelum pandemi yang selama ini bagus. Hal ini diakibatkan nasabah tidak dapat memenuhi kewajiban mengangsur seperti yang seharusnya dengan meminta relaksasi atau penundaan pembayaran. Sebagai contoh, nasabah UMKM yang berada di lingkungan Kampus UII yang pada awalnya membayarkan angsuran kurang lebih 7,5 juta turun menjadi hanya 500 saja. Kondisi ini sangat berat untuk bank dan UMKM tersebut. Penanganan selanjutnya atas kasus tersebut yakni BPRS Unisia melakukan perbaikan kualitas pembiayaan. Nasabah nasabah didata ulang dengan melakukan mapping berdasarkan kemampuan pembayaran angsuran dan sebagainya.

Agung menyampaikan 90 persen nasabah BPRS Unisia merupakan UMKM yang bergerak pada sektor kesehatan, pangan, telekomunikasi, perdagangan, dan lain-lain. “Karena sektor tersebut mengalami restrukturisasi, kami mulai membidik sektor lama yang tetap eksis selama pandemi yakni pembiayaan pada sektor perumahan subsidi,” ungkap Agung. BPRS Unisia dalam rencana bisnis selanjutnya akan memulai menjalankan beberapa program baru yakni kas keliling untuk sekolah dan pasar, tabungan berhadiah atas kerjasama dengan beberapa BPRS, dan optimalisasi penggunaan teknologi. Agung juga mengungkapkan ada satu hal yang menjadi kendala di perbankan terutama BPRS yakni rekrutmen menjadi hal yang sangat penting dan tidak mudah dipenuhi terlebih di posisi marketing.

Pengurusan Hibah HAKI Hasil Karya Mahasiswa Akuntansi UII

Narasumber dalam Sosialisasi HAKIHAKI atau Hak atas Kekayaan Intelektual adalah hak eksklusif yang tumbuh dari hasil akal pikir manusia yang menghasilkan suatu kreativitas intelektual. HAKI dilindungi oleh hukum, sehingga bagi orang yang menggunakan tanpa izin pemiliknya akan mendapatkan sanksi sesuai undang-undang yang berlaku. Dengan isu yang signifikan inilah, Prodi Akuntansi FBE UII pada Jumat (08/07) mengadakan sosialisasi hibah HAKI. 

Sesuai yang telah disampaikan Mahmudi Dr. S.E., M.Si., Ak., CA, CMA, Ketua Program Studi Akuntansi Program Sarjana, Prodi Akuntansi akan  memfasilitasi dan membantu proses pengurusan HAKI atas karya-karya mahasiswa. “Mahasiswa yang hadir (sosialisasi) setidaknya nanti bisa menghasilkan satu, dua, atau lebih karya yang bisa di HAKI-kan dan bisa dikonsultasikan dengan prodi apabila perlu bantuan teknis dan proses pengurusan,” tutur Mahmudi.

Karya mahasiswa yang dapat di HAKI-kan terdiri dari karya tulis, karya seni, komposisi musik, karya audio visual, karya fotografi, karya drama dan koreografi, karya rekaman, program komputer, dan lainnya yang bernilai ekonomi. Dengan adanya karya mahasiswa yang dapat di HAKI-kan ini, dapat menghargai inovasi mahasiswa. Juga mencegah adanya duplikasi dan penyalahgunaan dari pihak lain. 

HAKI masih menjadi tugas yang belum terselesaikan bagi Indonesia. Pelanggaran yang terjadi mulai dari maraknya penjualan buku bajakan di e-commerce hingga pelanggaran hak cipta, merek, paten, dan lain sebagainya. Penerapan HAKI ini penting sebagai wujud perlindungan hukum kepada pencipta dan hasil karya, serta nilai ekonomis karya tersebut. Juga, meningkatkan kompetisi dan pangsa pasar dalam hal komersialisasi kekayaan intelektual. HAKI ini pula sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan strategi penelitian, industri dan usaha di Indonesia.

Proses pengajuan hak cipta dilakukan sesuai dengan mekanisme yang berlaku. Langkah-langkah pembuatan akun e-hakcipta dijelaskan Rifqi Muhammad, SE., SH., M.Sc selaku Sekretaris Prodi Akuntansi dan dapat diakses melalui www.dgip.go.id. Melalui web tersebut, pemohon akan diarahkan untuk membuat akun dengan melakukan registrasi dan aktivasi akun melalui email. Selanjutnya, menunggu persetujuan pengaktifan akun maksimal dua hari kerja. Setelah akun diaktifkan, pemohon mengisi formulir permohonan hak cipta secara lengkap dan mengunggah data yang dibutuhkan. Prosedur yang selanjutnya, yaitu pembayaran PNBP hak cipta. Apabila ciptaan disetujui, pemohon dapat mengunduh dan mencetak sertifikat hak cipta.

Kegiatan sosialisasi hibah HAKI Prodi Akuntansi dilaksanakan secara dialog oleh mahasiswa dan dosen. Lintang Kinasih, mahasiswi Akuntansi 2020 yang mengajukan permohonan hak cipta berupa video OCB (Output Character Building) ini merasa terbantu. “Karena ada kesempatan Hibah Pengurusan HAKI dari prodi dan diberikan dana pembinaan prestasi juga,” tutur Lintang. 

Tidak hanya Lintang, Arifah Ratnasari yang juga mengajukan permohonan HAKI berupa produk buku disabilitas karya dari PKM 2021 dan beberapa artikel. “Harapan saya dengan adanya HAKI ini agar karya-karya yang dihasilkan mahasiswa mendapat perlindungan hukum dari negara. Selain itu, HAKI juga mendorong mahasiswa untuk terus berinovasi dan mengembangkan ide kreatif yang bermanfaat bagi masyarakat,” tutur Arifah. (Chasilia/utami).

 

 

Accounting Fast Track Program: Program Akselerasi Gelar Ganda Akuntansi FBE UII

Narasumber dalam Sosialisasi AFTP 27 Juli 2022Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia melaksanakan sosialisasi terkait peluncuran program baru yaitu Accounting Fast Track Program pada Senin (27/06). Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Johan Arifin S.E., M.Si., Ph.D., CFrA,. selaku Dekan FBE UII. Rifqi Muhammad S.E., M.Sc., Ph.D. selaku Sekretaris Prodi akuntansi FBE UII. Dekar Urumsyah, S.E., S.Si., M.Com(IS)., Ph.D., CFrA., selaku Ketua Prodi Program Magister Akuntansi FBE UII, dan Mahmudi, S.E., M.Si., Ak., CMA., CA. selaku Ketua Prodi Program Sarjana Akuntansi FBE UII.

Dalam sambutannya, Johan Arifin menjelaskan bahwa tujuan dari diselenggarakannya Accounting Fast Track Program adalah untuk memfasilitasi mahasiswa prodi akuntansi yang unggul di bidang akademik dan memiliki motivasi untuk melanjutkan studi. Pada acara sosialisasi tersebut, peserta yang hadir adalah mahasiswa Akuntansi FBE UII  angkatan 2019-2021 beserta orang tua/wali. Dekar Urumsah menerangkan terkait kelas yang ada di Magister Akuntansi FBE UII yaitu kelas Reguler yang dilaksanakan senin sampai jumat dan kelas Eksekutif yang dilaksanakan pada kamis, jumat malam, dan sabtu pagi. 

Adapun, Dekar juga menjelaskan terkait keunggulan program Magister Akuntansi FBE UII.

“Kami bekerja sama dengan National Conference of Accounting Finance (NCAF), baru saja Journal Contemporary of Accounting (JCA), dan menjadi tempat untuk pengambilan sertifikasi dan juga penerapan kurikulum baru yang sistematis. Hal lain yaitu dalam proses pembelajaran dosen yang mengajar  terdiri dari dosen akademik dan dosen praktisi” ujar Dekar.

Program unggulan lain yang dimiliki oleh Magister Akuntansi FBE UII yaitu double degree yang merupakan kerjasama antara Universitas Islam Indonesia dengan The University of Western Australia.

Dekar menjelaskan mahasiswa yang mengikuti jalur Fast Track tidak diwajibkan untuk mengikuti program matrikulasi. Akan tetapi tetap mengerjakan skripsi sebagai syarat kelulusan program sarjana dan nantinya tesis yang dikerjakan di program magister merupakan pengembangan dari skripsi. Pengembangan dapat dilakukan dalam berbagai aspek seperti aspek ontologis (teori dan variabel), aspek epistemologis (metodologi), dan aspek aksiologis (kemanfaatan). 

Sedangkan untuk mahasiswa yang dalam tugas akhirnya tidak memilih skripsi, maka tidak diperkenankan mengikuti program ini. Beberapa konsentrasi yang disediakan di Program Magister Akuntansi FBE UII antara lain Akuntansi pemerintahan, Akuntansi Islam, Audit Forensik dan Perpajakan. Kelas akan dibuka ketika telah memenuhi ketentuan kuota tertentu.

Selanjutnya, Kuota untuk peserta AFTP pada Batch #1 adalah sebanyak 30 mahasiswa. Dengan syarat-syarat sebagai berikut: 

  1. Mahasiswa program studi akuntansi sarjana FBE UII semester 6 yang sudah minimum mengambil 120 SKS dengan IPK minimal 3.25 (skala 4) dapat mendaftarkan diri ke admisi Program Studi Akuntansi Program Magister FBE UII.
  2. Mengisi dan melengkapi kelengkapan administrasi. 

Dalam sosialisasi tersebut Rifqi Muhammad menyampaikan bahwa landasan dalam penyelenggaraan program Accounting Fast Track Program adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dan juga diperkuat oleh Peraturan Universitas Nomor 19/PU/REK/DOSDM/XII/2011 tentang Penyelenggaraan Gelar Ganda Percepatan (akselerasi) di lingkungan UII. Rifqi menambahkan dengan MoU yang telah dilaksanakan antara program Sarjana dan Magister Akuntansi FBE UII diharapkan dapat mempermudah mahasiswa dalam menempuh studi.

“Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menyelesaikan S1 dan S2 selama 5 (lima) tahun dalam prakteknya lebih cepat dalam 1 (satu) tahun.” tutup Rifqi. (utami/retno)