Menelisik Jejak Kejahatan Keuangan: Moral, Etika dan Fraud

Yogyakarta, 25 Oktober 2024 – Prodi Akuntansi UII menggelar kegiatan Kuliah Umum dan Penyerahan Sertifikat Audit Forensik dengan tajuk “Peran Auditor dalam Membangun Budaya Integritas Bangsa” yang diikuti oleh para lulusan sertifikasi Audit Forensik Klaster 1 Tahun 2024. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Utara Fakultas Bisnis & Ekonomika UII. Pada sesi seminar Prodi Akuntansi menghadirkan narasumber yang ahli dalam bidang audit forensic yaitu; Bapak Hendi Yogi Prabowo, SE., M.For.Accy., PhD., CFrA yang merupakan dosen Audit Forensik di Prodi Akuntansi UII dan Bapak Dr. Mohammad Mahsun, SE., M.Si., Ak., CA., CPA., CFrA yang merupakan Koordinator Manager pada KAP MNK & Partners.

Acara diawali dengan sambutan dari Bapak Johan Arifin S.E., M.Si., Ph.D., CFrA, CertIPSAS yang merupakan Dekan Fakultas Bisnis & Ekonomika UII. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan tujuan kegiatan ini adalah untuk mengapresiasi semangat dan belajar para peserta sertifikasi yang telah lulus dalam Ujian Sertifikasi Audit Forensik Klaster 1 tahun ini. Ia juga membagikan wawasan bahwa ditengah perubahan teknologi yang berkembang pesat saat ini, potensi auditor forensik dalam memecahkan kasus juga semakin mudah dan sulit dalam bersamaan. Adanya media sosial dan big data yang tersebar luas mampu memberikan informasi pendukung lebih mudah, namun dengan demikan juga berarti proses verifikasi keaslian data-pun juga perlu lebih mendetail lagi.

“Selamat kepada semua lulusan. Semoga setelah lengkap semuanya setelah klaster 1 ini, Anda sudah menjadi ahli dibidang pendeteksian dan pencegahan fraud. Sudah ada poinnya untuk bekal anda mencari kerja. Harapannya sehingga ketika lulus nanti dapat menambah nilai kompetitif Anda di dunia kerja.” Imbuh Bapak Dekan dalam sambutan pembukaan acara.

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan upacara penyerahan sertifikat kepada seluruh lulusan Sertifikasi Audit Forensik. Setiap nama dipanggil bergantian lalu berjabat tangan dengan pak Dekan dan mengambil sertifikatnya di depan panggung. Acara seremonial diakhiri dengan foto bersama antara pimpinan kampus, peserta serfikasi dan narasumber seminar hari itu.

Acara berikutnya adalah pemaparan materi oleh Bapak Hendy Yogi yang dipandu oleh moderator yaitu bapak Wirawan. Bapak Hendy memberikan materi secara dalam virtual meeting karena terkendala kesehatan beliau. Materi tersebut berisi tentang suatu culture perusahaan sangat berpengaruh pada potensi-potensi fraud yang terjadi. Selain itu, perbedaan etika dan moral yang di sampaikan juga memberikan wawasan baru bagi para lulusan sertifikasi yang nantinya siap kerja.

“Jadi orang yang bermoral saja tidak cukup dalam dunia profesi, saat masuk dunia kerjs anda bukan hanya moral tapi juga etika. Etika lebih praktikal, moral lebih ke sifat. Tergantung profesi apa yang dipilibh untuk berkarir.” Jelasnya saat membawakan materi.

Materi selanjutnya diberikan oleh bapak Muhammad Mahsun terkait kejahatan-kejahatan keuangan yang terjadi dilingkungan perusahaan hingga negara. Serta bapak Mahsun juga menceritakan pengalamannya saat menangani kasus kriminalitas yang erat kaitannya dengan kecurangan keuangan hingga tindak pidana pencucian uang.

Beliau merangkaikan materi pemahaman budaya dari suatu daerah yang ternyata mampu memicu terjadinya fraud. Budaya Indonesia yang sopan santun, menghargai sesama dan penuh tata krama saja mampu memberi cela untuk dilakukannya fraud oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab.

“Polisi butuh auditor forensic, belum banyak yang menggeluti bidang ini. Sehingga peluang bekerja saat ini masih banyak. Tugas auditor forensic banyak. Setelah tau ada unsur fraud disitu. Penggelapan, pemalsuan, penipuan. Gejala turunannya, money laundry. Tentu anda akan dipercaya untuk mengusut aset2 yang diteliti.”

Pesan terakhir dari kedua pemateri adalah bahwa ketika para peserta yang hari ini datang lulus dan terjun ke dunia kerja sebaiknya kuatkan tekad dan tanamkan dalam hati bahwa tugas di dunia hanya beribadah. Tentu jadi lulusan muda juga sebaiknya berprinsip yang kuat sehingga tidak mudah untuk terlibat dalam tindakan-tindakan yang tidak diharapkan.(AW)