Jejak Inspiratif Alumni: Cerita Sukses di Balik Alumni Gathering Magister Akuntansi FBE UII

Alumni Gathering Maksi 2023Magister Akuntansi (Maksi) Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Islam Indonesia (UII) berhasil menyelenggarakan acara Alumni Gathering yang mengundang antusiasme tinggi dari para alumni. Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu, 23 Desember 2023, di Aula Utara FBE UII ini berhasil menciptakan atmosfer kebersamaan, kehangatan, dan kolaborasi yang luar biasa di antara para alumni dan mahasiswa program Fast Track.

Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Ketua Program Studi Akuntansi Program Magister, Arief Rahman, S.E., S.I.P., M.Com., Ph.D. yang menyampaikan apresiasi kepada seluruh alumni yang hadir. Beliau menyatakan, “Alumni gathering tidak lepas dari peran alumni maksi. Acara ini menjadi temu kangen dan forum silaturahmi alumni dengan mahasiswa. Kami berharap acara ini mampu membuat jejaring dan adanya sinergi antara alumni dengan mahasiswa dan saling melengkapi untuk mewujudkan visi dan misi.” Dilanjutkan sambutan oleh Dekan FBE UII, Johan Arifin, S.E., M.Si., Ph.D., CFrA, CertIPSAS mengakui bahwa alumni maksi sangat hebat. “Acara seperti ini dikemas dengan baik oleh panitia sehingga ada banyak hal yang bisa diperoleh seperti silaturahminya, net workingnya, sharing session dari alumni. Acara seperti ini akan mendukung program-program di maksi karena kiprah alumni sangat dibutuhkan.”

Acara diisi dengan berbagai kegiatan yang dirancang untuk mempererat hubungan antar alumni. Mulai dari sharing session dan alumni gathering yang memiliki kesan tersendiri. Menghadirkan narasumber dari para alumni yang berprestasi mulai dari yang bekerja sebagai akuntan publik hingga pakar akademisi. Sesi panel ini memberikan wawasan mendalam kepada para alumni dan mahasiswa mengenai perkembangan terkini dalam dunia bisnis dan akuntansi serta peluang-peluang yang dapat dijajaki bersama.

Salah satu momen paling mencolok adalah saat Dian Utami, S.E., M.Ak salah satu pembicara di acara Alumni Gathering memberikan tips dan trik mendapatkan pekerjaan sesuai passion. “Untuk teman-teman yang saat ini masih mencari passion, pertama harus mengenali diri sendiri. Kedua temukan mentor dan lingkungan yang mendukung cita-cita dan tujuan. Terakhir, sabar menghadapi kegagalan, apapun rintangannya, tetap hajar. Tidak usah banyak dipikirkan, langsung kerjakan saja,” ujar Dian. 

Tidak hanya Dian, alumni Maksi, Hersona Bangun, S.H., S.E., Ak., B.K.P., C.A., M.Ak., C.L.A., ASEAN C.P.A., C.P.C.L.E., C.C.L.E. menyatakan kegembiraannya, “Saya sangat mengapresiasi adanya kegiatan ini dan support dari para alumni. Kegiatan seperti ini harus tetap kita pertahankan dan kami berharap para alumni dapat terus berpartisipasi.” Acara ini bukan hanya sekadar ajang kumpul-kumpul, tetapi juga sebuah langkah menuju kolaborasi yang lebih berarti dari para alumni. Output yang dihasilkan dari kegiatan ini, mampu memperoleh hasil-hasil positif sehingga mampu menjadi pengembangan diri dan karier para alumni.

Acara ditutup dengan penuh semangat dan harapan bahwa hubungan antara alumni dan almamater akan terus berkembang. Dengan suksesnya Alumni Gathering tahun ini, Magister Akuntansi FBE UII membuktikan bahwa komunitas alumni bukan hanya sebatas kenangan masa lalu, tetapi juga sumber kekuatan, kebahagiaan, dan manfaat bersama di masa depan. (CNR)

Penganugerahan Sertifikat CFrA Klaster 1 Kepada Mahasiswa Akuntansi UII

Jumat (21/12), Program Studi Sarjana Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan sebuah webinar dengan topik ‘Audit Forensik Indonesia Masa Depan’. Acara ini diadakan di Aula Utara FBE UII dan diselenggarakan melalui platform zoom mulai pukul 08.00 hingga selesai. Pemateri yang akan memaparkan yaitu Dr. Maliki Heru Santosa Ak., MBA., CA., CRMA., FCMA., CGMA., QIA., Cert., IPSAS., CFrA., selaku Komite Audit PT IFG Life dan Mulia Ardi, SE., Ak., MM., CFrA., sebagai Certification Manager LSP Auditor Forensik. Acara dihadiri oleh Mahasiswa Jurusan Akuntansi FBE UII dan Mahasiswa Magister Akuntansi FBE UII & lulusan sertifikasi CFrA klaster satu. 

Acara di moderatori oleh Reva dari Team Creative Media Accounting UII dan dimulai dengan pembacaan kalam illahi, kemudian disambut oleh Johan Arifin, S.E., M.Si., Ph.D., CFrA, CertlPSAS., selaku Dekan FBE UII yang sekaligus membuka acara pada pagi hari ini, “Semoga acara berjalan dengan lancar dan terimakasih kepada para narasumber yang telah meluangkan waktunya datang ke Yogyakarta, harapannya dapat sharing bersama untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan di bidang audit forensik.” Dilanjutkan sambutan dari Dekar Urumsah, S.E., S.Si., M.Com(S)., Ph.D., CFrA, sebagai Ketua Jurusan Akuntansi, “Penyelenggaraan sertifikasi audit forensik klaster satu sudah dimulai sejak tahun 2017, sehingga akan menjadi langkah awal untuk mendalami profesi di bidang audit.” Sambutan terakhir dilanjutkan oleh Hendi Yogi Prabowo, S.E., M.For.Accy., Ph.D., CFrA, CAMS., selaku Direktur Pusat Studi Akuntansi Forensik, “Selamat kepada mahasiswa yang lulus dan akan menerima sertifikat audit forensik hari ini.”

Fraud itu tidak kita harapkan, tapi banyak terjadi dimana-mana bahkan ada di seluruh dunia, oleh karena itu perlunya seorang auditor forensik untuk mengatasi masalah-masalah korupsi dan yang paling besar kaitannya di financial statement fraud” Ungkap Maliki. “Fraud itu menular, sehingga orang juga ikut-ikutan untuk melakukan kecurangan,” Tambah Maliki. Disambung dengan Mulia, “Banyak kasus fraud yang terjadi di Indonesia, informasi heboh belakangan ini adalah Kominfo dengan proyek bts untuk internet 4G di seluruh indonesia memakan 8,32 triliun. Sehingga diperlukan sumber daya manusia auditor yang luar biasa untuk menangani masalah, dalam artian luar biasa ketekunannya,” Tambah Mulia. 

Acara berjalan dengan lancar, tidak hanya menyajikan wawasan mendalam mengenai audit forensik Indonesia masa depan, namun juga merayakan keberhasilan peserta dengan pemberian sertifikat CFrA klaster 1 kepada mereka yang telah lulus. Keberhasilan tidak hanya mencerminkan dedikasi mereka dalam menggali pengetahuan lebih dalam mengenai audit forensik, tetapi juga menegaskan komitmen FBE UII dalam membantu mengembangkan keahlian dan profesionalisme di bidang ini. (PI)

Liburan Asyik 2.0: Jelajahi Dunia bersama Akuntansi UII

Program Studi Sarjana Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali mengadakan Liburan Asyik 2.0 pada Kamis (21/12), di Kampus FBE UII, Yogyakarta pukul 09.00 sampai selesai. Acara dibuka serta disambut oleh Prof. Rifqi Muhammad SE., SH., M.Sc., Ph.D, selaku Ketua Prodi S1 Akuntansi FBE UII, “Selamat datang di kampus FBE UII, hari ini teman-teman akan diberikan wawasan tentang profesi akuntansi yang sangat luas.” Akuntansi UII mengadakan acara secara gratis dan diikuti para peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat yang bertepatan dengan liburan akhir tahun.

Acara dipimpin oleh Master of Ceremony (MC) yaitu Reva dan Chantika. Rangkaian acara diisi materi tentang akuntansi dalam bisnis dan teknologi serta pengenalan Prodi S1 Akuntansi oleh Maulidyati Aisyah, S.e., M.Com(Adv)., Selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi IUP, “Akuntansi di UII tidak hanya terampil dalam mengelola angka, tetapi juga menjalani aktivitas diluar ruangan. Sebagai akuntan publik pun juga menangani beragam klien yang tersebar di berbagai negara, sehingga dapat mendukung mereka yang memiliki passion jalan-jalan.” Mauly juga menambahkan, “Apalagi sekarang #AkuntanMasaKini cocok dengan Gen Z, yang mana informasi keuangan dan bisnis itu harus diolah dan dapat berguna menjadi aset.” Kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan beberapa games seru yang disediakan oleh Team Media Creative Accounting. Gambaran mengenai Business Simulations Games (BSG) dipaparkan oleh Muh. Fadhly Rizky Octavio S.Ak., M.Ak., “BSG itu mengkombinasikan antara games dengan pembelajaran.” Vio menambahkan, “Akuntan tidak akan tergantikan dengan AI, memang di dunia nyata itu saling berdampingan yang mana akuntansi juga didukung oleh AI agar terkomputerisasi, tetapi pada proses inputnya saja. Bagian analitiknya tetap membutuhkan manusia”

Beberapa mahasiswa dari prodi akuntansi seperti Muh. Iqbal, Anindhita Satria, dan Nelva Qablina yang memberikan testimoni tentang prestasi membanggakan. “Alhamdulillah Akuntansi UII baru saja mendapatkan juara satu dunia lomba MonsoonSIM 2023” Ungkap Iqbal. Selain itu ada mahasiswa yang memperoleh beasiswa 0 rupiah biaya kuliah karena menjadi atlet badminton, “Saya masuk di akuntansi UII melalui beasiswa atlet yang mana awal masuk perkuliahan hingga lulus nanti dengan biaya 0 rupiah, selain itu juga mengikuti program fastrack di akuntansi UII. Jadi kuliah 5 tahun sudah dapat gelar sarjana dan master,” Ujar Anandhita. Di akuntansi UII memfasilitasi mahasiswanya agar berprestasi salah satunya adanya program sertifikasi, “Saya tersertifikasi Association Of Chartered Certified Accountants (ACCA) karena mengikuti salah satu program yang ada di akuntansi UII untuk menunjang karir saya menjadi akuntan publik atau auditor nanti,” Ucap Nelva. 

Setelah melewati serangkaian acara kemudian ditutup dengan beberapa games yang tidak kalah menarik dan foto bersama yang artinya sebagai tanda penutup berakhirnya acara pada siang hari ini. Banyaknya doorprize yang didapatkan para calon mahasiswa pendaftar akuntansi UII sehingga acara berjalan seru dan menarik. Diakhir acara peserta diajak berkeliling di setiap sudut kampus FBE UII. (PI)

High Five: Perjalanan Menuju Kemenangan dalam Kompetisi Internasional MERMC 2023

 

Kamis (30/11) hingga Sabtu (2/12), beberapa mahasiswa dari Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Islam Indonesia (UII), mengikuti sebuah kompetisi yang dinamakan MonsoonSIM Enterprise Resources Management Competition (MERMC) International Grand Final yang dilaksanakan di Universiti Tuanku Abdul Rahman (UTAR), Kampar Campus, Malaysia. Tim High Five, merupakan perwakilan dari angkatan 2020 yang terdiri dari M. Iqbal, Muhammad Rasyad, Reynaldi Rizko A.P., Yoppy Yolandi, dan Nadya Chantika A, dengan dedikasi mereka, High Five berupaya memberikan kontribusi maksimal dalam meraih prestasi di arena MERMC 2023. 

Partisipasi kompetisi MERMC tahun ini bukan hanya semata karena kewajiban, melainkan didorong minat dan komitmen yang mendalam, “Ini adalah akhir dari perjuangan kami di kompetisi MonsoonSIM sebagai literasi game bisnis, terlepas dari itu kami bercita-cita untuk membawa UII menjadi juara MERMC dan ingin membuat keluarga serta sahabat bahagia akan pencapaian kami,” tutur Iqbal. 

Perjalanan menuju international grand final MERMC 2023, HIgh Five latihan keras selama dua tahun dan berpartisipasi aktif dalam sejumlah kompetisi, mengalami berbagai pengalaman jatuh dan bangun. Ketika memasuki hari pelaksanaan, “Fokus utama kami adalah mempersiapkan mental yang kuat dan menyempurnakan materi presentasi terkait literasi bisnis. Yakin bahwa pondasi kuat yang kami bangun akan meraih posisi terbaik di panggung internasional,” ujar Rasyad. “Kami cepat adaptasi dengan gaya permainan tim luar negeri dengan melakukan analisis menyeluruh terhadap pola permainan, kelemahan, dan  kekurangan lawan,” sambung Reynaldi. 

Perjalanan dalam mengikuti kompetisi tersebut tidak mengalami hambatan yang begitu besar “Tantangan atau hambatan memang tidak terpisahkan dari setiap kompetisi. Kami menemui momen dimana dialektika menjadi intens, ketika argumen kami berbenturan, namun hal ini memperkuat kami untuk menikmati proses beradu strategi. Kadang juga memunculkan gesekan,  namun juga semata untuk mencari solusi terbaik,” ungkap Iqbal. 

Kemenangan dalam kompetisi MonsoonSIM bukan hanya sekedar prestasi, tetapi juga membuka jalan bagi mereka untuk mendapatkan manfaat yang substansial dalam persiapan menghadapi dunia kerja, “Melalui platform literasi game bisnis yang kompleks, kami telah diperkaya dengan berbagai pengalaman yang memberikan pemahaman mendalam tentang konsep bisnis perusahaan, MonsoonSIM menjadi batu loncatan yang membantu kami meresapi konsep-konsep bisnis secara teoritis dan praktis,” ujar Nadya. “Partisipasi kami dalam MERMC telah membawa pelajaran berharga dan pengetahuan baru yang melampaui aspek kompetisi bisnis, selain memperoleh wawasan bisnis internasional, kami juga berhasil membangun hubungan yang kuat dengan tim-tim dari luar negeri,” tambah Yoppy. 

Iqbal sebagai ketua tim High Five, “Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada para dosen pembimbing yaitu Iksan Pamungkas, S.Kom, Aditya Pandu Wicaksono, S.E., Ak., M.Ak., dan Muhammad Fadhly Rizky Octavio, S.Ak., M.Ak. dan coach Muh. Reza Febriansyah S.Ak (Ex team Extraordinary) yang telah membantu tim kami meraih juara satu dalam kompetisi MERMC 2023.” (PI)

Wawasan Strategis dalam Akuntansi dan Keuangan: Mengungkapkan Tren dan Inovasi – 2nd InCAF & 7th NCAF 2023 di FBE UII

Selasa (12/12) hingga Rabu (13/12), Program Studi Magister Akuntansi (Maksi) Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar 2nd International Conference on Accounting and Finance (InCAF) & 7th National Conference on Accounting and Finance (NCAF) dengan tema ‘Strengthening Governance of Islamic Business and Finance Ecosystem’ secara hybrid. Acara dipimpin oleh Johan Arifin, S.E., M.Si., Ph.D., CFrA sebagai Dekan FBE UII, yang sekaligus membuka acara tersebut “Alhamdulillah, tahun ini kami mengadakan acara untuk yang kedua kalinya, dengan syukur atas partisipasi yang kian meningkat setiap tahunnya. Acara ini menjadi platform untuk memperkuat tata kelola ekosistem bisnis dan keuangan islami, memberikan kontribusi positif pada perkembangan industri dan ekonomi berdasarkan prinsip-prinsip syariah.”

Salwa Atsilah, selaku Master of Ceremony (MC), membuka acara pada pagi hari ini. Acara dimulai dengan pembacaan kalam ilahi dan sambutan dari Prof. Rifqi Muhammad, SE., SH., M.Sc., SAS., Ph.D. yang bertindak sebagai ketua konferensi, “Terima kasih kepada semua peserta dan selamat kepada paper yang terpilih, dedikasi kalian menjadi cahaya inspirasi. Semoga setiap langkah yang diambil membawa keberhasilan yang lebih besar.” Dilanjutkan beberapa sambutan oleh Dr. Hardo Basuki, MSoc., CSA., CA., yang menjabat sebagai ketua Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) wilayah DIY dan Dekar Urumsah, S.E., S.Si., M.Com(IS)., Ph.D., CFrA.  

Dimulai pukul 08.00 WIB acara dimoderatori oleh Maulidyati Aisyah, S.E., M.Com(Adv) dengan mengundang beberapa speaker antara lain Prof. Dr. Aishat Muneeza berasal dari INCEIF University, Herman Saheruddin, S.E., M.S.M., Ph.D, sebagai Direktur Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Dr. Mahmudi, M.Si, Ak, CMA, selaku speaker dari FBE UII. Acara dapat dihadiri di Aula Utara Lantai 3 FBE UII dan laman zoom meeting. Herman mengangkat isu topik ‘Sharia Resolution for Business Sustainability of Islamic Financial Industry in Indonesia’ kemudian dilanjutkan oleh Mahmudi membahas tentang ‘Implementation of Shariah Governance in the Rill Sector & Islamic Financial Industry’. Setelah pemaparan, acara berlanjut dengan sesi diskusi yang dipandu oleh Mauli, baik melalui chat zoom maupun dengan menyelidiki pertanyaan secara langsung dalam suasana offline. Kemudian diselingi dengan pengambilan foto dan penyerahan sertifikat kepada para speaker

Memasuki acara yang terakhir yaitu parallel session, peserta presenter memasuki breakout room pada zoom untuk mempresentasikan hasil papernya. Pelaksanaan kegiatan ini berjalan dengan lancar tanpa ada kendala sedikitpun dan diakhiri dengan pengumuman awardee best paper on 2nd INCAF & 7th NCAF dan presenter, yang sekaligus pertanda berakhirnya acara pada siang hari ini. (PI)

Menilik Peluang dan Kesempatan dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Berbasis Teknologi dengan Securities Crowdfunding (SCF) Syariah

Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (ASFI) bekerjasama dengan Program Studi Akuntansi Universitas Islam Indonesia menggelar web seminar (webinar) Bulan Inklusi Keuangan 2023 yang bertajuk “Securities Crowdfunding Syariah sebagai Alternatif Investasi dan Permodalan” pada Selasa (10/10).

Webinar ini mengundang dua nama sebagai narasumber, yakni Founder dan CEO PT Dana Investasi Bersama (FundEx) M Agung Wibowo, M. Kom., Ketua Program Studi Akuntansi (FBE) Universitas Islam Indonesia Prof. Rifqi Muhammad, Ph.D., dan Pengawas Kelompok Spesialis Layanan Digital dan Keamanan Siber OJK Kurniatul Hasanah sebagai Keynote Speech. Lalu, terdapat dua sambutan dari Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Islam Indonesia Johan Arifin, Ph. D. dan Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah Indonesia Ronald Yusuf Wijaya.

Acara ini dipandu oleh Lutfi Fathus Sholihah dan Kinanthi Putri Ardhitami, M. Ak. sebagai moderator. Acara yang disiarkan langsung melalui Zoom Meeting ini diikuti kalangan umum dan tidak dikenakan biaya.

Webinar kali ini menyasar pada perkembangan teknologi di bidang fintech salah satunya adalah securities crowdfunding syariah. Data dari OJK yang disampaikan oleh Ronald menujukkan bahwa saat ini penyaluran dari securities crowdfunding sudah lebih dari 1 triliun rupiah.  Bahkan kebutuhan permodalan UKM saat ini mencapai 4.300 triliun dan beberapa sudah dilayani oleh berbagai lembaga keuangan. Adanya securities crowdfunding syariah diharapkan dapat terlibat dalam kegiatan pendanaan sekaligus pemanfaatan teknologi,

Pada kesempatan kali ini, Agung mengenalkan FundEx yaitu platform/penyelenggara yang mempertemukan dua pihak, investor dan investee, yang membutuhkan pengembangan produk dan bisnisnya. FundEx menawarkan berbagai macam instrumen investasi dan pendanaan dengan produk berupa stock/equity dan sukuk. Securities Crowdfunding Syariah diharapkan bisa bergabung dalam ekosistem wakaf dengan investment yang sifatnya blended financing yaitu mengolaborasikan investasi yang sifatnya sosial dari investor dengan investasi dari wakaf produktif.

Beberapa peluang dan tangangan investasi SCF Syariah dipaparkan oleh Rifqi di antaranya yaitu investor memiliki pilihan sector rill yang lebih beragam dan imbal hasil relatif lebih tinggi dibanding investasi konvensional. Tantangannya, kelangsungan usaha UMKM yang belum terjamin dan risiko kerugian relatif lebih tinggi. (R)

Kunci Keberhasilan Esa Salsabila Meraih Index Prestasi Tinggi

Stigma mengenai Indeks Prestasi Kumulatif atau seringkali disebut dengan IPK bukanlah hal penting seringkali berkeliaran di dunia maya. Memang, IPK tinggi belum menjamin mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Namun, tingginya IPK membuka lebih banyak kesempatan dalam meraih karir gemilang. Meraih IPK tinggi bukanlah pencapaian yang mudah. Butuh perjuangan tanpa lelah untuk meraihnya. 

Pada kesempatan kali ini kami berhasil mewawancarai salah satu mahasiswa akuntansi yang lulus dengan IPK tertinggi dalam Wisuda Periode I tahun ajaran 2023/2024. Esa Salsabila Ferreira, Mahasiswa Akuntansi angkatan 2019, menuturkan bahwa lulus dengan IPK tertinggi menjadi sebuah kebanggan tersendiri. Kerja kerasnya selama berkuliah akhirnya terbayar lunas setelah di wisuda. 

Mahasiswa dengan IPK 3,93 ini menuturkan meraih nilai tinggi tidaklah sesulit yang dibayangkan apabila dibarengi  dengan motivasi yang tinggi. Esa mengungkapkan kunci keberhasilannya yakni dengan aktif di kelas. “Saya mendapatkan IPK tersebut karena saya cukup aktif dikelas dan memperhatikan penjelasan dari dosen dan mengikuti dengan seksama,” ujar Esa. 

Selain berkuliah, Esa juga aktif dalam kegiatan kampus, yakni Koperasi Mahasiswa. Sibuk dengan rapat kegiatan organisasi dan mengerjakan setumpuk tugas kuliah yang tiada habisnya terdengar seperti tantangan yang besar. Namun, Esa menekankan bahwa kunci suksesnya adalah manajemen waktu yang efisien. “Menjadi mahasiswa yang aktif di organisasi menurut saya tidak terlalu mengganggu waktu belajar asalkan memiliki manajemen waktu yang baik,” ujarnya.

Esa juga berpesan kepada mahasiswa yang saat ini masih menjalani lika liku dunia perkuliahan dengan membangun motivasi belajar dalam diri, menikmati proses belajar tanpa paksaan, dan selalu memiliki target IPK di tiap semesternya. Dengan semangat dan tekad yang kuat, semua hal mungkin terjadi, seperti yang dibuktikan oleh Esa ini.

Carbon Tax: Peluang dan Tantangan Implementasinya

Pada Sabtu (23/09) Program Studi Akuntansi FBE UII bekerja sama dengan Grant Thornton Indonesia menyelenggarakan kuliah praktisi dengan judul Carbon Tax: Peluang dan Tantangan Implementasinya. Dalam acara tersebut, Diduk Yunarto Senior Tax Manager Grant Thornton Indonesia hadir sebagai pembicara.

Saat ini pemanasan global tengah terjadi di dunia. Pemanasan global adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata bumi. Akibatnya, suhu di bumi saat ini naik 1 derajat secara merata di seluruh dunia. Hal ini kemudian yang melatar belakangi penerapan kebijakan karbon di Indonesia. Pemerintah kemudian merumuskan paket kebijakan komprehensif terkait karbon yaitu melalui instrumen perdagangan dan non-perdagangan. Bersamaan dengan dikeluarkannya instrumen kebijakan non perdagangan, pemerintah melalui harmonisasi perpajakan pasal mengenai pajak karbon.

Pemerintah melalui harmonisasi perpajakan mulai merumuskan pasal mengenai pajak karbon, dengan landasan hukum yaitu UU HPP No. 7/2021 9 Pasal 13 yang diperkuat dengan landasan pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban pajak karbon melalui Perpres 98/2021 (Pasal 58) dan PP 55/2022 (Pasal 69 & 70). Dengan digarapnya peraturan terkait pajak karbon di Indonesia, Diduk berharap kebijakan yang diciptakan dapat memberikan pencerahan ketika pajak karbon telah diterapkan.

“Mudah-mudahan PSAK (re-Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) bisa memberi pencerahan ketika pajak karbon diterapkan pada tahun 2025 di samping ada PMK (re-Peraturan Menteri Keuangan). Ini untuk meminimalisir terjadi sengketa pajak terkait pengenaan dasar pajak karbon,” ujar Diduk.

Tujuan dirumuskannya pajak karbon sendiri menurut Diduk adalah mendukung penurunan emisi sehingga diharapkan dapat mengubah perilaku pelaku usaha dan beralih energi yang ramah lingkungan mengacu kepada ekonomi hijau. Perumusan ini juga mendorong inovasi dan investasi pelaku usaha dalam menciptakan produk rendah karbon. Diduk menambahkan pajak karbon dapat menjadi sumber penerimaan baru negara dengan estimasi penerimaan negara setiap tahunnya sebesar 43 Triliun Rupiah.

Di akhir, Diduk berpesan kepada mahasiswa akuntansi FBE UII untuk terus menambah pengetahuan dan ilmu terkait kebijakan karbon yang akan diterapkan oleh pemerintah pada tahun 2025. “Selalu update terkait peraturan dan perkembangan carbon tax mengingat negara kita banyak sekali mendapatkan investasi asing yang juga menjadi peluang bagi pendapatan negara yang berasal dari pemungutan atas pajak karbon,” tutup Diduk. (R)

Peringati Satu Dekade Kemitraan, Akuntansi UII Perkuat Kolaborasi dengan ACCA

Kamis (07/09) Prodi Akuntansi UII kembali menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) yang menandakan adanya pembaruan kerjasama antara UII dan ACCA. Acara yang digelar di Hotel Le Meridien ini sekaligus memperingati satu dekade kerjasama UII dengan ACCA.

Acara dengan tajuk “ACCA – UII: One Decade of Partnership” ini turut dihadiri perwakilan dari ACCA, Rektor, Dekan, dan Civitas Akademika UII. Perwakilan alumni ACCA UII juga turut hadir memeriahkan acara ini.

Acara ini menjadi collaborative space di mana mahasiswa, alumni UII, dan professional ACCA saling berbagi wawasan, pengetahuan, dan pengalaman dalam dunia profesi Akuntansi maupun kegiatan akademik ACCA di UII.

Acara ini terdiri dari dua sesi yakni, penandatanganan MoU dan Talkshow oleh perwakilan ACCA, alumni, serta mahasiswa UII. Penandatangan ini dilakukan langsung oleh Director Asia – Pacific at ACCA dan Rektor UII Fathul Wahid. “ACCA menjadi bagian untuk menjemput masa depan. Kami berusaha membekali mahasiswa kami berbagai program agar dapat berkompetisi dalam persaingan global,” ujar Fathul. 

Dalam pemaparannya Johan Arifin selaku Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomika menyampaikan bahwa ACCA tidak hanya menjadi kolaborator saja, tetapi juga membimbing kampus untuk mempersiapkan mahasiswa dengan kualifikasi terbaik. 

“Program ACCA menjadi jembatan untuk mahasiswa dalam mengeksplor dunia industri dan akademik,” ujar Johan.

Pada sesi selanjutnya, Nelva Qablina selaku mahasiswa UII yang juga menjadi narasumber acara tersebut bercerita mengenai bagaimana persiapan dia mengambil ujian ACCA. Nelva menerangkan bahwa pertama-tama ia mempelajari modul secara keseluruhan bersama dengan dosen-dosen di kampus. Pendekatan ini membantu mereka memahami materi secara mendalam dan memiliki pemahaman dasar yang kuat sebelum menghadapi ujian. Setelah ujian semester selesai (UAS), baru mulai melaksanakan latihan sendiri untuk persiapan ujian ACCA. “Aku juga highlight gimana aku ngorbanin full liburan semesterku buat preparation ujian ACCA gitu,” ujar Nelva.

Prodi Akuntansi UII juga menyelenggarakan sesi-sesi khusus seperti “revision class” yang berguna untuk mempersiapkan diri secara intensif sebelum ujian dengah ACCA approved learning provider, seperti LSAF dari Malaysia. 

Selama acara tersebut, Nelva berkesempatan berbicara dengan banyak anggota ACCA dan perwakilan dari berbagai perusahaan, yang memberikan saran yang sangat berharga kepada mahasiswa akuntansi. “Terus yang menurutku paling memotivasi adalah ketemu sama alumni alumni UII yang dulu jadi ACCA students. Kaya insight gimana cara ngelamar kerja di big 4 terus gimana ACCA certification itu nge push career,” pungkas Nelva.

Data Analytic, Potensi Baru Lulusan Akuntansi

Data Analyst menjadi topik pembicaraan di antara jobseekers beberapa tahun terakhir ini. Pekerjaan yang dapat dilakukan di lokasi belahan dunia manapun ini menarik hati para pencari kerja. Alia Tungga Dewi, mahasiswa Akuntansi Angkatan 2020.

Untuk mengisi kebosanan selama cuti kuliah, Alia mencari-cari hal yang dapat ia lakukan hingga ia tidak sengaja membaca threads mengenai data analytic di twitter terkait pekerjaan remote dengan gaji dolar. “Saya baca threadnya. Isinya ada tentang Data analyst kaya gimana kerjanya, skill apa yang dibutuhin, persaingannya gimana,” ungkapnya.

Keingintahuannya mendorong untuk mencoba semua bootcamp yang direkomendasikan dalam thread tersebut mulai dari yang gratis hingga berbayar. Dari jobdesk dan workflow baru yang selalu dapat dieksplor, Alia merasa tertantang setiap mengerjakan project. 

“Setelah terjun saya ngerasa seru juga belajar data analyst. Saya yang ngga ada basic perkodingan merasa tertantang buat nyelesain project per projectnya. Terus juga pekerjaanya ngga monoton. Selalu ada hal baru yang ditemuin dan kerjanya juga bebas mau ngerjain kapan aja dan dimana aja yg penting responsibility sama kerjaannya,” ujar Alia.

Saat ini Alia telah memiliki berbagai portfolio yang didapatkan melalui bootcamp. “Portofolio itu saya bikin dari mengerjakan tugas yang dikasih pada saat bootcamp. Tapi ada juga yang bikin dari kaggle. Namum kalo di kaggle, saya bener-bener explore sebebas saya ngga ada brief atau hal spesifik yang mau dicari jadi kadang sedikit bingung apa aja yang mau diexplore,” ujar Alia.

Alia juga bercerita bagaimana ia menjadi mentor fellowship Yayasan Anak Bangsa Bisa dalam event Generasi Gigih. Career coach Alia saat masih belajar di bootcamp menawarkannya kegiatannya ini. 

Career coach saya itu bekerja di gojek bagian senior risk analyst. Kebetulan beliau ditawarin untuk menjadi mentor fellowship ini. Namun menurutnya kalau diambil takutnya pekerjaannya yang lain ngga ke-handle. Jadi saya ditawarin. Setelah itu saya apply secara formal melalui webnya gojek,” tutur Alia. 

Sebagai mentor fellowship, Alia berperan sebagai capstone project yang membantu students dalam mengerjakan project dalam project internship mereka. Mulai dari technical feedback, code quality review, dan career advice kedepannya.

Di akhir sesi wawancara, Alia berpesan kepada sesama mahasiswa untuk explore hal apapun yang disukai dan belum pernah dilakukan. “Mumpung masih muda, coba investasi leher ke atas. Explore apapun yang disuka dan belum pernah dilakuin selama itu hal positive dan bisa naikin value diri,” tutupnya. (R)