#KataMereka: Mahasiswa Akuntansi UII Berbagi Kisah Kuliah Offline

Corona virus yang mulai masuk di Indonesia sejak awal tahun 2020 membuat hampir semua kegiatan ditunda atau malah dibatalkan. Sejak saat itu juga, ketergantungan terhadap teknologi semakin meningkat. Semua kegiatan yang biasanya dilaksanakan secara langsung dialihkan menjadi online, seperti perkuliahan. Per Januari 2022, kegiatan perkuliahan secara online di Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Islam Indonesia (FBE UII) sudah berlangsung selama 1 tahun 10 bulan.

Namun, kabar gembira terkait perkuliahan offline atau kuliah luring disampaikan oleh Rektor UII Prof Fathul Wahid saat ditemui oleh teman-teman media di Kampus Terpadu UII, Jumat (7/1). Fathul menyampaikan bahwa kegiatan perkuliahan luring dapat dilakukan secepatnya. “InsyaAllah kami sudah merencanakan semester depan akan semakin banyak yang luring,” ungkap Fathul. 

Merujuk dari hal tersebut, pihak universitas mulai mempersiapkan kuliah luring. Mulai dari survei minat kuliah luring hingga pengisian form melalui UII Lapor. Kuliah luring ini nanti akan ditujukan untuk mahasiswa angkatan 2020 dan 2021. 

Bersamaan dengan itu, tentunya perasaan antusias akan euforia kuliah luring dirasakan oleh mahasiswa 2020 dan 2021 yang notabene belum pernah kuliah secara langsung di kampus selama terhitung menjadi mahasiswa resmi UII. 

“Sangat senang karena saya bisa kembali bertemu teman-teman dan ini kali pertama bisa belajar tanpa ada batas jarak di setiap daerah. Dengan kuliah luring juga atmosfer pembelajaran akan lebih dirasakan mahasiswa tanpa melalui perantara media digital,” ungkap Nanda Abrajha, salah satu mahasiswa akuntansi angkatan 2020 yang ditargetkan mengikuti kuliah luring mulai Maret mendatang. 

Tak hanya Abrajha, euforia kuliah luring juga ikut dibagikan oleh kakak tingkat angkatan 2016 hingga 2019. Beberapa kakak tingkat membagikan pengalamannya saat perkuliahan luring sebelum pandemi yang berhasil dirangkum di bawah ini. 

 

Apa suka-duka yang dirasakan saat kuliah offline?

Arief Fajar, Akuntansi 2019 

“Dulu ketika kuliah offline aku merasakan banget yang namanya semangat berkompetisi secara positif, karena aku bisa berinteraksi langsung dengan teman-teman dari berbagai latar belakang, yang membuatku terus terpacu untuk belajar dan terus belajar.” 

“Di samping itu, ada beberapa kendala juga yang sempat aku alami terkait dengan waktu. Karena jarak antara rumah dan kampus cukup jauh, jadi membuatku harus siap untuk capek ketika ada kegiatan kampus hingga malam hari, apalagi jika paginya ada kelas. Kadang hal inilah yang membuatku terlambat ketika ada kelas pagi.” jelas Arief.

Della Septi, Akuntansi 2018 

“Sukanya ketemu banyak teman buat bertukar pikiran secara langsung. Pembelajaran pun lebih interaktif dan diskusi langsung dengan teman dan dosen sehingga lebih mudah paham. Dukanya susah cari tempat parkir kalau kuliah siang, dan kalau hujan juga macet banget di depan kampus” ujar Della.

 

Apa sih tempat di kampus atau sesuatu yang berkesan waktu kuliah offline

Della Septi, Akuntansi 2018

“Waktu offline suka banget duduk di ‘pantai’ atau di hall tengah buat kumpul-kumpul sama teman. Apalagi di ‘pantai’ anginnya sepoi-sepoi jadi makin nyaman ngobrolnya, abis itu jajan di KOPMA yang jajannya enak-enak,” ungkap Della.

Adelia Widya, Akuntansi 2017 

“Yang paling berkesan sih dulu aku di Masjid Al-Muqtashidin, favorit banget buat tempat ngeratain pinggang alias rebahan bentar di sela-sela jam kuliah. Selain itu, dulu tuh kalo sampai malam di kampus kadang ada kajian gitu habis maghrib, jadinya nambah ilmu juga sambil nunggu mood buat jalan pulang ke kos,” tutur Adelia.

 

Adakah pesan yang ingin disampaikan untuk adik-adik angkatan 2020 dan 2021 yang akan kuliah offline di semester depan?

Eri Dwi, Akuntansi 2016

“Pesanku sih, bagi kalian yang nyaman bertemu banyak orang, selagi kalian kuliah offline kalian perlu berteman dengan banyak orang. Ada banyak banget aktivitas positif yang bisa bikin kalian lebih berkembang, kayak misal ngadain belajar bareng sebelum ujian, main bareng ke suatu tempat, atau bisa juga dengan ikut kepanitiaan,” ujar Eri.

Narendra, Akuntansi 2018 

“Mungkin lebih sering kumpul ngerjain tugas bareng biar bisa tambah relasi dan punya keakraban yang lebih sama teman-teman kampus, tetapi tentunya harus tetap memperhatikan kesehatan diri kita dan tetap menjaga serta menerapkan protokol kesehatan,” tutur Narendra.

Kisah dari mahasiswa angkatan 2016-2019 ini bisa menjadi gambaran sebelum adik-adik 2020 dan 2021 mengikuti perkuliahan luring. Tentunya, dengan memperhatikan protokol kesehatan, perkuliahan luring ini semoga dapat terlaksana dengan lancar. (Berlian/Retno)

 

Prodi Akuntansi UII Berkolaborasi dengan Industri Selenggarakan Global Leaders Skill (GLS) untuk Mahasiswa

Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Unversitas Islam Indonesia (FBE UII) bekerjasama dengan Indmira untuk melaksanakan program Global Leaders Skill (GLS) Indmira Batch 1. Program ini bertujuan untuk melatih softskill mahasiswa  Prodi Akuntansi FBE UII. Sesuai dengan misi Indmira yaitu Mengoperasikan perusahaan secara efektif, efisien, dan menguntungkan dengan cara yang berorientasi pada pertumbuhan, komitmen pada layanan pelanggan, dan pengembangan sumber daya manusia.

Indmira sendiri merupakan salah satu perusahaan perusahaan berbasis teknologi yang telah melakukan penelitian dan pengembangan agrocomplex (pertanian, kehutanan, peternakan, dan perikanan), energi terbarukan, dan rehabilitasi lingkungan sejak tahun 1985. Dengan berfokus pada  perbaikan ekosistem, produksi pertanian dan pangan, demi menjaga ketahanan pangan di masa depan dan berkelanjutan. 

GLS Indmira Batch 1 terdiri dari 4 pertemuan yang diselenggarakan dengan dua metode yaitu daring dan luring. Program tersebut, diikuti oleh 28  peserta yang merupakan mahasiswa akuntansi tingkat akhir. Pada pertemuan pertama (28/12) topik yang dibahas yaitu tentang basic principles for sustainability dengan pemateri untuk topik tersebut adalah Andi Nusa Patria selaku Hou fertilizer and plant protection Indmira. 

Kemudian pada pertemuan kedua (21/01) membahas terkait Green supply chain, yaitu tentang cara daur ulang produk pertanian juga untuk lebih berguna. Pemateri dalam pertemuan tersebut adalah Dewi Wijayanti selaku operational manager Indmira. Kedua kelas tersebut dilaksanakan secara daring dengan menggunakan zoom meeting.

Untuk dua pertemuan selanjutnya dilaksanakan secara luring di dua tempat berbeda, yaitu Kampus Fakultas Bisnis dan Ekonomika dan Kantor Indmira. Pertemuan ketiga membahas tentang cost management for sustainable diisi oleh Muhammad Qori Aulawi selaku F&A manager Indmira. Dalam pertemuan ini membahas tentang cara mengelola keuangan perusahaan.

Pada pertemuan terakhir peserta diajak untuk berkunjung ke Kantor Indmira yang berlokasi di Jalan Kaliurang KM.16,3. Kegiatan yang dilakukan yaitu presentasi on site oleh setiap kelompok terkait isu terkini dengan tema berbeda. Peserta dituntut untuk melakukan analisis secara sistematis dan kritis. 

Dalam kegiatan tersebut, peserta yang merupakan mahasiswa aktif Prodi Akuntansi mengikutinya dengan antusias. Anita Putri Kumalasari, mahasiswi Akuntansi 2018, mengatakan bahwa program GLS Indmira Batch 1 merupakan suatu privilege bagi mahasiswa karena program tersebut sangat bermanfaat. Adapun hal lain yang ia dapatkan adalah menjadi lebih paham terkait isu terkini dan bagaimana berkontribusi dalam hal tersebut. “Biasanya aku cuma tahu tentang sustainability itu dari sisi lingkungan dan sosial. Ikut kelas Indmira kemarin eye opener banget. Sebagai mahasiswa akuntansi, aku merasa bisa take action lewat bidang yang memang aku tekuni saat ini, misal dengan mempelajari pengalokasian cost yang tepat bagi perusahaan untuk mewujudkan bisnis yang berkelanjutan,” ujar Anita. (Utami/Retno)

Tips Prestasi Mahasiswa Akuntansi UII, Imam Nur Fadilah: Circle Selection dan Time Management

Menjadi mahasiswa tentu bukan hanya belajar di dalam kelas, banyak kegiatan yang bisa dilakukan salah satunya dengan mengikuti organisasi yang ada di lingkungan kampus. Untuk hal ini keikutsertaan mahasiswa dalam organisasi yang ada diharapkan mampu melatih softskill dan kemampuan mahasiswa dalam manajemen waktu antara kuliah dan organisasi. Banyak mahasiswa Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Islam Indonesia (FBE UII) yang mengikuti organisasi baik tingkat fakultas maupun universitas. Imam Nur Fadhila, Mahasiswa Akuntansi Program Internasional UII, membagikan ceritanya dalam membagi waktu antara kuliah dan organisasi juga pelajaran yang ia dapat selama ini.

“Selama kuliah selain aktif di kegiatan akademik, menurutku aku juga bukan tipikal orang yang banyak ikut organisasi, ikut satu organisasi, yaitu Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) FBE UII. Barulah di tahun ke-3, aku coba untuk ikut salah satu organisasi antar kampus yaitu Foreign Policy Community Indonesia (FPCI),” ujar Imam. Ia mengaku keikutsertaannya dalam organisasi membantunya berkembang. Hal ini dikarenakan ia memiliki prinsip bahwa organisasi adalah wadah, yang di dalamnya ia dapat melakukan apapun dan dapat menjadi apapun. Dengan hal ini, organisasi bukanlah sebuah beban melainkan sebuah proses pembelajaran yang ia lalui dengan antusias.

Tidak hanya kegiatan organisasi, Imam juga aktif mengikuti banyak perlombaan salah satunya MoonsooSIM Enterprise Resource Management Competition Indonesia. Imam dan tim Jakal Atas berhasil masuk ke grand final dan meraih juara 4 dalam perlombaan tersebut. Selain itu ia juga aktif mengikuti lomba analisis paper tingkat nasional bersama KSPM serta seringkali memenangkan perlombaan tersebut diantaranya 3rd Runner Up MERMC International Singapore, 2nd Runner Up National MERMC Competition Indonesia, Runner Up MERMC Regional Competition 2021, Best Study Case Presentation ICMSS 2021, dan Finalist ICMSS 2021.

Seluruh pencapaian itu tentu tidak terlepas dari habit  yang ia terapkan selama di bangku perkuliahan salah satunya circle selection.

“Aku rasa yang bantu banget buat dapetin semua itu terkaitCircle Selection sih, jadi ketika mengikuti lomba atau project, biasanya teman satu tim berasal dari orang-orang yang sebelumnya sempat sudah kenal,” ucap Imam. 

Selain itu, Imam membagi habit terkait time management antara kuliah dan organisasi. Pada awalnya ia merupakan tipe yang fleksibel, tidak menentukan prioritas yang harus dikejar. Akan tetapi selama satu semester ini, ia mencoba untuk menentukan skala prioritas. “Tapi di satu semester ke belakang aku lagi mencoba mengaplikasikan manajemen waktuku berdasarkan skala prioritas aja sih. Mana yang paling urgent dan berdampak secara pribadi, itu yang aku kejar dan selesaikan dulu. Selebihnya jika gak terlalu urgent dan gak ada impactnya ke diri aku pribadi, umumnya aku tinggalin,” ujar Imam.

Dengan menerapkan habit yang telah dijelaskan di atas, terbukti ia mendapat hasil yang manis. Pada semester 7, ia berhasil lolos dalam program Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Pendidikan Tinggi di dua perusahaan sekaligus, yaitu PT Mandiri Persero Tbk dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart). Akan tetapi, dengan banyak pertimbangan akhirnya ia memutuskan untuk memilih Alfamart sebagai tempat ia menyelesaikan tugas akhir jalur program magang. ”Singkatnya aku memilih PT SAT (Alfamart) karena dari segi KPI, silabus, dan pencapaian magangnya lebih sesuai dan relate sama apa yang aku kejar di masa depan,” ujar Imam

Imam menceritakan program magangnya selama PT SAT. Ia menjelaskan bahwa dalam proses magang, terdapat dua role utama yaitu role pertama sebagai tim finance dan role kedua sebagai Assistant Manager. Di role finance ia terlibat dalam pelaporan laba rugi dan balance sheet, seperti aktiva tetap dan depresiasi. Di sisi lain ia juga diberikan tanggung jawab untuk memanage setiap dokumen yang nantinya akan dikirim kepada pihak franchisee/investor. Satu lagi yaitu peran Assistant Manager, di mana ia diberi tugas strategis untuk melakukan analisa laba rugi pada beberapa toko franchise dan ikut berkontribusi dalam memberikan solusi atas suatu masalah dan ikut mengimplementasikan setiap solusi yang telah disepakati tadi.

Dari kedua role tersebut, ia mengaku lebih menyukai role sebagai asisten manager. Alasan utamanya karena pada role tersebut ia banyak berinteraksi dengan stakeholder. “Di sisi lain aku juga diberi kesempatan untuk bertemu dengan stakeholder perusahaan dan mempresentasikan prospektus dan laporan keuangan di hadapan para stakeholder tersebut. Jadi memang lebih seru sih,” ucap Imam

Di ahir, ia memberikan pesan untuk terus berkembang dan tidak membatasi diri. “Jangan pernah batasi diri kita untuk terus berkembang, baik untuk belajar, berteman, hingga berorganisasi. Karena pada dasarnya apa yang kita dapat hari ini merupakan buah kebaikan dari apa yang kita perjuangkan sebelumnya” tutup Imam. (utami/retno)

 

Tips Prestasi Mahasiswa Akuntansi UII, Agnes Aura: Kesempatan Tidak Datang Dua Kali

Kehidupan selama perkuliahan perlu dimanfaatkan dengan baik. Banyak sekali kegiatan baik akademik maupun non-akademik yang bisa diikuti oleh mahasiswa. Kegiatan ini selain dapat digunakan untuk mengisi waktu luang, juga dapat menambah pengalaman serta relasi mahasiswa itu sendiri. Beragamnya kesempatan yang ditawarkan pada masa kuliah, belum tentu bisa didapatkan di waktu yang lain. Karenanya, seorang mahasiswa harus mampu memaksimalkan kesempatan yang ada, serta mengembangkan potensi maupun minat bakat yang dimilikinya. Agnes Aura Ainisha, atau yang akrab disapa Agnes, mahasiswa semester 7 Program Studi Akuntansi UII membagikan pengalamannya serta tips untuk tetap aktif baik secara akademik, maupun non akademik.

“Aku pernah jadi anggota HMJA Komisi FBE UII periode 19/20 sebagai Staf Departemen Event Organizer (EO),” tutur Agnes dalam wawancara secara virtual.

Ia mengungkapkan selama menjadi Staf EO tersebut diamanahi menjadi ketua event Accounting Generation Futsal League (AGFL) 2019. Beberapa waktu lalu, Agnes juga berhasil menjuarai kompetisi internasional MoonsooSIM Enterprise Resource Management Competition (MERMC) Grand Final 2021 bersama empat rekannya yang tergabung dalam tim Muzzafar Zayn.

Tak hanya itu, Agnes juga tergabung dalam kelas sertifikasi The Association of Chartered Certified Accountants (ACCA) yang dimulai sejak semester kedua perkuliahan. Dengan kesibukan yang padat tersebut, Agnes berusaha untuk tetap menjalani perkuliahannya secara maksimal. Pada kesibukannya sehari-hari, Agnes selalu membuat catatan daftar kegiatan yang memuat daftar prioritas aktivitas yang akan ia lakukan. Agnes merasa, catatan tersebut efektif membantunya dalam pengelolaan tugas dan manajemen waktu.

Dengan banyaknya kegiatan akademik maupun non-akademik ini, Agnes mengaku tak pernah membuat plan secara pasti kegiatan ataupun kompetisi apa saja yang akan ia ikuti. Saat ini, Agnes sedang mengikuti kegiatan magang yang dicanangkan pada Kurikulum Merdeka Belajar – Kampus Merdeka yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

“Emang ngalir aja tiap ada opportunity. Awal daftar magang tuh karena emang aku pengen ambil tugas akhir jalur magang. Ada yang cuma lolos di CV screening dan ada yang gak lolos sama sekali. Tapi akhirnya aku lolos di PT. Great Giant Pineapple,” ujar Agnes.

Agnes mengungkapkan ia mendaftar semua posisi yang berhubungan dengan akuntansi, kurang lebih 50 perusahaan. Tidak mudah perjuangan untuk diterima program magang tersebut. Selama magang Agnes mendapatkan gambaran kondisi dunia kerja yang sebenarnya.

“Kalau di magang tuh aku bener-bener tahu gimana dunia kerja yang sebenarnya, ada plus dan minusnya. Ilmu dan relasi yang aku dapetin juga lebih luas dari lingkup perkuliahan, organisasi, kepanitiaan, dan perlombaan,” tambah Agnes.

Agnes juga berpesan kepada teman-teman mahasiswa agar jangan pernah takut mencoba sesuatu yang baru. Dengan adanya sosok seperti Agnes, diharapkan mampu menjadi motivasi bagi teman-teman mahasiswa untuk memaksimalkan kesempatan serta potensi yang dimilikinya, karena kesempatan tidak datang dua kali. (retno/rh)

Alumni Akuntansi UII Berbagi Tips, Vina Aqmarina: Tidak Ada yang Namanya Tidak Bisa

#TuturAlumni merupakan terobosan baru yang diusung oleh Program Studi (Prodi) Akuntansi Universitas Islam Indonesia (UII). Dengan konsep podcast, alumni Prodi Akuntansi dapat membagikan pengalaman serta pesannya untuk mahasiswa.

Di episode pertama #TuturAlumni ini dibersamai oleh Vina Aqmarina, Alumni Prodi Akuntansi Angkatan 2014. Dalam podcast ini, Vina yang merupakan SAP-Consultant di Accenture Indonesia membagikan pengalamannya mulai dari sejarah awal memilih Prodi Akuntansi UII hingga di jenjang karirnya sekarang. “Dulu tuh aku gak tertarik untuk ambil jurusan Akuntansi, karena background waktu SMA IPA tuh. Gengsi dong masuk ekonomi,“ ungkap alumni lulusan 2018 ini. Vina mengungkapkan bahwa dulunya ia kekeh untuk masuk ke jurusan teknik yang sejalur dengan peminatannya semasa SMA. 

Vina menceritakan keinginannya untuk masuk ke bidang Akuntansi ini sedikit-banyak dipengaruhi oleh pengalaman teman Vina semasa SMA.  “Cerita dia itu yang membuat aku sadar bahwa jurusan itu sangat penting untuk menunjang karir kita,” ujar Vina.

“Di semester akhir, si dia (red-teman Vina) ini melihat teman bahkan kakak tingkatnya yang sudah lulus, banyak yang belum dapat kerja. Karena waktu itu kan fokus Indonesia di bidang ekonomi tuhAkhirnya dia kasih tahu ke aku kalau jangan mencari jurusan yang hanya membuat kamu (merasa) kece, tapi carilah jurusan yang benar-benar kamu butuhkan atau dibutuhkan di Indonesia.” jelas Vina. 

Dari pengalaman tersebut, kemudian Vina dengan mantap memilih untuk mendaftar di Prodi Akuntansi UII. “Sepertinya ini jurusan yang oke juga untuk aku jelajahi dan ternyata aku sangat tidak menyesal untuk join di Akuntansi UII ini,” ujar Vina. 

Walaupun mantap bergabung dengan Prodi Akuntansi UII, Vina mengaku kaget melihat materi perkuliahan yang ia dapatkan. Ia sangat asing dengan jurnal maupun akun yang merupakan inti dari Akuntansi itu sendiri. Vina mengalami ups-and-downs yang tak hanya sekali dua kali dirasakan di bangku perkuliahan. Hingga akhirnya, di posisi sekarang ini Vina dapat memberikan insight dan petuah-petuah untuk calon sarjana Akuntansi. “Gak ada orang yang gak bisa, selama dia mau berusaha,” ungkap Vina. 

Vina, yang dulunya juga merupakan Asisten Dosen Mata Kuliah Enterprise Resource Planning (ERP), ini juga memaparkan bahwa kegiatan non-akademik, seperti berorganisasi maupun kepanitiaan, juga sangat membantu dalam pengembangan soft skill-nya dan bermanfaat untuk kinerja dirinya di karier saat ini. “Jangan pernah berfikir bahwa organisasi itu penting untuk CV atau untuk menuh-menuhin CV. Karena organisasi itu penting untuk diri kita sendiri, mengasah soft skill kita,” tutur Vina. Untuk video lebih lengkapnya, bisa cek youtube Accounting UII, ya Sob! (Berlian/Retno).