Tips Prestasi Mahasiswa Akuntansi UII, Imam Nur Fadilah: Circle Selection dan Time Management
Menjadi mahasiswa tentu bukan hanya belajar di dalam kelas, banyak kegiatan yang bisa dilakukan salah satunya dengan mengikuti organisasi yang ada di lingkungan kampus. Untuk hal ini keikutsertaan mahasiswa dalam organisasi yang ada diharapkan mampu melatih softskill dan kemampuan mahasiswa dalam manajemen waktu antara kuliah dan organisasi. Banyak mahasiswa Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Islam Indonesia (FBE UII) yang mengikuti organisasi baik tingkat fakultas maupun universitas. Imam Nur Fadhila, Mahasiswa Akuntansi Program Internasional UII, membagikan ceritanya dalam membagi waktu antara kuliah dan organisasi juga pelajaran yang ia dapat selama ini.
“Selama kuliah selain aktif di kegiatan akademik, menurutku aku juga bukan tipikal orang yang banyak ikut organisasi, ikut satu organisasi, yaitu Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) FBE UII. Barulah di tahun ke-3, aku coba untuk ikut salah satu organisasi antar kampus yaitu Foreign Policy Community Indonesia (FPCI),” ujar Imam. Ia mengaku keikutsertaannya dalam organisasi membantunya berkembang. Hal ini dikarenakan ia memiliki prinsip bahwa organisasi adalah wadah, yang di dalamnya ia dapat melakukan apapun dan dapat menjadi apapun. Dengan hal ini, organisasi bukanlah sebuah beban melainkan sebuah proses pembelajaran yang ia lalui dengan antusias.
Tidak hanya kegiatan organisasi, Imam juga aktif mengikuti banyak perlombaan salah satunya MoonsooSIM Enterprise Resource Management Competition Indonesia. Imam dan tim Jakal Atas berhasil masuk ke grand final dan meraih juara 4 dalam perlombaan tersebut. Selain itu ia juga aktif mengikuti lomba analisis paper tingkat nasional bersama KSPM serta seringkali memenangkan perlombaan tersebut diantaranya 3rd Runner Up MERMC International Singapore, 2nd Runner Up National MERMC Competition Indonesia, Runner Up MERMC Regional Competition 2021, Best Study Case Presentation ICMSS 2021, dan Finalist ICMSS 2021.
Seluruh pencapaian itu tentu tidak terlepas dari habit yang ia terapkan selama di bangku perkuliahan salah satunya circle selection.
“Aku rasa yang bantu banget buat dapetin semua itu terkait “Circle Selection” sih, jadi ketika mengikuti lomba atau project, biasanya teman satu tim berasal dari orang-orang yang sebelumnya sempat sudah kenal,” ucap Imam.
Selain itu, Imam membagi habit terkait time management antara kuliah dan organisasi. Pada awalnya ia merupakan tipe yang fleksibel, tidak menentukan prioritas yang harus dikejar. Akan tetapi selama satu semester ini, ia mencoba untuk menentukan skala prioritas. “Tapi di satu semester ke belakang aku lagi mencoba mengaplikasikan manajemen waktuku berdasarkan skala prioritas aja sih. Mana yang paling urgent dan berdampak secara pribadi, itu yang aku kejar dan selesaikan dulu. Selebihnya jika gak terlalu urgent dan gak ada impactnya ke diri aku pribadi, umumnya aku tinggalin,” ujar Imam.
Dengan menerapkan habit yang telah dijelaskan di atas, terbukti ia mendapat hasil yang manis. Pada semester 7, ia berhasil lolos dalam program Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Pendidikan Tinggi di dua perusahaan sekaligus, yaitu PT Mandiri Persero Tbk dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart). Akan tetapi, dengan banyak pertimbangan akhirnya ia memutuskan untuk memilih Alfamart sebagai tempat ia menyelesaikan tugas akhir jalur program magang. ”Singkatnya aku memilih PT SAT (Alfamart) karena dari segi KPI, silabus, dan pencapaian magangnya lebih sesuai dan relate sama apa yang aku kejar di masa depan,” ujar Imam
Imam menceritakan program magangnya selama PT SAT. Ia menjelaskan bahwa dalam proses magang, terdapat dua role utama yaitu role pertama sebagai tim finance dan role kedua sebagai Assistant Manager. Di role finance ia terlibat dalam pelaporan laba rugi dan balance sheet, seperti aktiva tetap dan depresiasi. Di sisi lain ia juga diberikan tanggung jawab untuk memanage setiap dokumen yang nantinya akan dikirim kepada pihak franchisee/investor. Satu lagi yaitu peran Assistant Manager, di mana ia diberi tugas strategis untuk melakukan analisa laba rugi pada beberapa toko franchise dan ikut berkontribusi dalam memberikan solusi atas suatu masalah dan ikut mengimplementasikan setiap solusi yang telah disepakati tadi.
Dari kedua role tersebut, ia mengaku lebih menyukai role sebagai asisten manager. Alasan utamanya karena pada role tersebut ia banyak berinteraksi dengan stakeholder. “Di sisi lain aku juga diberi kesempatan untuk bertemu dengan stakeholder perusahaan dan mempresentasikan prospektus dan laporan keuangan di hadapan para stakeholder tersebut. Jadi memang lebih seru sih,” ucap Imam
Di ahir, ia memberikan pesan untuk terus berkembang dan tidak membatasi diri. “Jangan pernah batasi diri kita untuk terus berkembang, baik untuk belajar, berteman, hingga berorganisasi. Karena pada dasarnya apa yang kita dapat hari ini merupakan buah kebaikan dari apa yang kita perjuangkan sebelumnya” tutup Imam. (utami/retno)