Accounting UII Guest Lecture Invites BSI CISO to Discuss Cybersecurity and Digital Transaction Challenges

Accounting UII Guest Lecture Invites BSI CISO to Discuss Cybersecurity and Digital Transaction Challenges

Sleman, May 14, 2025,: The Accounting Study Program at Universitas Islam Indonesia (UII) held a Guest Lecture on Wednesday, May 14, 2025,, at the Aula Utara of the Faculty of Business and Economics. The event was conducted in a hybrid format, combining in-person attendance and online participation via Zoom and featured a prominent expert in information security.

The session welcomed Andri Purnomo, Chief Information Security Officer (CISO) of Bank Syariah Indonesia (BSI)as the keynote speaker. The lecture kicked off at 9:30 AM WIB and was met with great enthusiasm from accounting students, both on-site and online, as evident from the active Q&A session that followed the presentation.

In his talk, Andri addressed the key issues surrounding the digital landscape, particularly in the context of Islamic banking. He focuses on three main topics: the growth of digital transactions, the risks and challenges that come with them, and the vital role of cybersecurity in safeguarding modern financial systems.

He highlighted that digital transactions in Indonesia have been growing rapidly, fueled by increased Internet usage, innovations in financial technology, and strong support from regulators, such as Bank Indonesia and the Financial Services Authority (OJK). Tools such as QRIS, e-money, mobile banking, and Internet banking have now become integral to a more inclusive and efficient financial ecosystem.

However, Andri also reminded the audience of the serious challenges that have come with these advancements, especially concerning data security, consumer protection, and rising cyber threats. He stressed the importance of digital literacy and awareness of information security for accounting students.

“As future accountants and finance professionals, we must be ready to become a generation that not only understands numbers but is also digitally literate and security-aware,” he emphasized.

This guest lecture was viewed as a valuable opportunity for UII accounting students to gain relevant insights and prepare for the evolving demands of their future careers in the digital era.

Kuliah Praktisi Akuntansi UII Hadirkan CISO BSI, Bahas Keamanan Siber dan Tantangan Transaksi Digital

Kuliah Praktisi Akuntansi UII Hadirkan CISO BSI, Bahas Keamanan Siber dan Tantangan Transaksi Digital

Sleman, 14 Mei 2025 — Program Studi Akuntansi Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menyelenggarakan Kuliah Praktisi pada Rabu, 14 Mei 2025, bertempat di Aula Utara Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII. Acara ini dilaksanakan secara hybrid, yakni daring melalui Zoom dan luring, serta menghadirkan narasumber profesional di bidang keamanan informasi.

Kuliah ini menghadirkan Andri Purnomo, Chief Information Security Officer (CISO) dari Bank Syariah Indonesia (BSI), sebagai pembicara utama. Kegiatan dimulai pukul 09.30 WIB dan diikuti dengan antusias oleh mahasiswa Program Studi Akuntansi, baik secara langsung maupun daring. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan peserta selama sesi diskusi berlangsung.

Dalam paparannya, Andri Purnomo mengangkat isu-isu krusial seputar dunia digital, khususnya dalam konteks perbankan syariah. Ia membahas tiga poin utama, yakni: tren transaksi digital, risiko dan tantangan dalam transaksi digital, serta peran penting keamanan siber dalam menjaga integritas sistem keuangan modern.

Andri mengungkapkan bahwa transaksi digital di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, didorong oleh peningkatan penggunaan internet, inovasi teknologi finansial, serta dukungan regulasi dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berbagai instrumen seperti QRIS, uang elektronik, mobile banking, dan internet banking kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem keuangan yang inklusif dan efisien.

Namun, di balik kemajuan tersebut, ia mengingatkan bahwa terdapat tantangan serius yang harus dihadapi, terutama terkait keamanan data, perlindungan konsumen, dan meningkatnya ancaman dunia maya. Oleh karena itu, Andri menekankan pentingnya literasi digital dan kesadaran keamanan informasi bagi para mahasiswa akuntansi.

“Sebagai calon akuntan dan profesional keuangan, kita harus siap menjadi bagian dari generasi yang tidak hanya paham angka, tetapi juga melek digital dan melek keamanan informasi,” tegasnya.

Kuliah praktisi ini diharapkan dapat menjadi bekal penting bagi mahasiswa akuntansi UII dalam menghadapi tantangan profesi di era digital yang terus berkembang.

Kuliah Praktisi: A Digital Business definitely Starts from Problem, as Traveloka

Jumat, 27 Desember 2025 – Prodi Akuntansi UII menggelar kuliah praktisi dengan topik “Ekosistem Digital untuk Meningkatkan Kinerja Industri Pariwisata dan Kreatif”. Agenda ini dihadiri oleh Widya Listyowulan yang merupakan Vice President Traveloka, Public Policy & Government Relations.

 

Acara yang dimulai sejak pukul 9 pagi itu, dipenuhi oleh mahasiswa dari beberapa kelas mata kuliah Bisnis Digital dan Perpajakan yang diampu oleh Bapak Wirawan dan Bapak Arif Fajar. Meskipun dilaksanakan pada tanggal terjepit cuti nataru, tidak menyulutkan semangat mahasiswa untuk memenuhi Aula Utara FBE UII pagi itu(27/12). Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan bisnis digital yang telah diaplikasikan pada industri pariwisata, khususnya pada platform digital Traveloka. 

 

“Siapa yang pernah menggunakan Traveloka” tanya Widya diawal presentasinya. 

 

Traveloka adalah perusahaan teknologi yang menyediakan layanan perjalanan dan gaya hidup secara online. Traveloka didirikan pada tahun 2012 oleh Ferry Unardi, Derianto Kusuma, dan Albert Zhang. Awalnya, Traveloka berfungsi sebagai mesin pencari untuk membandingkan harga tiket pesawat. Kini, Traveloka telah berkembang menjadi platform yang menyediakan berbagai layanan perjalanan.

 

A digital business definitely starts from problems, ketika mendapati masalah disitulah otak manusia mengeluarkan potensi terbaiknya dengan ide-ide kreatif yang sebenarnya masih sangat realistis untuk diwujudkan” jelas widya saat menceritakan asal mula terbentuknya Traveloka. 

 

Hal yang paling penting ketika memiliki digital business adalah public policy dan menjaga digital customers. Widya sebagai seorang vice president dibidang public policy menerangkan bahwa, ada banyak aturan pemerintah yang perlu ditaati saat membangun sebuah bisnis. Selain itu, ada juga beberapa aturan yang perlu didiskusikan dengan pemerintah untuk mencari solusi terbaiknya. Hal ini akan menjadi concern, karena proses bisnis yang dijalankan digital business lebih transparan dan daily monitor bahkan oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, para pelanggan dituntut untuk membaca setiap aturan yang melekat sebelum menjadi pengguna layanan. 

 

Selain itu, hal yang paling identik dengan pelanggan adalah ulasan layanan setelah penggunaan. Kecepatan teknologi memberikan akses yang lebih kepada masyarakat untuk merekomdasikan atau bahkan memberikan kritik pedas terhadap layanan digital business. Hal ini perlu diwaspadai, sebab review yang baik akan mendatangkan lebih banyak orang, tetapi review yang buruk akan berakibat pada kepailitan perusahaan. Tantangan digital business adalah menjaga para digital customers dengan mendengarkan setiap kritik dan komplain, serta memberikan reward kepada mereka yang loyal. 

 

“Ada satu hal menarik yang saya temukan saat riset market anak muda saat ini, mereka cenderung lebih suka dengan sesuatu yang beririsan dengan sustainability, gaya hidup sehat dengan rutin olahraga, membawa tumbler dan shopping bag untuk menghindari plastik; dan banyak hal lain. Hal ini yang kami coba kampanyekan pada produk-produk layanan Traveloka” jelas Widya.

 

Jika ditanya apakah digital transformation itu penting? Maka jawabannya sangat penting. Pergerakan teknologi yang terus berkembang mulai dari kemunculan AI hingga berbagai kemudahan hidup saat ini, menuntut manusia menemukan perannya. Orang-orang yang menjadi bagian dari transformasi itu bukan hanya engineer, tetapi analyst bahkan akuntan. Permasalahan yang terus baru, menuntut akuntan tidak hanya diam didepan buku besar dan jurnal laporan keuangan, tetapi juga andil dalam mencari solusi.. 

 

Satu hal yang ditekankan pada akhir materi Widya Listyowulan adalah “If you ready to start digital business, you must be ready to explore the complexity, aware more problems, and keep engage with the digital customers.” (AW)

 

Future Talk IUP FBE: Success is The Collective of Problem Solved

Jumat, 13 Desember 2024 – International Program Forum FBE UII menggelar talkshow berjudul “One Journey, Many Opportunity: Pitching Your Way to Study and Work Abroad”. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa International Undergraduated Program dari tiga jurusan: Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi. Acara ini mendatangkan tiga alumni hebat yang telah sukses menamatkan studi mereka di dalam, maupun luar negeri. Mereka adalah M. Fakhrul Arifin dari Prodi Akuntansi angkatan 2020 yang telah menyelesaikan program double degree-nya di Saxion University, Netherlands.Selain Fakhrul, juga ada Rosa Akhirunnisa yang merupakan alumni dari Accounting IUP dan memiliki sekolah anak. 

 

Dalam sambutannya, Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni berpesan kepada seluruh peserta yang hadir bahwa “Memiliki kesempatan berkuliah pun saja sudah termasuk privilege, apalagi bisa kuliah bahkan kerja diluar negeri. Harapannya kegiatan ini dapat memotivasi mahasiswa untuk meraih cita-citanya setinggi dan sejauh mungkin” Jelas Drs. Achmad Tohirin, MA., Ph.D

 

Rangkaian acara talkshow dimulai dengan perkenalan dari para pembicara dan cerita singkat mereka selama berkuliah di Prodi Akuntansi IUP FBE UII. Materi dimulai oleh Rosa Akhirunnisa, ibu anak satu ini menceritakan perjalanan belajarnya dan merintis usaha saat masih berkuliah di Akuntansi IUP UII. Faktanya, ia telah memulai bisnis sejak masih berkuliah bahkan sempat ditipu oleh investor senilai ratusan juta. Tetapi segala pengalaman gagalnya, mampu membawanya melangkah lebih jauh. Menjadi seorang lulusan Akuntansi, tidak menyurutkan Rosa untuk belajar lebih banyak lagi tentang bisnis. Alih-alih menjadi seorang akuntan, Ia malah mengambil berbagai macam kursus dibidang marketing dan business development. 

 

“From Accounting to Marketing and Now Psychology. I’m trying to unlock new skills, gain more insight in business, because anything is possible. Every opportunity will comes when we are ready to accept it! So, i always prepare my self” terang Rosa dalam sesinya. 

 

Satu hal yang menarik adalah keinginannya untuk mengetahui lebih lanjut tentang pendidikan anak usia dini, hingga mengambil kuliah bidang montessori. Ilmu ini ia pelajari untuk mempersiapkan diri menjadi seorang ibu. Metode Montessori adalah suatu metode pendidikan untuk anak-anak, berdasar pada teori perkembangan anak oleh Dr. Maria Montessori. Kegemarannya belajar memberikan motivasi yang besar untuk mendirikan sekolah taman bermain yang berbasis Metode Montessori. 

 

Di akhir sesi, Rosa dihujani berbagai pertanyaan oleh peserta seminar. Lucunya sebagian besar dari mereka, menanyakan perihal parenting dan pre-school untuk balita. Rosa sempat memastikan “Ini Seminar untuk Mahasiswa kan ya? Bukan Calon Orang Tua?” Tanyanya dengan nada bercanda pada para peserta seminar. Ia menjawab semua pertanyaan dengan lugas.

Sesi berikutnya dilanjutkan oleh M. Fakhrul Arifin. Sebagai freshgraduated double degree di Belanda, cerita yang diberikan oleh Fakhrul sangat menarik para peserta. Sesekali ia melempar lelucon dan cerita lucu sewaktu menjalankan perkuliahan di Saxion University. Selama ia menjalankan perkuliahan di Belanda, Fakhrul mendapatkan banyak pengalaman yang mengubah cara pandangnya. Salah satunya, ia menemui orang Indonesia yang memutuskan menetap dan bekerja di Belanda, juga ia bertemu dengan mahasiswa Indonesia lain di Belanda dan membuka bisnis kecil-kecilan saat ada acara bazaar kebudayaan. 

 

Beberapa sidehustle ia lakukan dengan bayaran yang bahkan sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan UMR Jogja. Sebagai seorang muslim juga tidak fleksibel beribadah selayaknya di Indonesia. Fakhrul menceritakan pada saat waktu kuliah bertabrakan dengan waktu solat dan dia harus keluar dari kelas beberapa saat. 

 

“Europe and western people very strick in time. I go to one and only mosque near campus for Jummah Pray. They use double language for pray, they use turkish and dutch. When we go back in the class, the lecturer getting mad and asking us where we’re from?” Curahnya pada saat bercerita. 

 

Sebagai generasi penerus bangsa, anak muda saat ini perlu memiliki growth mindset. Jenis mindset ini-pun yang dimiliki ketiga pembicara yang hadir pada Seminar Future Leader. Growth mindset adalah pola pikir yang percaya bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat berkembang melalui usaha, strategi, dan bantuan dari orang lain. Selain itu, terbiasa berhadapan dengan kegagalan justru membuat para orang sukses ini tidak takut mengambil langkah. 

 

“Because Success is The Collective of Problem Solved” – I. M. Pei (AW)

Pidato Pengukuhan Profesor Johan Arifin Ph.D: Ancaman Patologi Birokrasi pada Lembaga Sektor Publik di Indonesia

Selasa, 3 Desember 2024, Prof. Johan Arifin, S.E., M.Si., Ph.D., CFrA, CertIPSAS dikukuhkan sebagai Profesor bidang Ilmu Akuntansi Sektor Publik Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) UII. Senyuman bangga menyambut langkah beliau menuju panggung Auditorium Kahar Muzakir Universitas Islam Indonesia pagi itu. Jubah kebesaran profesor terlihat gagah dikenakannya di podium selatan, mencerminkan prestasi tertinggi dalam dunia akademisi. Prof. Johan mengawali pidatonya dengan pemutaran video singkat tentang latar belakang perjalanan karir dan keluarganya.

 

”semoga pencapaian ini memberikan motivasi untuk terus belajar, membagikan ilmu dan bermanfaat bagi masyarakat, untuk anak-anakku semoga pencapaian bapak ini bisa menginspirasi untuk terus mengejar cita-cita setinggi mungkin. InsyaAllah akan tercapai bila dilakukan dengan penuh semangat, doa dan ikhtiar yang maksimal” Jelas Prof. Johan di awal pidato.

 

Pidato pengukuhan sang Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomika ini berjudul “Penguatan Praktik Transparansi & Akuntabilitas Publik Perspektif Isomorfisme Teori Institusional” Prof. Johan menjabarkan salah satu permasalahan lembaga sektor publik yaitu sistem birokrasi di ruang lingkup pemerintahan. Hal ini menjadi masalah karena berdasarkan temuan analisis Prof. Johan, birokrasi di Indonesia tidak berjalan dengan baik. 

 

Keberadaan patologi birokrasi memicu terjadinya penyalahgunaan kewenangan. Beberapa penyebab terjadinya patologi birokrasi adalah; adanya interaksi palsu, nepotisme atas kekerabaran, struktur kinerja birokrat yang tidak linear, adanya budaya paternalisme, dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap lingkungan birokrasi. 

 

Negara sebagai pusat keteraturan lembaga sektor publik memberikan solusi atas adanya patologi birokrasi yaitu dengan penerapan public governance. Dengan mengedepankan prinsip transparansi dan akuntabilitas, public govenance memberi ruang kepada pihak-pihak diluar penyelenggara negara untuk berpartisipasi secara optimal sehingga memungkinkan adanya sinergi antara mereka. Praktik admininstrasi negara, pelaku ekonomi, masyarakat umum bekerja lebih efektif untuk mencapai kesejahteraan. 

 

Dalam pidatonya Prof. Johan mengemukakan bahwa “Ada 3 pilar public governance yaitu; Pemerintah, Sektor swasta dan Masyarakat. Setiap kelompok saling mengawasi satu sama lain, agar prinsip transparansi dan akuntabilitas pada sektor publik tetap terjaga”

 

Walaupun public governance sudah menjadi solusi andalan, tetapi selalu ada cela untuk melemahkan transparansi dan akuntabilitas di Indonesia. Beberapa faktor penyebabnya adalah; lemahnya pengetahuan serta kecakapan gerakan sosial dalam memberdayakan masyarakat untuk menagih hak-haknya; dan pada lingkungan pemerintah daerah belum sepenuhnya memiliki sistem transparansi, akuntabilitas, ditambah dengan lambannya respon pelayanan publik. 

 

Prof. Johan melanjutkan kajiannya dalam perspektif Isomorfisme Institusional, yakni proses meniru dalam organisasi, dimana suatu organisasi diminta untuk menyerupai organisasi lain yang menghadapi kondisi lingkungan yang sama. 

 

“Kesimpulan yang dapat diambil adalah saat ini lembaga sektor publik, utamanya pemerintahan sedang menghadapi permasalahan terkait patologi birokrasi, hal ini secara langsung memicu praktek KKN pada lembaga pemerintahan. Konsep Public Governance setidaknya memberikan harapan bagi Indonesia atas praktek transparansi dan akuntabilitas disemua lembaga pemerintahan di Indonesia baik pusat maupun daerah” Simpul Prof. Johan pada bagian akhir pidato.

 

Dalam Studi Isomorfisme Teori institusional, ditemukan beberapa data pelaksanaan sektor publik di Indonesia memberikan bukti bahwa budaya meniru sesuatu yang lebih baik untuk meningkatkan legitimasi pada organisasi sektor publik di Indonesia. Oleh karena itu, teori ini mampu menjadi dasar bahwa kegiatan studi banding dan sharing antar satu organisasi sektor publik dengan lainnya mampu memberikan dampak yang cukup siginifikan dalam pelaksanaan public governance. 

 

Pidato ditutup dengan pesan haru dan ucapan terima kasih oleh Prof. Johan kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam perjalanan akademiknya. Beliau menyebutkan semua nama yang berperan, mulai dari keluarga hingga teman sejawat seperjuangannya. Untaian doa tiada henti beliau berikan kepada semua peserta rapat terbuka pada hari itu. 

 

“Semoga segala harap, mimpi dan cita-cita hadirin semua selalu diberkahi dan dimudahkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala” Tutup Prof. Johan dalam pidatonya.(AW)

Tymba Education: Melampaui Batas Dunia dengan Akuntansi

Yogyakarta, 2 Desember 2024 – Prodi Akuntansi UII mengadakan kegiatan Sharing Session bersama Tymba Education Group dengan judul diskusi “The Future of Accounting: Evolution in The Next Decade” yang diikuti oleh sebagian besar mahasiswa aktif Prodi Akuntansi UII. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Utara Gedung Ace Partadiredja FBE UII. Pada sharing session, Prodi Akuntansi menghadirkan narasumber yang merupakan Founder dari Tymba Education: Professional Accountancy Centre yaitu Mr. Airil Razali BFP ACA, ACCA., CA(M)., CPA(M) dari negeri jiran Malaysia. 

 

Tymba Education adalah Pusat Akuntansi Profesional dan penyedia kuliah yang bisa didapatkan untuk kualifikasi akuntansi profesional seperti ACCA, MICPA-CAANZ, ICAEW & CIMA. Tymba memiliki program keterampilan dan kualifikasi profesional lainnya seperti CESGA yang terkait dengan industri akuntansi. Kedatangan dari Tymba Education di Prodi Akuntansi UII diharapkan mampu memberikan motivasi mahasiswa untuk menjadi seorang profesional akuntan. 

 

“Dengan kedatangan bro Airil ini, semoga dapat memberikan insight terupdate mengenai perkembangan industri bisnis khususnya pada peran akuntan saat ini hingga dimasa depan. Untuk teman-teman mahasiswa yang hadir hari ini silahkan bertanya sebanyak mungkin” papar Prof. Rifqi Muhammad dalam sambutan pembukaan acara pagi itu.

 

Materi dimulai dengan data dari Tymba Education tentang pergeseran model industri saat ini, khususnya pada penerapan ilmu akuntansi. Mr. Airil mengungkapkan bahwa salah satu kunci relevansi seorang akuntan pada pergerakan industri global, adalah kecepatannya dalam penyesuaian ilmu pengetahuan. Sertifikasi ilmu akuntansi, analitikal data dan user behavior pada platform digital hingga game menjadi penting bagi seorang akuntan. 

 

“The Globalization of Accounting Standard Has Made The World Borderless” tegas Mr. Airil disela materinya.

 

Perkembangan ilmu akuntansi saat ini menjadikan peran akuntan tanpa batas. Kecerdasan seorang akuntan tidak sebatas balancing financial report tetapi mengetahui umur perusahaan hingga efektifitas perusahaan tersebut dalam menjalankan bisnisnya. Pengukuran keuangan menjadi data pendukung yang kuat, tetapi kemampuan analisis seorang akuntan lebih diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, isu pergantian peran manusia ke Artificial Intelegence  menjadi tidak relevan lagi saat ini.

 

Tymba Education menawarkan solusi dari berbagai kebutuhan akselerasi ilmu dan kompetensi lulusan Prodi Akuntansi UII. Salah satunya dengan sertifikasi ACCA yang dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa Prodi Akuntansi UII yang berminat menjadi seorang profesional akuntan. Sertifikasi-sertifikasi ini akan menjadikan lulusan lebih menonjol dan bersinar dibanding para pelamar lain. 

 

Kegiatan pagi itu ditutup dengan sesi tanya jawab dengan pemateri dan foto bersama. Dari pertemuan tersebut, mahasiswa mendapatkan wawasan terbaru atas kriteria yang dibutuhkan organisasi saat akan merekrut seorang akuntan.(AW)

Menelisik Jejak Kejahatan Keuangan: Moral, Etika dan Fraud

Yogyakarta, 25 Oktober 2024 – Prodi Akuntansi UII menggelar kegiatan Kuliah Umum dan Penyerahan Sertifikat Audit Forensik dengan tajuk “Peran Auditor dalam Membangun Budaya Integritas Bangsa” yang diikuti oleh para lulusan sertifikasi Audit Forensik Klaster 1 Tahun 2024. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Utara Fakultas Bisnis & Ekonomika UII. Pada sesi seminar Prodi Akuntansi menghadirkan narasumber yang ahli dalam bidang audit forensic yaitu; Bapak Hendi Yogi Prabowo, SE., M.For.Accy., PhD., CFrA yang merupakan dosen Audit Forensik di Prodi Akuntansi UII dan Bapak Dr. Mohammad Mahsun, SE., M.Si., Ak., CA., CPA., CFrA yang merupakan Koordinator Manager pada KAP MNK & Partners.

Acara diawali dengan sambutan dari Bapak Johan Arifin S.E., M.Si., Ph.D., CFrA, CertIPSAS yang merupakan Dekan Fakultas Bisnis & Ekonomika UII. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan tujuan kegiatan ini adalah untuk mengapresiasi semangat dan belajar para peserta sertifikasi yang telah lulus dalam Ujian Sertifikasi Audit Forensik Klaster 1 tahun ini. Ia juga membagikan wawasan bahwa ditengah perubahan teknologi yang berkembang pesat saat ini, potensi auditor forensik dalam memecahkan kasus juga semakin mudah dan sulit dalam bersamaan. Adanya media sosial dan big data yang tersebar luas mampu memberikan informasi pendukung lebih mudah, namun dengan demikan juga berarti proses verifikasi keaslian data-pun juga perlu lebih mendetail lagi.

“Selamat kepada semua lulusan. Semoga setelah lengkap semuanya setelah klaster 1 ini, Anda sudah menjadi ahli dibidang pendeteksian dan pencegahan fraud. Sudah ada poinnya untuk bekal anda mencari kerja. Harapannya sehingga ketika lulus nanti dapat menambah nilai kompetitif Anda di dunia kerja.” Imbuh Bapak Dekan dalam sambutan pembukaan acara.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan upacara penyerahan sertifikat kepada seluruh lulusan Sertifikasi Audit Forensik. Setiap nama dipanggil bergantian lalu berjabat tangan dengan pak Dekan dan mengambil sertifikatnya di depan panggung. Acara seremonial diakhiri dengan foto bersama antara pimpinan kampus, peserta serfikasi dan narasumber seminar hari itu.

Acara berikutnya adalah pemaparan materi oleh Bapak Hendi Yogi yang dipandu oleh moderator yaitu bapak Wirawan Hardinto, SE., MBA. Pak Hendi memberikan materi secara dalam virtual meeting karena terkendala kesehatan. Materi tersebut berisi tentang suatu culture perusahaan sangat berpengaruh pada potensi-potensi fraud yang terjadi. Selain itu, perbedaan etika dan moral yang disampaikan juga memberikan wawasan baru bagi para lulusan sertifikasi yang nantinya siap kerja.

“Jadi orang yang bermoral saja tidak cukup dalam dunia profesi, saat masuk dunia kerja Anda bukan hanya moral tapi juga etika. Etika lebih praktikal, moral lebih ke sifat. Tergantung profesi apa yang dipilih untuk berkarir, nilai etika akan mengikuti budaya organisasi tempat Anda berkarir itu.” Jelasnya saat membawakan materi.

Materi selanjutnya diberikan oleh bapak Muhammad Mahsun terkait kejahatan-kejahatan keuangan yang terjadi di lingkungan perusahaan hingga negara. Beliau juga menceritakan pengalamannya saat menangani kasus kriminalitas yang erat kaitannya dengan kecurangan keuangan hingga tindak pidana pencucian uang. Beliau merangkaikan materi pemahaman budaya dari suatu daerah yang ternyata mampu memicu terjadinya fraud. Budaya Indonesia yang sopan santun, menghargai sesama dan penuh tata krama saja mampu memberi cela untuk dilakukannya fraud oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab dengan imbal hasil keuntungan pribadi.

“Polisi butuh auditor forensik, belum banyak yang menggeluti bidang ini. Sehingga peluang bekerja saat ini masih banyak. Tugas auditor forensik banyak. Setelah tau ada unsur fraud disitu. Penggelapan, pemalsuan, penipuan. Gejala turunannya, money laundry. Ketika memiliki kompetensi yang pas, tentu Anda akan dipercaya untuk mengusut aset2 yang diteliti.” jelas pak Mahsun dalam paparan materinya

Pesan terakhir dari kedua pemateri adalah bahwa, ketika para peserta yang hari ini datang lulus dan terjun ke dunia kerja sebaiknya kuatkan tekad dan tanamkan dalam hati bahwa tugas sebagai manusia di dunia hanya beribadah. Menjadi lulusan muda juga sebaiknya berprinsip yang kuat sehingga tidak mudah untuk terlibat dalam tindakan-tindakan kecurangan yang tidak diharapkan.(AW)

Talkcounting Alumni: Berawal dari Film ‘The Accountant’, Berakhir Menjadi Auditor Pemerintahan

Yogyakarta, 07 September 2024 – Prodi Akuntansi UII menggelar kembali kegiatan Talkcounting Alumni Series 2 dengan tajuk “Menyiapkan Karir Sebagai Auditor Pemerintah” yang diikuti oleh Mahasiswa Aktif Prodi Akuntansi UII. Acara ini digelar secara daring melalui kanal ZOOM program studi. Dua alumni yang hadir menjadi narasumber yaitu; Dhiandra Rahmadani yang saat ini bekerja sebagai Auditor di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI dan Ihsan Manshur yang saat ini bekerja sebagai Auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) RI.

Sekretaris Prodi Akuntansi UII Program Internasional dalam sambutannya memaparkan tujuan diadakannya agenda ini yaitu sebagai bentuk pemahaman dan eksplorasi mahasiswa tentang profil karir lulusan Akuntansi. Hal ini juga mampu memberikan motivasi untuk semakin mempersiapkan diri menghadapi perkuliahan di semester ganjil.

 “Harpaannya teman-teman mahasiswa bisa mendengar secara langsung pengalaman dari para alumni, tentu banyak persiapan saat mengikuti rangkaian tes, itu bisa dipelajari sejak jauh hari juga” kutip Bu Maulidyati Aisyah, S.E., M.Com(Adv). dalam akhir sambutannya.

Cerita diawali oleh Ihsan yang menjelaskan tentang perjalanan karirnya hingga memilih menjadi auditor pemerintah. Sejak berkuliah ia sudah tertarik dengan ranah pemerintahan, sehingga menggali lebih dalam profesi-profesi yang relevan dengan jurusan kuliah pada saat itu. Di tahun pertama ia masih mencari jati diri, hingga tahun ketiga ia berkuliah baru mengerti tentang auditor lebih dalam.

“Ditahun ketiga muncul film yang menarik yang judulnya The Accountant. Ceritanya menggambarkan adrenalin menjadi auditor, dari situ lah saya tertarik. Karena ketika jadi auditor itu kita harus solving puzzle gitu. Tidak terlalu numerical, tetapi lebih ke arah visualisasi dan kreatifitas” jelas Ihsan dalam memaparkan alasan pilihan karir saat ini.

Berbeda halnya dengan Dhiandra, ia sempat ragu ingin berkiprah di dunia pemerintah. Menurut ia, isu pemerintahan terkesan kaku dan tabu untuk diperbincangkan selain di ranah pemerintahan itu sendiri. Tetapi anggapannya salah ketika akhirnya memilih menjadi auditor di BPK.

Dimasa perkuliahan Dhiandra cukup aktif di beberapa kegiatan kepanitiaan, sehingga menurutnya itu juga modal untuk menjadi seorang auditor. Walaupun beberapa mata kuliah dulu sangat relevan, menurutnya belum ada alasan yang cukup kuat untuk menggiringnya pada pilihan audior pemerintah. Sampai pada ketika menjadi freshgraduated, ia mencoba apply di beberapa kantor akuntan publik hingga BIG 10 company.

Sayangnya, tidak ada satupun yang lolos, hingga akhirnya ada pembukaan seleksi CASN. Bermodal restu penuh dari orang tua yang mendukungnya menjadi seorang ASN, ia memberanikan diri untuk daftar dan bersaing dengan puluhan ribu pendaftar lainnya. Menurutnya, pada bagian SKB dan pemberkasan adalah tahapan yang paling sulit, ada 500 soal psikotest yang harus ia selesaikan dalam waktu singkat. Ia membagikan tips untuk memilih formasi yang paling menguntungkan dan paling sedikit pelamarnya. Jalur cumlaude menjadi jalan yang ia ambil. Setelah lolos, ternyata masih banyak proses yang harus ia lalui.

“…ada diklat dalam setahun pertama. Setiap hari harus belajar, harus kerja tugas, harus kerja kelompok. Yang diperlukan yaa hanya semangat belajar, banyak yang sakit, banyak yang kehilangan motivasi ditengah jalan. Kita benar-benar belajar terus menerus, bahkan saat ini sebelum kita memeriksa instansi pasti harus belajar lagi. Jadi motivasi belajar itu yang harus terus ada, kalaupun low sebisa mungkin cari pelarian positif misal olahraga atau sekedar catch up sama temen-temen sebentar” jelas Dhiandra dalam cerita perjalannya.

Pesan terakhir dari kedua alumni adalah untuk jalan karir tidak baik menjadi terlalu idealis. Kita memang punya gambaran hidup yang kita inginkan, tapi jangan sampai membatasi untuk mengambil kesempatan yang sedang disuguhkan Tuhan saat ini. Bisa jadi perjalanan karir ini justru membawa kita menjadi lebih dekat dengan apa yang kita mau. Dan tetap terus berprasangka baik sama rencana Allah SWT. -AWF

Talkcounting Alumni: Berkarir di BIG 4 Rasanya Seperti Lanjut S2 Tapi Digaji

Yogyakarta, 24 Agustus 2024 – Prodi Akuntansi UII menggelar kegiatan Talkcounting Alumni Series 1 dengan tajuk “Menyiapkan Karir sebagai Auditor Big Four” yang diikuti oleh Mahasiswa Aktif Prodi Akuntansi UII. Acara ini merupakan sesi perkenalan awal dari rangkaian penyambutan mahasiswa baru angkatan 2024. Acara ini mendatangkan tiga alumni hebat yang saat ini berkarir di perusahaan akuntan publik terbesar di dunia yaitu; Dira Sartika Ardi sebagai Assurance Associate 2 di EY Indonesia, M Reza Febriansyah sebagai Audit Associate di KPMG Indonesia; dan Ridani Wiyani sebagai Assurance Senior Associate di PwC Indonesia.

Ketua Prodi Akuntansi Program Sarjana, Prof. Rifqi Muhammad, PhD dalam sambutannya memaparkan tujuan diadakan Talkcounting ini yaitu sebagai gambaran kepada mahasiswa aktif serta motivasi untuk menghadapi perkuliahan di semester depan yang akan dimulai pada awal September.

Alumni-alumni yang dihadirkan pada hari ini (24/08) akan menjadi role model yang jejaknya bias ditiru oleh para mahasiswa hingga mereka lulus nanti. Perusahaan yang tergabung dalam julukan BIG 4 menjadi incaran semua lulusan akuntansi di seluruh Indonesia, sehingga sebagai calon lulusan Prodi Akuntansi UII juga diharapkan memiliki daya saing yang sama dengan lulusan perguruan tinggi terbaik di negara ini.

“Dengan adanya kegiatan ini teman-teman mahasiswa bisa belajar dan mendengar bagaimana persepsi lulusan UII di ranah organisasi dan perusahaan top dunia. Bahwa ternyata begitu membanggakan, beretika baik dengan karakternya yang khasnya sebagai keluarga besar UII. Maka tanyakanlah pada kakak-kakakmu ini sebanyak mungkin, karena mereka yang kami maksudkan ‘the real AkuntanMasaKini’” Imbuh Prof. Rifqi dalam sambutannya.

Ketiga alumni yang hadir memiliki perjalanan yang berbeda-beda hingga akhirnya diterima oleh perusahaan BIG 4. Ridani yang merupakan mahasiswa angkatan 2016 memilih untuk sekolah Program Profesi Akuntansi (PPAk) selama setahun setelah lulus sarjana dari Prodi Akuntansi UII. Setelah mendapatkan gelar profesi (Ak) baru mendaftar ke PwC Indonesia, berbeda dengan Reza. Saat ia yang kuliah, Reza mengikuti berbagai kompetisi baik dalam hingga luar negeri, serta mengambil sertifikasi ACCA yang difasilitasi oleh Prodi Akuntansi UII. Hal ini membuat Reza menjadi lulusan yang unggul dibanding lainnya. Jejak yang dilalui Dira-pun juga berbeda. Ia sempat tidak percaya diri dengan kompetisi yang dia miliki saat lulus, sehingga ia memberanikan diri untuk mendaftar di perusahaan BIG 10 yaitu Grant Thronton.

Ada fakta menarik dari ketiga alumni Prodi Akuntansi UII ini, yaitu ketiganya merupakan jurusan IPA saat SMA, lalu kemudian lintas jurusan ke Akuntansi saat kuliah. Hal ini menandakan bahwa apapun latar belakang saat SMA, selama ingin berusaha dan punya daya ingin tahu yang tinggi, kesuksesan akan lebih mudah didapatkan.

“dulu cita-cita yang ketemu sama orang karena background SMA aku IT, tapi bosan hanya ada di backoffice. Saat masuk Akuntansi UII sempat insecure karena teman yang lain sudah lebih paham dan ambis. Dari situ aku belajar dari teman-teman yang udah jago dan manfaatin asdos sebanyak-banyaknya karena mereka lebih fleksibel buat ditanya-tanya.” Jelas Dira dalam cerita perjalannya.

Beberapa kalimat dari jawaban diskusi para alumni saat talkshow dapat dijadikan motivasi bagi para peserta untuk semangat dalam meraih apapun yang diinginkan. Terlepas dari segala perbedaan background serta tantangan saat kuliah, semua memberikan pelajaran yang berarti.

“Kalau kata salah satu leader di KPMG itu ibarat kalian S2 tapi dibayar jadi bias belajar lebih banyak lagi dan dilibatkan langsung di praktek kasusnya. Ternyata BIG 4 masih inline dengan goals aku yaitu Continue Learning is The Key of Success jadi pengen banget sih masuk BIG 4 saat lulus kemarin”  Imbuh Reza dalam perjalananya menuju KPMG Indonesia

Tahapan recruitment BIG 4 kurang lebih sama yaitu Administrasi, Interview HR, Interview manajer atau supervisor yang pada tahap ini lebih ditanyakan tentang teknikal dasar akuntansi, audit hingga PSAK. Hal ini sudah pernah tersimulasikan lewat Ujian Komprehensif yang pasti sudah dilalui oleh semua lulusan.

 “tertekan sih iya, tapi selagi kita bias mengelola stress, mngelola waktu, apalagi high season itu deadline dan kondisi di kantor itu lebih tegang dari bulan-bulan biasanya. Lembur jarang sih kalua saat low season jadi ya masih ada waktu buat healing. Dan menurut aku, semua pengalamannya, struggle-nya very worth it, belajarnya banyak banget” Papar Ridani menjelaskan tantangan yang ia hadapi.

Pesan terakhir dari ketiga alumni hebat yang hadir pada Talkcounting Series Alumni adalah tidak ada orang yang pintar saja, pasti mereka rajin dan konsisten untuk menggapai tujuannya. Pendidikan adalah investasi terbaik masa depan, maka manfaatkanlah masa pendidikan ini untuk belajar sebanyak-banyaknya Ambillah course Bahasa Inggris disela-sela waktu senggang kuliah, karena itu kemampuan utam yang harus kita miliki sebagai freshgradute.-AWF