Talkcounting Alumni: Berawal dari Film ‘The Accountant’, Berakhir Menjadi Auditor Pemerintahan
Yogyakarta, 07 September 2024 – Prodi Akuntansi UII menggelar kembali kegiatan Talkcounting Alumni Series 2 dengan tajuk “Menyiapkan Karir Sebagai Auditor Pemerintah” yang diikuti oleh Mahasiswa Aktif Prodi Akuntansi UII. Acara ini digelar secara daring melalui kanal ZOOM program studi. Dua alumni yang hadir menjadi narasumber yaitu; Dhiandra Rahmadani yang saat ini bekerja sebagai Auditor di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI dan Ihsan Manshur yang saat ini bekerja sebagai Auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) RI.
Sekretaris Prodi Akuntansi UII Program Internasional dalam sambutannya memaparkan tujuan diadakannya agenda ini yaitu sebagai bentuk pemahaman dan eksplorasi mahasiswa tentang profil karir lulusan Akuntansi. Hal ini juga mampu memberikan motivasi untuk semakin mempersiapkan diri menghadapi perkuliahan di semester ganjil.
“Harpaannya teman-teman mahasiswa bisa mendengar secara langsung pengalaman dari para alumni, tentu banyak persiapan saat mengikuti rangkaian tes, itu bisa dipelajari sejak jauh hari juga” kutip Bu Maulidyati Aisyah, S.E., M.Com(Adv). dalam akhir sambutannya.
Cerita diawali oleh Ihsan yang menjelaskan tentang perjalanan karirnya hingga memilih menjadi auditor pemerintah. Sejak berkuliah ia sudah tertarik dengan ranah pemerintahan, sehingga menggali lebih dalam profesi-profesi yang relevan dengan jurusan kuliah pada saat itu. Di tahun pertama ia masih mencari jati diri, hingga tahun ketiga ia berkuliah baru mengerti tentang auditor lebih dalam.
“Ditahun ketiga muncul film yang menarik yang judulnya The Accountant. Ceritanya menggambarkan adrenalin menjadi auditor, dari situ lah saya tertarik. Karena ketika jadi auditor itu kita harus solving puzzle gitu. Tidak terlalu numerical, tetapi lebih ke arah visualisasi dan kreatifitas” jelas Ihsan dalam memaparkan alasan pilihan karir saat ini.
Berbeda halnya dengan Dhiandra, ia sempat ragu ingin berkiprah di dunia pemerintah. Menurut ia, isu pemerintahan terkesan kaku dan tabu untuk diperbincangkan selain di ranah pemerintahan itu sendiri. Tetapi anggapannya salah ketika akhirnya memilih menjadi auditor di BPK.
Dimasa perkuliahan Dhiandra cukup aktif di beberapa kegiatan kepanitiaan, sehingga menurutnya itu juga modal untuk menjadi seorang auditor. Walaupun beberapa mata kuliah dulu sangat relevan, menurutnya belum ada alasan yang cukup kuat untuk menggiringnya pada pilihan audior pemerintah. Sampai pada ketika menjadi freshgraduated, ia mencoba apply di beberapa kantor akuntan publik hingga BIG 10 company.
Sayangnya, tidak ada satupun yang lolos, hingga akhirnya ada pembukaan seleksi CASN. Bermodal restu penuh dari orang tua yang mendukungnya menjadi seorang ASN, ia memberanikan diri untuk daftar dan bersaing dengan puluhan ribu pendaftar lainnya. Menurutnya, pada bagian SKB dan pemberkasan adalah tahapan yang paling sulit, ada 500 soal psikotest yang harus ia selesaikan dalam waktu singkat. Ia membagikan tips untuk memilih formasi yang paling menguntungkan dan paling sedikit pelamarnya. Jalur cumlaude menjadi jalan yang ia ambil. Setelah lolos, ternyata masih banyak proses yang harus ia lalui.
“…ada diklat dalam setahun pertama. Setiap hari harus belajar, harus kerja tugas, harus kerja kelompok. Yang diperlukan yaa hanya semangat belajar, banyak yang sakit, banyak yang kehilangan motivasi ditengah jalan. Kita benar-benar belajar terus menerus, bahkan saat ini sebelum kita memeriksa instansi pasti harus belajar lagi. Jadi motivasi belajar itu yang harus terus ada, kalaupun low sebisa mungkin cari pelarian positif misal olahraga atau sekedar catch up sama temen-temen sebentar” jelas Dhiandra dalam cerita perjalannya.
Pesan terakhir dari kedua alumni adalah untuk jalan karir tidak baik menjadi terlalu idealis. Kita memang punya gambaran hidup yang kita inginkan, tapi jangan sampai membatasi untuk mengambil kesempatan yang sedang disuguhkan Tuhan saat ini. Bisa jadi perjalanan karir ini justru membawa kita menjadi lebih dekat dengan apa yang kita mau. Dan tetap terus berprasangka baik sama rencana Allah SWT. -AWF