Liburan Asyik 2.0: Jelajahi Dunia bersama Akuntansi UII

Program Studi Sarjana Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali mengadakan Liburan Asyik 2.0 pada Kamis (21/12), di Kampus FBE UII, Yogyakarta pukul 09.00 sampai selesai. Acara dibuka serta disambut oleh Prof. Rifqi Muhammad SE., SH., M.Sc., Ph.D, selaku Ketua Prodi S1 Akuntansi FBE UII, “Selamat datang di kampus FBE UII, hari ini teman-teman akan diberikan wawasan tentang profesi akuntansi yang sangat luas.” Akuntansi UII mengadakan acara secara gratis dan diikuti para peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat yang bertepatan dengan liburan akhir tahun.

Acara dipimpin oleh Master of Ceremony (MC) yaitu Reva dan Chantika. Rangkaian acara diisi materi tentang akuntansi dalam bisnis dan teknologi serta pengenalan Prodi S1 Akuntansi oleh Maulidyati Aisyah, S.e., M.Com(Adv)., Selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi IUP, “Akuntansi di UII tidak hanya terampil dalam mengelola angka, tetapi juga menjalani aktivitas diluar ruangan. Sebagai akuntan publik pun juga menangani beragam klien yang tersebar di berbagai negara, sehingga dapat mendukung mereka yang memiliki passion jalan-jalan.” Mauly juga menambahkan, “Apalagi sekarang #AkuntanMasaKini cocok dengan Gen Z, yang mana informasi keuangan dan bisnis itu harus diolah dan dapat berguna menjadi aset.” Kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan beberapa games seru yang disediakan oleh Team Media Creative Accounting. Gambaran mengenai Business Simulations Games (BSG) dipaparkan oleh Muh. Fadhly Rizky Octavio S.Ak., M.Ak., “BSG itu mengkombinasikan antara games dengan pembelajaran.” Vio menambahkan, “Akuntan tidak akan tergantikan dengan AI, memang di dunia nyata itu saling berdampingan yang mana akuntansi juga didukung oleh AI agar terkomputerisasi, tetapi pada proses inputnya saja. Bagian analitiknya tetap membutuhkan manusia”

Beberapa mahasiswa dari prodi akuntansi seperti Muh. Iqbal, Anindhita Satria, dan Nelva Qablina yang memberikan testimoni tentang prestasi membanggakan. “Alhamdulillah Akuntansi UII baru saja mendapatkan juara satu dunia lomba MonsoonSIM 2023” Ungkap Iqbal. Selain itu ada mahasiswa yang memperoleh beasiswa 0 rupiah biaya kuliah karena menjadi atlet badminton, “Saya masuk di akuntansi UII melalui beasiswa atlet yang mana awal masuk perkuliahan hingga lulus nanti dengan biaya 0 rupiah, selain itu juga mengikuti program fastrack di akuntansi UII. Jadi kuliah 5 tahun sudah dapat gelar sarjana dan master,” Ujar Anandhita. Di akuntansi UII memfasilitasi mahasiswanya agar berprestasi salah satunya adanya program sertifikasi, “Saya tersertifikasi Association Of Chartered Certified Accountants (ACCA) karena mengikuti salah satu program yang ada di akuntansi UII untuk menunjang karir saya menjadi akuntan publik atau auditor nanti,” Ucap Nelva. 

Setelah melewati serangkaian acara kemudian ditutup dengan beberapa games yang tidak kalah menarik dan foto bersama yang artinya sebagai tanda penutup berakhirnya acara pada siang hari ini. Banyaknya doorprize yang didapatkan para calon mahasiswa pendaftar akuntansi UII sehingga acara berjalan seru dan menarik. Diakhir acara peserta diajak berkeliling di setiap sudut kampus FBE UII. (PI)

High Five: Perjalanan Menuju Kemenangan dalam Kompetisi Internasional MERMC 2023

 

Kamis (30/11) hingga Sabtu (2/12), beberapa mahasiswa dari Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Islam Indonesia (UII), mengikuti sebuah kompetisi yang dinamakan MonsoonSIM Enterprise Resources Management Competition (MERMC) International Grand Final yang dilaksanakan di Universiti Tuanku Abdul Rahman (UTAR), Kampar Campus, Malaysia. Tim High Five, merupakan perwakilan dari angkatan 2020 yang terdiri dari M. Iqbal, Muhammad Rasyad, Reynaldi Rizko A.P., Yoppy Yolandi, dan Nadya Chantika A, dengan dedikasi mereka, High Five berupaya memberikan kontribusi maksimal dalam meraih prestasi di arena MERMC 2023. 

Partisipasi kompetisi MERMC tahun ini bukan hanya semata karena kewajiban, melainkan didorong minat dan komitmen yang mendalam, “Ini adalah akhir dari perjuangan kami di kompetisi MonsoonSIM sebagai literasi game bisnis, terlepas dari itu kami bercita-cita untuk membawa UII menjadi juara MERMC dan ingin membuat keluarga serta sahabat bahagia akan pencapaian kami,” tutur Iqbal. 

Perjalanan menuju international grand final MERMC 2023, HIgh Five latihan keras selama dua tahun dan berpartisipasi aktif dalam sejumlah kompetisi, mengalami berbagai pengalaman jatuh dan bangun. Ketika memasuki hari pelaksanaan, “Fokus utama kami adalah mempersiapkan mental yang kuat dan menyempurnakan materi presentasi terkait literasi bisnis. Yakin bahwa pondasi kuat yang kami bangun akan meraih posisi terbaik di panggung internasional,” ujar Rasyad. “Kami cepat adaptasi dengan gaya permainan tim luar negeri dengan melakukan analisis menyeluruh terhadap pola permainan, kelemahan, dan  kekurangan lawan,” sambung Reynaldi. 

Perjalanan dalam mengikuti kompetisi tersebut tidak mengalami hambatan yang begitu besar “Tantangan atau hambatan memang tidak terpisahkan dari setiap kompetisi. Kami menemui momen dimana dialektika menjadi intens, ketika argumen kami berbenturan, namun hal ini memperkuat kami untuk menikmati proses beradu strategi. Kadang juga memunculkan gesekan,  namun juga semata untuk mencari solusi terbaik,” ungkap Iqbal. 

Kemenangan dalam kompetisi MonsoonSIM bukan hanya sekedar prestasi, tetapi juga membuka jalan bagi mereka untuk mendapatkan manfaat yang substansial dalam persiapan menghadapi dunia kerja, “Melalui platform literasi game bisnis yang kompleks, kami telah diperkaya dengan berbagai pengalaman yang memberikan pemahaman mendalam tentang konsep bisnis perusahaan, MonsoonSIM menjadi batu loncatan yang membantu kami meresapi konsep-konsep bisnis secara teoritis dan praktis,” ujar Nadya. “Partisipasi kami dalam MERMC telah membawa pelajaran berharga dan pengetahuan baru yang melampaui aspek kompetisi bisnis, selain memperoleh wawasan bisnis internasional, kami juga berhasil membangun hubungan yang kuat dengan tim-tim dari luar negeri,” tambah Yoppy. 

Iqbal sebagai ketua tim High Five, “Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada para dosen pembimbing yaitu Iksan Pamungkas, S.Kom, Aditya Pandu Wicaksono, S.E., Ak., M.Ak., dan Muhammad Fadhly Rizky Octavio, S.Ak., M.Ak. dan coach Muh. Reza Febriansyah S.Ak (Ex team Extraordinary) yang telah membantu tim kami meraih juara satu dalam kompetisi MERMC 2023.” (PI)

Wawasan Strategis dalam Akuntansi dan Keuangan: Mengungkapkan Tren dan Inovasi – 2nd InCAF & 7th NCAF 2023 di FBE UII

Selasa (12/12) hingga Rabu (13/12), Program Studi Magister Akuntansi (Maksi) Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar 2nd International Conference on Accounting and Finance (InCAF) & 7th National Conference on Accounting and Finance (NCAF) dengan tema ‘Strengthening Governance of Islamic Business and Finance Ecosystem’ secara hybrid. Acara dipimpin oleh Johan Arifin, S.E., M.Si., Ph.D., CFrA sebagai Dekan FBE UII, yang sekaligus membuka acara tersebut “Alhamdulillah, tahun ini kami mengadakan acara untuk yang kedua kalinya, dengan syukur atas partisipasi yang kian meningkat setiap tahunnya. Acara ini menjadi platform untuk memperkuat tata kelola ekosistem bisnis dan keuangan islami, memberikan kontribusi positif pada perkembangan industri dan ekonomi berdasarkan prinsip-prinsip syariah.”

Salwa Atsilah, selaku Master of Ceremony (MC), membuka acara pada pagi hari ini. Acara dimulai dengan pembacaan kalam ilahi dan sambutan dari Prof. Rifqi Muhammad, SE., SH., M.Sc., SAS., Ph.D. yang bertindak sebagai ketua konferensi, “Terima kasih kepada semua peserta dan selamat kepada paper yang terpilih, dedikasi kalian menjadi cahaya inspirasi. Semoga setiap langkah yang diambil membawa keberhasilan yang lebih besar.” Dilanjutkan beberapa sambutan oleh Dr. Hardo Basuki, MSoc., CSA., CA., yang menjabat sebagai ketua Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) wilayah DIY dan Dekar Urumsah, S.E., S.Si., M.Com(IS)., Ph.D., CFrA.  

Dimulai pukul 08.00 WIB acara dimoderatori oleh Maulidyati Aisyah, S.E., M.Com(Adv) dengan mengundang beberapa speaker antara lain Prof. Dr. Aishat Muneeza berasal dari INCEIF University, Herman Saheruddin, S.E., M.S.M., Ph.D, sebagai Direktur Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Dr. Mahmudi, M.Si, Ak, CMA, selaku speaker dari FBE UII. Acara dapat dihadiri di Aula Utara Lantai 3 FBE UII dan laman zoom meeting. Herman mengangkat isu topik ‘Sharia Resolution for Business Sustainability of Islamic Financial Industry in Indonesia’ kemudian dilanjutkan oleh Mahmudi membahas tentang ‘Implementation of Shariah Governance in the Rill Sector & Islamic Financial Industry’. Setelah pemaparan, acara berlanjut dengan sesi diskusi yang dipandu oleh Mauli, baik melalui chat zoom maupun dengan menyelidiki pertanyaan secara langsung dalam suasana offline. Kemudian diselingi dengan pengambilan foto dan penyerahan sertifikat kepada para speaker

Memasuki acara yang terakhir yaitu parallel session, peserta presenter memasuki breakout room pada zoom untuk mempresentasikan hasil papernya. Pelaksanaan kegiatan ini berjalan dengan lancar tanpa ada kendala sedikitpun dan diakhiri dengan pengumuman awardee best paper on 2nd INCAF & 7th NCAF dan presenter, yang sekaligus pertanda berakhirnya acara pada siang hari ini. (PI)

Menilik Peluang dan Kesempatan dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Berbasis Teknologi dengan Securities Crowdfunding (SCF) Syariah

Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (ASFI) bekerjasama dengan Program Studi Akuntansi Universitas Islam Indonesia menggelar web seminar (webinar) Bulan Inklusi Keuangan 2023 yang bertajuk “Securities Crowdfunding Syariah sebagai Alternatif Investasi dan Permodalan” pada Selasa (10/10).

Webinar ini mengundang dua nama sebagai narasumber, yakni Founder dan CEO PT Dana Investasi Bersama (FundEx) M Agung Wibowo, M. Kom., Ketua Program Studi Akuntansi (FBE) Universitas Islam Indonesia Prof. Rifqi Muhammad, Ph.D., dan Pengawas Kelompok Spesialis Layanan Digital dan Keamanan Siber OJK Kurniatul Hasanah sebagai Keynote Speech. Lalu, terdapat dua sambutan dari Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Islam Indonesia Johan Arifin, Ph. D. dan Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah Indonesia Ronald Yusuf Wijaya.

Acara ini dipandu oleh Lutfi Fathus Sholihah dan Kinanthi Putri Ardhitami, M. Ak. sebagai moderator. Acara yang disiarkan langsung melalui Zoom Meeting ini diikuti kalangan umum dan tidak dikenakan biaya.

Webinar kali ini menyasar pada perkembangan teknologi di bidang fintech salah satunya adalah securities crowdfunding syariah. Data dari OJK yang disampaikan oleh Ronald menujukkan bahwa saat ini penyaluran dari securities crowdfunding sudah lebih dari 1 triliun rupiah.  Bahkan kebutuhan permodalan UKM saat ini mencapai 4.300 triliun dan beberapa sudah dilayani oleh berbagai lembaga keuangan. Adanya securities crowdfunding syariah diharapkan dapat terlibat dalam kegiatan pendanaan sekaligus pemanfaatan teknologi,

Pada kesempatan kali ini, Agung mengenalkan FundEx yaitu platform/penyelenggara yang mempertemukan dua pihak, investor dan investee, yang membutuhkan pengembangan produk dan bisnisnya. FundEx menawarkan berbagai macam instrumen investasi dan pendanaan dengan produk berupa stock/equity dan sukuk. Securities Crowdfunding Syariah diharapkan bisa bergabung dalam ekosistem wakaf dengan investment yang sifatnya blended financing yaitu mengolaborasikan investasi yang sifatnya sosial dari investor dengan investasi dari wakaf produktif.

Beberapa peluang dan tangangan investasi SCF Syariah dipaparkan oleh Rifqi di antaranya yaitu investor memiliki pilihan sector rill yang lebih beragam dan imbal hasil relatif lebih tinggi dibanding investasi konvensional. Tantangannya, kelangsungan usaha UMKM yang belum terjamin dan risiko kerugian relatif lebih tinggi. (R)

Kunci Keberhasilan Esa Salsabila Meraih Index Prestasi Tinggi

Stigma mengenai Indeks Prestasi Kumulatif atau seringkali disebut dengan IPK bukanlah hal penting seringkali berkeliaran di dunia maya. Memang, IPK tinggi belum menjamin mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Namun, tingginya IPK membuka lebih banyak kesempatan dalam meraih karir gemilang. Meraih IPK tinggi bukanlah pencapaian yang mudah. Butuh perjuangan tanpa lelah untuk meraihnya. 

Pada kesempatan kali ini kami berhasil mewawancarai salah satu mahasiswa akuntansi yang lulus dengan IPK tertinggi dalam Wisuda Periode I tahun ajaran 2023/2024. Esa Salsabila Ferreira, Mahasiswa Akuntansi angkatan 2019, menuturkan bahwa lulus dengan IPK tertinggi menjadi sebuah kebanggan tersendiri. Kerja kerasnya selama berkuliah akhirnya terbayar lunas setelah di wisuda. 

Mahasiswa dengan IPK 3,93 ini menuturkan meraih nilai tinggi tidaklah sesulit yang dibayangkan apabila dibarengi  dengan motivasi yang tinggi. Esa mengungkapkan kunci keberhasilannya yakni dengan aktif di kelas. “Saya mendapatkan IPK tersebut karena saya cukup aktif dikelas dan memperhatikan penjelasan dari dosen dan mengikuti dengan seksama,” ujar Esa. 

Selain berkuliah, Esa juga aktif dalam kegiatan kampus, yakni Koperasi Mahasiswa. Sibuk dengan rapat kegiatan organisasi dan mengerjakan setumpuk tugas kuliah yang tiada habisnya terdengar seperti tantangan yang besar. Namun, Esa menekankan bahwa kunci suksesnya adalah manajemen waktu yang efisien. “Menjadi mahasiswa yang aktif di organisasi menurut saya tidak terlalu mengganggu waktu belajar asalkan memiliki manajemen waktu yang baik,” ujarnya.

Esa juga berpesan kepada mahasiswa yang saat ini masih menjalani lika liku dunia perkuliahan dengan membangun motivasi belajar dalam diri, menikmati proses belajar tanpa paksaan, dan selalu memiliki target IPK di tiap semesternya. Dengan semangat dan tekad yang kuat, semua hal mungkin terjadi, seperti yang dibuktikan oleh Esa ini.

Carbon Tax: Peluang dan Tantangan Implementasinya

Pada Sabtu (23/09) Program Studi Akuntansi FBE UII bekerja sama dengan Grant Thornton Indonesia menyelenggarakan kuliah praktisi dengan judul Carbon Tax: Peluang dan Tantangan Implementasinya. Dalam acara tersebut, Diduk Yunarto Senior Tax Manager Grant Thornton Indonesia hadir sebagai pembicara.

Saat ini pemanasan global tengah terjadi di dunia. Pemanasan global adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata bumi. Akibatnya, suhu di bumi saat ini naik 1 derajat secara merata di seluruh dunia. Hal ini kemudian yang melatar belakangi penerapan kebijakan karbon di Indonesia. Pemerintah kemudian merumuskan paket kebijakan komprehensif terkait karbon yaitu melalui instrumen perdagangan dan non-perdagangan. Bersamaan dengan dikeluarkannya instrumen kebijakan non perdagangan, pemerintah melalui harmonisasi perpajakan pasal mengenai pajak karbon.

Pemerintah melalui harmonisasi perpajakan mulai merumuskan pasal mengenai pajak karbon, dengan landasan hukum yaitu UU HPP No. 7/2021 9 Pasal 13 yang diperkuat dengan landasan pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban pajak karbon melalui Perpres 98/2021 (Pasal 58) dan PP 55/2022 (Pasal 69 & 70). Dengan digarapnya peraturan terkait pajak karbon di Indonesia, Diduk berharap kebijakan yang diciptakan dapat memberikan pencerahan ketika pajak karbon telah diterapkan.

“Mudah-mudahan PSAK (re-Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) bisa memberi pencerahan ketika pajak karbon diterapkan pada tahun 2025 di samping ada PMK (re-Peraturan Menteri Keuangan). Ini untuk meminimalisir terjadi sengketa pajak terkait pengenaan dasar pajak karbon,” ujar Diduk.

Tujuan dirumuskannya pajak karbon sendiri menurut Diduk adalah mendukung penurunan emisi sehingga diharapkan dapat mengubah perilaku pelaku usaha dan beralih energi yang ramah lingkungan mengacu kepada ekonomi hijau. Perumusan ini juga mendorong inovasi dan investasi pelaku usaha dalam menciptakan produk rendah karbon. Diduk menambahkan pajak karbon dapat menjadi sumber penerimaan baru negara dengan estimasi penerimaan negara setiap tahunnya sebesar 43 Triliun Rupiah.

Di akhir, Diduk berpesan kepada mahasiswa akuntansi FBE UII untuk terus menambah pengetahuan dan ilmu terkait kebijakan karbon yang akan diterapkan oleh pemerintah pada tahun 2025. “Selalu update terkait peraturan dan perkembangan carbon tax mengingat negara kita banyak sekali mendapatkan investasi asing yang juga menjadi peluang bagi pendapatan negara yang berasal dari pemungutan atas pajak karbon,” tutup Diduk. (R)

Peringati Satu Dekade Kemitraan, Akuntansi UII Perkuat Kolaborasi dengan ACCA

Kamis (07/09) Prodi Akuntansi UII kembali menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) yang menandakan adanya pembaruan kerjasama antara UII dan ACCA. Acara yang digelar di Hotel Le Meridien ini sekaligus memperingati satu dekade kerjasama UII dengan ACCA.

Acara dengan tajuk “ACCA – UII: One Decade of Partnership” ini turut dihadiri perwakilan dari ACCA, Rektor, Dekan, dan Civitas Akademika UII. Perwakilan alumni ACCA UII juga turut hadir memeriahkan acara ini.

Acara ini menjadi collaborative space di mana mahasiswa, alumni UII, dan professional ACCA saling berbagi wawasan, pengetahuan, dan pengalaman dalam dunia profesi Akuntansi maupun kegiatan akademik ACCA di UII.

Acara ini terdiri dari dua sesi yakni, penandatanganan MoU dan Talkshow oleh perwakilan ACCA, alumni, serta mahasiswa UII. Penandatangan ini dilakukan langsung oleh Director Asia – Pacific at ACCA dan Rektor UII Fathul Wahid. “ACCA menjadi bagian untuk menjemput masa depan. Kami berusaha membekali mahasiswa kami berbagai program agar dapat berkompetisi dalam persaingan global,” ujar Fathul. 

Dalam pemaparannya Johan Arifin selaku Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomika menyampaikan bahwa ACCA tidak hanya menjadi kolaborator saja, tetapi juga membimbing kampus untuk mempersiapkan mahasiswa dengan kualifikasi terbaik. 

“Program ACCA menjadi jembatan untuk mahasiswa dalam mengeksplor dunia industri dan akademik,” ujar Johan.

Pada sesi selanjutnya, Nelva Qablina selaku mahasiswa UII yang juga menjadi narasumber acara tersebut bercerita mengenai bagaimana persiapan dia mengambil ujian ACCA. Nelva menerangkan bahwa pertama-tama ia mempelajari modul secara keseluruhan bersama dengan dosen-dosen di kampus. Pendekatan ini membantu mereka memahami materi secara mendalam dan memiliki pemahaman dasar yang kuat sebelum menghadapi ujian. Setelah ujian semester selesai (UAS), baru mulai melaksanakan latihan sendiri untuk persiapan ujian ACCA. “Aku juga highlight gimana aku ngorbanin full liburan semesterku buat preparation ujian ACCA gitu,” ujar Nelva.

Prodi Akuntansi UII juga menyelenggarakan sesi-sesi khusus seperti “revision class” yang berguna untuk mempersiapkan diri secara intensif sebelum ujian dengah ACCA approved learning provider, seperti LSAF dari Malaysia. 

Selama acara tersebut, Nelva berkesempatan berbicara dengan banyak anggota ACCA dan perwakilan dari berbagai perusahaan, yang memberikan saran yang sangat berharga kepada mahasiswa akuntansi. “Terus yang menurutku paling memotivasi adalah ketemu sama alumni alumni UII yang dulu jadi ACCA students. Kaya insight gimana cara ngelamar kerja di big 4 terus gimana ACCA certification itu nge push career,” pungkas Nelva.

Raih Gelar Ganda, Mahasiswi Akuntansi UII Lulus Joint Degree Nanjing Xiaozhuang University

Mahasiswi sedang mengikuti Wisuda di NXU

Dua mahasiswi Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) telah menyelesaikan program joint degree di Nanjing Xiaozhuang University (NXU) China. Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperoleh program gelar sarjana ganda dari dua universitas yang berbeda. Mahasiswa akan menyelesaikan dua tahun kuliah di UII dan dua tahun di NXU.

Nurul Hanifah Rahmadhani, S.Ak., B.A., lulusan mahasiswa Prodi Akuntansi FBE UII yang kini memiliki dua titel di belakang namanya ini baru saja menamatkan pendidikannya pada bulan Juni 2023 . Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di China yang bahkan hampir menyaingi Amerika Serikat menjadi alasan Hanifah mengambil joint degree di NXU. Motivasi itu diperkuat dengan jurusan yang tengah ia tekuni yang bersinggungan dengan perekonomian dunia.

“Di NXU jurusan saya adalah International Economics and Trade, sehingga di sana saya lebih fokus ke ekonomi internasional seperti ekspor dan impor, international settlement, cross border e-commerce, dan lain-lain,” ungkap Hanifah. 

NXU memberikan kesempatan juga kepada Nabilah Suyu Wardhani untuk mempelajari international trade melalui software CESIM, SIMTRADE, dan Alibaba. Mereka mendapatkan pengalaman dan pemahaman tidak hanya bersifat teori di dalam kelas saja tetapi juga di luar kelas melalui company visit dan magang. 

Program joint degree memberikan peluang untuk memperluas jaringan profesional dan interkultural mahasiswa. Mahasiswa yang menyelesaikan program ini memiliki keunggulan kompetitif di pasar kerja global dan karir internasional yang lebih baik. Program ini menjadi pilihan yang menarik bagi mahasiswa yang ingin meningkatkan prospek karir. Menambah kesempatan untuk menggabungkan ilmu disiplin yang berbeda bahkan mempelajari program yang diselenggarakan pada universitas yang berbeda pula. 

Keuntungan dari joint degree yaitu memperoleh pemahaman yang lebih luas tentang berbagai perspektif, budaya, dan lingkungan bisnis yang berbeda. Hanifah membuktikan bahwa keunggulan akademik dan skill bahasa yang ia miliki menjadi kunci diterima di NXU.

“Teman-teman bisa memulai untuk belajar bahasa Mandarin dari HSK 1, agar tidak kesulitan saat berinteraksi di China nanti,” pesan Hanifah kepada mahasiswa yang ingin mengikuti jejaknya. Meskipun, perkuliahan menggunakan bahasa Inggris, tetapi dalam kesehariannya menggunakan bahasa Mandarin. 

Dengan keberhasilannya menamatkan program joint degree, Hanifah membuktikan bahwa investasi dalam pendidikan dan pengembagan diri dapat membawa hasil yang luas biasa. Prestasi ini memberikan motivasi bagi mahasiswa lain untuk mengejar kesempatan serupa. Program joint degree merupakan langkah yang berani dan berharga bagi mahasiswa yang ingin mengejar karir dan mencapai kesuksesan di panggung global.

Segera daftarkan dirimu di Prodi Akuntansi untuk meneruskan kesuksesan Hanifah! Kunjungi website resmi kami accounting.uii.ac.id dan temukan informasi lainnya di media sosial Instagram @accounting.uii. (C)

 

Nelva Qablina: Calon Akuntan Profesional dengan Kualifikasi Internasional ACCA

Memiliki sertifikasi akuntan internasional merupakan impian bagi setiap mahasiswa, salah satunya yakni Association of Chartered Certified Accountants (ACCA). Melalui sertifikasi ACCA calon akuntan muda dipersiapkan untuk memenuhi kualifikasi akuntan profesional bertaraf internasional, selengkapnya baca di sini.

Pada kesempatan kali ini, kami berbincang dengan salah satu mahasiswa yang telah lulus ujian modul ACCA, Nelva Qablina. Nelva mengambil kelas ACCA sejak semester dua.dengan modul management accounting. Kemudian semester tiga mengambil modul financial accounting, dan seterusnya. Namun untuk angkatan 2021 dan selanjutnya kelas ACCA ini diambil pada semester ketiga. 

Untuk mengambil kelas ACCA ini tidak dikenakan biaya tambahan selain biaya SPP. Nelva menambahkan untuk biaya ujian tiap modulnya membayar menggunakan uang pribadi, tetapi apabila mahasiswa dapat lulus ujian tersebut pihak Prodi Akuntansi akan memberikan reimburse.

“Aku belum pernah bayar biaya tambahan di luar SPP. Tetapi kamu harus bayar ujian ACCAnya kaya sekitaran 2 juta lebih bayar pakai dana pribadi dulu. Kalau kamu lulus ujian ACCAnya, dana tadi akan dibalikin sama prodi,” ungkap Nelva. 

Sejak sekolah menengah, Nelva memang sudah menyukai hal-hal yang berkaitan dengan akuntansi. Saat semester dua, Nelva ditawari oleh temannya untuk mencoba program ini. “Terus tiba tiba semester dua ditawarin sama temen mau join acca ngga kita? Kita coba-coba aja dulu. Ternyata kalau sulit banget kita boleh keluar lagi,” ujar Nelva. 

Nelva juga merasa pada awalnya memang sulit seiring berjalannya waktu merasa terbiasa dan saat ini sudah menempuh hingga semester enam serta mengikuti beberapa ujian modul. Tiga ujian modul telah dilalui oleh Nelva yakni Financial Accounting, Financial Management, dan Financial Reporting. 

Prodi Akuntansi sendiri telah mendapatkan approval dari ACCA sehingga mahasiswa mendapatkan beberapa exemption. “Exemption itu konsepnya ngga harus ambil beberapa ujian, tetapi kamu diwajibkan untuk mengambil Financial Management, Financial Reporting, dan Audit Assurance,” tutur Nelva. Apabila telah lulus tiga modul tersebut, mahasiswa dapat mengambil modul ethics dan mengumpulkan research report ke ACCA, kedepannya akan mendapatkan degree  Bachelor of Science in Applied Accounting dari Oxford Brookes University. 

Di Prodi Akuntansi telah terdapat kelas akselerasi ACCA yang dikhususkan untuk belajar setiap modul. Dengan bantuan dosen dan berbagai learning source ACCA yang tersedia di internet, Nelva mempelajari materi dari sumber tersebut.

“Kalau dibilang susah atau ngga susah, pasti susah. Tapi you need to try first,” tutur Nelva. 

Financial Reporting merupakan modul yang paling sulit dan challenging menurut mahasiswa yang saat ini duduk di semester enam. “Karena itu coveringnya dan standard Accountingnya yang harus kamu tau banyak. Terus gimana kamu applied standard Accounting itu di financial statement dan itu challenging banget,” ungkap Nelva. 

Selain fasilitas scholarship, Prodi Akuntansi juga memberikan banyak fasilitas kepada mahasiswa yang akan mengikuti ujian modul seperti dengan memberikan tutorial dengan ACCA Indonesia dan Malaysia.

“Bahkan kita ada camp khusus untuk belajar ACCA di hotel bareng dosen UII,” ujar Nelva. 

Di akhir, Nelva berbagi tips untuk belajar modul ACCA. “Aku biasanya ngelist dulu semua materialsnya, terus dipelajari satu-satu the whole text book itu. Nanti aku tandain kalau itu sulit dan aku butuh review lagi berapa materi yang suilt,” ungkap Nelva. (Retno)

Harumkan Indonesia, Mahasiswa Akuntansi UII Raih Juara Dunia 15th ERPsim International Competition

Team Eagles bersama jajaran dosen Akuntansi UII

Tim Eagles Prodi S1 Akuntansi Universitas Islam Indonesia (UII) menjadi Juara 1 pada 15th ERPSim International Competition. Tim Mahasiswa Akuntansi UII ini menunjukkan kemampuannya dalam mengelola perusahaan virtual menggunakan skenario ERPsim Manufacturing Extended dengan Aplikasi SAP S/4HANA. SAP adalah sistem Enterprise Resource Planning (ERP) yang banyak digunakan oleh perusahaan internasional. UII sendiri merupakan salah satu dari beberapa universitas di Indonesia yang bekerjasama dengan SAP melalui SAP University Alliances Asia Pacific Japan.

Kompetisi final ERPsim yang diselenggarakan secara daring pada tanggal 15 Juni 2023 ini diikuti oleh perwakilan tim dari berbagai wilayah regional di seluruh dunia. Perbedaan zona waktu tidak menghalangi tim dari Akuntansi UII yang harus bertanding malam hari di Kampus FBE UII.  Keberhasilan Tim ERPsim Prodi Akuntansi UII ini diawali dengan keberhasilan lolos 4 besar kompetisi ERPsim Rest of APJ pada bulan Oktober 2022, dan menjadi Juara pertama dalam ajang ERPsim Competition Region Asia Pacific Japan (APJ) pada bulan Maret 2023 sehingga bersama dua tim lain dari Vietnam mewakili wilayah Asia Pacific Japan pada tahap final 15th ERPSIM International Competition. Pada kompetisi internasional ERPsim tahun ini tim UII bersaing dengan 20 tim dari universitas di berbagai negara, seperti San Diego State University (Amerika), University of Nottingham (Inggris), Politecnico di Milano (Italia), Beijing Institute of Technology (China), JAMK UAS (Finlandia), dan lain-lain.

Ketua Prodi S1 Akuntansi UII, Prof. Rifqi Muhammad menerangkan “Kemenangan ini menjadi bukti bahwa mahasiswa Akuntansi UII mempunyai daya saing di kancah internasional dan mampu mempertahankan tradisi juara dalam berbagai kompetisi ERP, sekaligus membuktikan sebagai calon Akuntan Masa Kini yang kompeten di bidang teknologi.”

Mahasiswa Akuntansi UII sendiri telah berkali-kali memenangkan berbagai kompetisi ERP. Di antaranya Juara 1 ERPsim Asia Pacific Japan 2021, Juara 1 Tingkat Nasional MERMC 2021, Juara 1 ERPsim Student Competition Rest of Asia Pacific Japan (APJ) 2022, Juara 1 pada ajang ERPSim Student Competition Asia Pacific Japan (APJ) Cup 2022, Juara 1 pada 14th International ERPsim Competition 2022, Juara 1 MonsoonSIM ERM International Competition 2022-Enterprise Category, dan Juara 2 MonsoonSIM ERM International Competition 2022-Trading Category.

Tim Eagles terdiri dari lima mahasiswa Prodi S1 Akuntansi yakni Feren Fitria Farsa, Lestari Rezki Nurul Amalia, Dani Malpriansyah Darmawan, Fioren Akbar Naufal, dan Rahma Alia Alisyahbana. Ketua Tim Fioren Akbar Naufal mengungkapkan bahwa perwakilan dari negara China merupakan lawan terberatnya.

“Kompetisi tahun ini berlangsung sangat sengit dan kompetitif, banyak muncul team baru dengan berbagai strategi yang baru sehingga perlu usaha lebih keras untuk memenangkan kompetisi kali ini. Tim asal China menjadi pesaing kuat bagi kami,” tutur Fioren.

Lebih lanjut Fioren menyatakan bahwa seluruh angggota tim sangat senang dan bangga atas pencapaian ini dikarenakan perjuangan keras yang dilakukan mampu mengharumkan nama Universitas Islam Indonesia di kancah dunia.

Maulidyati Aisyah selaku ketua tim pelatih bersama dengan Muhammad Fadly Rizki, mengemukakan analisis data menjadi kunci dalam meraih kemenangan.

“Dalam setiap latihan, data hasil yang diperoleh selalu dievaluasi sehingga dapat dipetakan pos-pos mana yang dapat dimaksimalkan untuk meningkatkan net income. Selain penerapan strategi yang taktis, kepercayaan dan kekompakan tiap anggota menjadi kunci kemenangan mereka, mengingat setiap anggota tim memiliki peran masing-masing yang cukup strategis,” terang Mauli.

Prof. Rifqi menekankan kemenangan para mahasiswa ini juga tidak lepas dari dukungan penuh Prodi S1 Akuntansi UII yang menerapkan Kurikulum I-Technopreneur Accountant dengan dasar nilai Islam, Teknologi, dan Entrepreneurship.

“Kurikulum I-Technopreneur yang dikemas dengan tajuk #AkuntanMasaKini merupakan bentuk dukungan Prodi Akuntansi dalam menjawab tantangan atas kemajuan teknologi dan evolusi peran akuntan dalam dunia bisnis saat ini,” tutur Rifqi.