Pidato Pengukuhan Profesor Johan Arifin Ph.D: Ancaman Patologi Birokrasi pada Lembaga Sektor Publik di Indonesia
Selasa, 3 Desember 2024, Prof. Johan Arifin, S.E., M.Si., Ph.D., CFrA, CertIPSAS dikukuhkan sebagai Profesor bidang Ilmu Akuntansi Sektor Publik Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) UII. Senyuman bangga menyambut langkah beliau menuju panggung Auditorium Kahar Muzakir Universitas Islam Indonesia pagi itu. Jubah kebesaran profesor terlihat gagah dikenakannya di podium selatan, mencerminkan prestasi tertinggi dalam dunia akademisi. Prof. Johan mengawali pidatonya dengan pemutaran video singkat tentang latar belakang perjalanan karir dan keluarganya.
”semoga pencapaian ini memberikan motivasi untuk terus belajar, membagikan ilmu dan bermanfaat bagi masyarakat, untuk anak-anakku semoga pencapaian bapak ini bisa menginspirasi untuk terus mengejar cita-cita setinggi mungkin. InsyaAllah akan tercapai bila dilakukan dengan penuh semangat, doa dan ikhtiar yang maksimal” Jelas Prof. Johan di awal pidato.
Pidato pengukuhan sang Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomika ini berjudul “Penguatan Praktik Transparansi & Akuntabilitas Publik Perspektif Isomorfisme Teori Institusional” Prof. Johan menjabarkan salah satu permasalahan lembaga sektor publik yaitu sistem birokrasi di ruang lingkup pemerintahan. Hal ini menjadi masalah karena berdasarkan temuan analisis Prof. Johan, birokrasi di Indonesia tidak berjalan dengan baik.
Keberadaan patologi birokrasi memicu terjadinya penyalahgunaan kewenangan. Beberapa penyebab terjadinya patologi birokrasi adalah; adanya interaksi palsu, nepotisme atas kekerabaran, struktur kinerja birokrat yang tidak linear, adanya budaya paternalisme, dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap lingkungan birokrasi.
Negara sebagai pusat keteraturan lembaga sektor publik memberikan solusi atas adanya patologi birokrasi yaitu dengan penerapan public governance. Dengan mengedepankan prinsip transparansi dan akuntabilitas, public govenance memberi ruang kepada pihak-pihak diluar penyelenggara negara untuk berpartisipasi secara optimal sehingga memungkinkan adanya sinergi antara mereka. Praktik admininstrasi negara, pelaku ekonomi, masyarakat umum bekerja lebih efektif untuk mencapai kesejahteraan.
Dalam pidatonya Prof. Johan mengemukakan bahwa “Ada 3 pilar public governance yaitu; Pemerintah, Sektor swasta dan Masyarakat. Setiap kelompok saling mengawasi satu sama lain, agar prinsip transparansi dan akuntabilitas pada sektor publik tetap terjaga”
Walaupun public governance sudah menjadi solusi andalan, tetapi selalu ada cela untuk melemahkan transparansi dan akuntabilitas di Indonesia. Beberapa faktor penyebabnya adalah; lemahnya pengetahuan serta kecakapan gerakan sosial dalam memberdayakan masyarakat untuk menagih hak-haknya; dan pada lingkungan pemerintah daerah belum sepenuhnya memiliki sistem transparansi, akuntabilitas, ditambah dengan lambannya respon pelayanan publik.
Prof. Johan melanjutkan kajiannya dalam perspektif Isomorfisme Institusional, yakni proses meniru dalam organisasi, dimana suatu organisasi diminta untuk menyerupai organisasi lain yang menghadapi kondisi lingkungan yang sama.
“Kesimpulan yang dapat diambil adalah saat ini lembaga sektor publik, utamanya pemerintahan sedang menghadapi permasalahan terkait patologi birokrasi, hal ini secara langsung memicu praktek KKN pada lembaga pemerintahan. Konsep Public Governance setidaknya memberikan harapan bagi Indonesia atas praktek transparansi dan akuntabilitas disemua lembaga pemerintahan di Indonesia baik pusat maupun daerah” Simpul Prof. Johan pada bagian akhir pidato.
Dalam Studi Isomorfisme Teori institusional, ditemukan beberapa data pelaksanaan sektor publik di Indonesia memberikan bukti bahwa budaya meniru sesuatu yang lebih baik untuk meningkatkan legitimasi pada organisasi sektor publik di Indonesia. Oleh karena itu, teori ini mampu menjadi dasar bahwa kegiatan studi banding dan sharing antar satu organisasi sektor publik dengan lainnya mampu memberikan dampak yang cukup siginifikan dalam pelaksanaan public governance.
Pidato ditutup dengan pesan haru dan ucapan terima kasih oleh Prof. Johan kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam perjalanan akademiknya. Beliau menyebutkan semua nama yang berperan, mulai dari keluarga hingga teman sejawat seperjuangannya. Untaian doa tiada henti beliau berikan kepada semua peserta rapat terbuka pada hari itu.
“Semoga segala harap, mimpi dan cita-cita hadirin semua selalu diberkahi dan dimudahkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala” Tutup Prof. Johan dalam pidatonya.(AW)