#KataMereka: Mahasiswa Akuntansi UII Terkait Persiapan Pelaksanaan Kuliah Offline

Setelah Peraturan Rektor UII Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Semester Genap TA 2021/2022 terbit, kegiatan perkuliahan akan dilaksanakan secara luar jaringan (luring) dengan prioritas untuk Angkatan 2020 dan 2021. Hal ini tentunya akan memberikan angin segar untuk kedua angkatan tersebut sejak memasuki perkuliahan mereka belum pernah mendatangi kampus.

Jika pada artikel sebelumnya telah (klik di sini) dibahas bagaimana serba serbi kuliah luring dengan angkatan 2016-2019. Kali ini, tim kami berusaha untuk mengulik apa saja yang akan mereka persiapkan untuk menyambut perkuliahan luring.

“Pertama kali denger ada berita pelaksanaan luring tuh kaget dan excited juga siih karena memang sebelumnya belum pernah pembelajaran di kampus kan sana sekali. pernah ke kampus cuman kegiatan organisasi aja, jarang banget” ungkap Rafida Faiza, Mahasiswi Akuntansi 2020.

Tidak hanya Faiza, Iffah Kusuma Amany Bastyan. Akuntansi 2021, juga mengungkapkan hal yang sama. Iffah merasa selama perkuliahan daring selama ini kurang memahami materi yang diajarkan dan menemui beberapa kendala seperti kurang memahami materi, tidak semangat karena menatap layer ataupun kendala sinyal. Komunikasi antara dosen dan mahasiswa ia rasa kurang intens.

Sebagai angkatan 2020 dan 2021 yang belum pernah sama sekali merasakan perkuliahan langsung di kampus, ekspektasi mereka cukup beragam. Faiza mengatakan perkuliahan akan terasa lebih menyenangkan karena dapat berinteraksi secara langsung dengan teman-teman dan dosen.Tidak hanya terkait interaksi secara langsung, pembelajaran secara luring ini akan berjalan dengan efektif dan mahasiswa dapat fokus dengan materi.

“Ekspektasi ku dari kuliah luring ini ya komunikasi dan interaksi antar dosen-mahasiswa atau mahasiswa-mahasiswa itu gak passive lagi tapi jadi lebih aktif. Jadi pembelajarannya lebih mudah dimengerti,” tutur Nelva Qablina, Mahasiswi Akuntansi IP 2020.

Hal senada juga dituturkan oleh Iffah yang merasa dengan perkuliahan luring akan banyak manfaat yang akan diperoleh.

“Tentunya aku pengin dapet komunikasi yang efektif ke dosen sama temen temen, karena adanya koneksi ke mereka pun aku bisa dapet banyak benefit. Entah tukar pendapat atau pengalaman, belajar bareng, yang mungkin belum pernah aku dapatkan di bangku sekolah dulu,” tuturnya.

Sebelum memulai perkuliahan secara luring ini tentunya butuh persiapan mulai dari materi, kesehatan, mental, hingga kos-kosan untuk mahasiswa rantau. “Hal yang udah aku siapin buat kuliah luring yang pertama mental wkwk soalnya aku belum kenal baik sama temen sekelas jadi kaya pengen nyari banyak temen buat belajar bareng. Terus, aku juga udah nyiapin kostan dan segala macam yang dibutuhin buat perkuliahan daring,” tutur Nelva.

Tidak hanya Nelva yang mempersiapkan aspek mental. Rifa Husniyyah, Mahasiswi Akuntansi 2020, pun menuturkan hal serupa. “Kondisi kesehatan fisik dan mental. Belajar membiasakan diri untuk hidup sehat dan teratur,” tutur Rifa

Kenaikan kasus positif covid-19 yang beberapa hari belakangan ini kembali naik, bahkan telah mencapai 46.843 kasus positif per 9 Februari. Hal ini juga menjadi concern mahasiswa. Kami juga menanyakan bagaimana jika pembelajaran kembali dilaksanakan secara daring. 

“Kalau memang kembali diadakan online juga gapapa saat kondisi emang bener-bener tidak memungkinkan apalagi sekarang kasus omicron juga naik. Tapi mungkin bisa diadakan di semester selanjutnya atau mungkin bisa pakai sistem setengah online setengah offline atau masuk saat ada praktik/ mata kuliah yg emang lebih baik dijalankan secara luring gitu,” tutur Faiza.

Selain Faiza, Nelva juga mengungkapkan bahwa jika pelaksanaan kembali diberlakukan secara daring merasa tidak masalah. “Kalo balik online aku gapapa, tapi sudah bayar kosan buat setahun. Tapi aku bakal tetep stay di Yogya aja kayaknya. Jadi kuliah daring pun tetep di Yogya tapi aku yakin sih kalau perkuliahannya tetap mengikuti protokol kesehatan bakal aman kayaknya,” ujar Nelva. (Retno/Utami)