Conference on Applied Business and Accounting (CABA) #2
Jum’at (08/03), Program Studi Sarjana Akuntansi FBE UII mengadakan acara Conference on Applied Business and Accounting (CABA) #2. Acara bertujuan untuk membuka ruang diskusi dan kolaborasi antara para praktisi, akademisi, dan mahasiswa dalam bidang akuntansi dengan mengusung tema ‘Strategi Peningkatan Kinerja Sektor Publik untuk Pertumbuhan Berkelanjutan’. Peserta konferensi mengikuti rangkaian presentasi dari pemateri-pemateri terkemuka serta kegiatan ini juga menyediakan platform bagi para peneliti untuk mempresentasikan temuan terbaru mereka dan bertukar ide dengan rekan-rekan sejawat.
Setelah pembukaan yang dipandu oleh Kinanthi Putri Ardiani, rangkaian acara dilanjutkan dengan pembacaan Al-Quran. Dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Program Studi Akuntansi, Prof. Rifqi Muhammad, S.E., S.H., M.Sc., Ph.D., SAS, ASPM. Penting untuk diakui bahwa pengembangan sektor publik guna mencapai pertumbuhan berkelanjutan tidak hanya bersifat nasional, tetapi juga berskala internasional, sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Rifqi mengatakan bahwa, “Pertumbuhan berkelanjutan bukan sekadar isu ekonomi atau sosial, melainkan melibatkan harmonisasi antara kepentingan komersial, sosial, dan pelestarian lingkungan.”
Dengan paper dari internal dan eksternal UII, acara ini menarik lebih dari 100 peserta. Keputusan membuka partisipasi eksternal adalah langkah positif sehingga dapat memberikan wawasan berkualitas. “Selamat kepada peserta yang lolos, harapannya sesi presentasi dan tanya jawab menjadi bekal berharga.” Ungkap Rifqi. Ahada Nur Fauziya, SE., M.Ak., Akt, sebagai moderator acara, “Kami mengundang dua pemateri yang luar biasa, yaitu Prof. Dr. Wuryan Andayani, CA., CSRS., CSRA, seorang guru besar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, serta Arief Rahman, SIP., SE., MCom, PhD, seorang dosen di UII yang ahli di bidangnya.”
Tujuan pembangunan tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi semata. Wuryan mengatakan, “Kini, pembangunan harus mencapai keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan hidup tanpa mengabaikan dampak lingkungan. Hal ini bukan hanya keberlangsungan saat ini, tetapi juga memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi kehidupan generasi mendatang.” Pembangunan berkelanjutan didefinisikan melalui delapan pilar, seperti yang disampaikan oleh Andayani (2023), melibatkan aspek ekonomi, sosial, lingkungan, prophet, phenotechnology, power, peace-loving, dan partnership.
Arif menyatakan bahwa, “Tujuan reformasi birokrasi yaitu menciptakan birokrasi yang bersih, efektif, dan berdaya saing, serta mendorong peningkatan pembangunan dan pelayanan publik.” Arif juga mengolah data dari the Worldwide Governance Indicators, menunjukkan bahwa semakin tinggi skor Government Effectiveness, semakin efektif pemerintahan suatu negara. Dalam konteks ini, Indonesia mengalami tren peningkatan yang baik, menunjukkan efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan Thailand dan Vietnam. Hal ini mencerminkan upaya dan kemajuan positif dalam reformasi birokrasi di Indonesia.
Ditutup kesimpulan oleh moderator konferensi ini tidak hanya menjadi arena diskusi yang produktif, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam perjalanan menuju pembangunan berkelanjutan dan reformasi birokrasi yang lebih baik di Indonesia. “Harapan masa depan, Indonesia memiliki kekuatan populasi yang luar biasa, terutama dengan puncak demokrasi masyarakat pada usia produktif. Generasi Z dan para pemuda menjadi aset berharga, mampu dengan mudah beradaptasi dengan teknologi baru, membawa harapan akan kemajuan dan inovasi dalam membangun masa depan yang lebih baik.” Ujar Ahada. (PI)