Peluang & Tantangan Bisnis Digital: Cerita Pengalaman dari Estonia
Program Studi Akuntansi pada (24/12) menyelenggarakan kuliah praktisi dengan judul peluang & tantangan Bisnis Digital: Cerita Pengalaman dari Estonia. Narasumber dalam kuliah praktisi ini adalah Asep Bagja Priandana Alumni Program Studi Akuntansi 2005 yang saat ini bermukim di Estonia bekerja sebagai Software Engineer & Digital Business Entrepreneur.
Estonia merupakan salah satu negara di Benua Eropa dengan jumlah penduduk hanya sebesar 1,2 juta jiwa. Fokus utama pembangunan di Estonia adalah pembangunan digital terbukti dengan pertumbuhan startup yang sangat pesat dengan title world’s most advanced digital society. kemudahan ini tentu tidak hanya dirasakan oleh warga negara Estonia saja, warga negara asing juga dapat merasakannya. Bagi warga negara asing dapat melakukan registrasi bisnis secara jarak jauh di Estonia dengan biaya yang relatif murah dan juga waktu yang sangat singkat yaitu dalam kurun waktu 1×24 jam.
Dalam pemaparannya Asep membagikan bahwa dalam digital business biasanya menjual 2 jenis produk yaitu: service based biaya yang rendah dan resiko yang rendah dan fokus utama untuk mendapatkan klien kekurangan dari bisnis ini adalah tidak scalable. yang kedua product based kelebihan dari jenis ini adalah jika tidak perlu manufacturing karena hal ini dilakukan secara digital kekurangan dari jenis ini adalah biaya yang tinggi.
Dalam prosesnya mengembangkan bisnis digital sendiri tentu banyak hal yang perlu dipersiapkan diantaranya terkait marketing. content marketing yang bisa dilakukan yaitu melalui media sosial dan SEO (Search Engine Optimization). “Content marketing dan juga sales funnel saat ini sangat awam digunakan dengan tujuan menjaring pelanggan dengan berbagai metode seperti lewat email, sms metode lain yang relate dengan era digital saat ini,” ujar Asep
Selain membagikan kiat-kiat terkait bisnis digital, Asep juga membagikan terkait pengambilan keputusan yang salah bagi pemula dalam bisnis diantaranya adalah pengambilan keputusan investasi dari pihak eksternal yang terlalu awal, terlalu memaksakan dalam membangun software yang scalable, mencoba menyajikan audience yang lebih luas sehingga terlalu overwhelmed dan terlalu dini dalam mengambil partnership.
Di akhir, Asep memberikan pesan kepada seluruh mahasiswa yang hadir dalam agenda kuliah praktisi. “Kuliah merupakan salah satu bentuk pembuka wawasan yang dapat digunakan untuk diaplikasikan di bidang lain jadi jangan terlalu terpaku kepada jurusan kuliahmu ketika kamu memulai dunia kerja. Dan untuk teman-teman ketika mempunyai niat untuk membangun bisnis segera dilakukan ketika muda lakukan saja dulu karena kita tidak pernah tahu apa yang ada di masa depan” tutup Asep. (UTM)