Kunci Keberhasilan Esa Salsabila Meraih Index Prestasi Tinggi

Stigma mengenai Indeks Prestasi Kumulatif atau seringkali disebut dengan IPK bukanlah hal penting seringkali berkeliaran di dunia maya. Memang, IPK tinggi belum menjamin mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Namun, tingginya IPK membuka lebih banyak kesempatan dalam meraih karir gemilang. Meraih IPK tinggi bukanlah pencapaian yang mudah. Butuh perjuangan tanpa lelah untuk meraihnya. 

Pada kesempatan kali ini kami berhasil mewawancarai salah satu mahasiswa akuntansi yang lulus dengan IPK tertinggi dalam Wisuda Periode I tahun ajaran 2023/2024. Esa Salsabila Ferreira, Mahasiswa Akuntansi angkatan 2019, menuturkan bahwa lulus dengan IPK tertinggi menjadi sebuah kebanggan tersendiri. Kerja kerasnya selama berkuliah akhirnya terbayar lunas setelah di wisuda. 

Mahasiswa dengan IPK 3,93 ini menuturkan meraih nilai tinggi tidaklah sesulit yang dibayangkan apabila dibarengi  dengan motivasi yang tinggi. Esa mengungkapkan kunci keberhasilannya yakni dengan aktif di kelas. “Saya mendapatkan IPK tersebut karena saya cukup aktif dikelas dan memperhatikan penjelasan dari dosen dan mengikuti dengan seksama,” ujar Esa. 

Selain berkuliah, Esa juga aktif dalam kegiatan kampus, yakni Koperasi Mahasiswa. Sibuk dengan rapat kegiatan organisasi dan mengerjakan setumpuk tugas kuliah yang tiada habisnya terdengar seperti tantangan yang besar. Namun, Esa menekankan bahwa kunci suksesnya adalah manajemen waktu yang efisien. “Menjadi mahasiswa yang aktif di organisasi menurut saya tidak terlalu mengganggu waktu belajar asalkan memiliki manajemen waktu yang baik,” ujarnya.

Esa juga berpesan kepada mahasiswa yang saat ini masih menjalani lika liku dunia perkuliahan dengan membangun motivasi belajar dalam diri, menikmati proses belajar tanpa paksaan, dan selalu memiliki target IPK di tiap semesternya. Dengan semangat dan tekad yang kuat, semua hal mungkin terjadi, seperti yang dibuktikan oleh Esa ini.

Carbon Tax: Peluang dan Tantangan Implementasinya

Pada Sabtu (23/09) Program Studi Akuntansi FBE UII bekerja sama dengan Grant Thornton Indonesia menyelenggarakan kuliah praktisi dengan judul Carbon Tax: Peluang dan Tantangan Implementasinya. Dalam acara tersebut, Diduk Yunarto Senior Tax Manager Grant Thornton Indonesia hadir sebagai pembicara.

Saat ini pemanasan global tengah terjadi di dunia. Pemanasan global adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata bumi. Akibatnya, suhu di bumi saat ini naik 1 derajat secara merata di seluruh dunia. Hal ini kemudian yang melatar belakangi penerapan kebijakan karbon di Indonesia. Pemerintah kemudian merumuskan paket kebijakan komprehensif terkait karbon yaitu melalui instrumen perdagangan dan non-perdagangan. Bersamaan dengan dikeluarkannya instrumen kebijakan non perdagangan, pemerintah melalui harmonisasi perpajakan pasal mengenai pajak karbon.

Pemerintah melalui harmonisasi perpajakan mulai merumuskan pasal mengenai pajak karbon, dengan landasan hukum yaitu UU HPP No. 7/2021 9 Pasal 13 yang diperkuat dengan landasan pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban pajak karbon melalui Perpres 98/2021 (Pasal 58) dan PP 55/2022 (Pasal 69 & 70). Dengan digarapnya peraturan terkait pajak karbon di Indonesia, Diduk berharap kebijakan yang diciptakan dapat memberikan pencerahan ketika pajak karbon telah diterapkan.

“Mudah-mudahan PSAK (re-Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) bisa memberi pencerahan ketika pajak karbon diterapkan pada tahun 2025 di samping ada PMK (re-Peraturan Menteri Keuangan). Ini untuk meminimalisir terjadi sengketa pajak terkait pengenaan dasar pajak karbon,” ujar Diduk.

Tujuan dirumuskannya pajak karbon sendiri menurut Diduk adalah mendukung penurunan emisi sehingga diharapkan dapat mengubah perilaku pelaku usaha dan beralih energi yang ramah lingkungan mengacu kepada ekonomi hijau. Perumusan ini juga mendorong inovasi dan investasi pelaku usaha dalam menciptakan produk rendah karbon. Diduk menambahkan pajak karbon dapat menjadi sumber penerimaan baru negara dengan estimasi penerimaan negara setiap tahunnya sebesar 43 Triliun Rupiah.

Di akhir, Diduk berpesan kepada mahasiswa akuntansi FBE UII untuk terus menambah pengetahuan dan ilmu terkait kebijakan karbon yang akan diterapkan oleh pemerintah pada tahun 2025. “Selalu update terkait peraturan dan perkembangan carbon tax mengingat negara kita banyak sekali mendapatkan investasi asing yang juga menjadi peluang bagi pendapatan negara yang berasal dari pemungutan atas pajak karbon,” tutup Diduk. (R)

Peringati Satu Dekade Kemitraan, Akuntansi UII Perkuat Kolaborasi dengan ACCA

Kamis (07/09) Prodi Akuntansi UII kembali menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) yang menandakan adanya pembaruan kerjasama antara UII dan ACCA. Acara yang digelar di Hotel Le Meridien ini sekaligus memperingati satu dekade kerjasama UII dengan ACCA.

Acara dengan tajuk “ACCA – UII: One Decade of Partnership” ini turut dihadiri perwakilan dari ACCA, Rektor, Dekan, dan Civitas Akademika UII. Perwakilan alumni ACCA UII juga turut hadir memeriahkan acara ini.

Acara ini menjadi collaborative space di mana mahasiswa, alumni UII, dan professional ACCA saling berbagi wawasan, pengetahuan, dan pengalaman dalam dunia profesi Akuntansi maupun kegiatan akademik ACCA di UII.

Acara ini terdiri dari dua sesi yakni, penandatanganan MoU dan Talkshow oleh perwakilan ACCA, alumni, serta mahasiswa UII. Penandatangan ini dilakukan langsung oleh Director Asia – Pacific at ACCA dan Rektor UII Fathul Wahid. “ACCA menjadi bagian untuk menjemput masa depan. Kami berusaha membekali mahasiswa kami berbagai program agar dapat berkompetisi dalam persaingan global,” ujar Fathul. 

Dalam pemaparannya Johan Arifin selaku Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomika menyampaikan bahwa ACCA tidak hanya menjadi kolaborator saja, tetapi juga membimbing kampus untuk mempersiapkan mahasiswa dengan kualifikasi terbaik. 

“Program ACCA menjadi jembatan untuk mahasiswa dalam mengeksplor dunia industri dan akademik,” ujar Johan.

Pada sesi selanjutnya, Nelva Qablina selaku mahasiswa UII yang juga menjadi narasumber acara tersebut bercerita mengenai bagaimana persiapan dia mengambil ujian ACCA. Nelva menerangkan bahwa pertama-tama ia mempelajari modul secara keseluruhan bersama dengan dosen-dosen di kampus. Pendekatan ini membantu mereka memahami materi secara mendalam dan memiliki pemahaman dasar yang kuat sebelum menghadapi ujian. Setelah ujian semester selesai (UAS), baru mulai melaksanakan latihan sendiri untuk persiapan ujian ACCA. “Aku juga highlight gimana aku ngorbanin full liburan semesterku buat preparation ujian ACCA gitu,” ujar Nelva.

Prodi Akuntansi UII juga menyelenggarakan sesi-sesi khusus seperti “revision class” yang berguna untuk mempersiapkan diri secara intensif sebelum ujian dengah ACCA approved learning provider, seperti LSAF dari Malaysia. 

Selama acara tersebut, Nelva berkesempatan berbicara dengan banyak anggota ACCA dan perwakilan dari berbagai perusahaan, yang memberikan saran yang sangat berharga kepada mahasiswa akuntansi. “Terus yang menurutku paling memotivasi adalah ketemu sama alumni alumni UII yang dulu jadi ACCA students. Kaya insight gimana cara ngelamar kerja di big 4 terus gimana ACCA certification itu nge push career,” pungkas Nelva.

Raih Gelar Ganda, Mahasiswi Akuntansi UII Lulus Joint Degree Nanjing Xiaozhuang University

Mahasiswi sedang mengikuti Wisuda di NXU

Dua mahasiswi Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) telah menyelesaikan program joint degree di Nanjing Xiaozhuang University (NXU) China. Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperoleh program gelar sarjana ganda dari dua universitas yang berbeda. Mahasiswa akan menyelesaikan dua tahun kuliah di UII dan dua tahun di NXU.

Nurul Hanifah Rahmadhani, S.Ak., B.A., lulusan mahasiswa Prodi Akuntansi FBE UII yang kini memiliki dua titel di belakang namanya ini baru saja menamatkan pendidikannya pada bulan Juni 2023 . Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di China yang bahkan hampir menyaingi Amerika Serikat menjadi alasan Hanifah mengambil joint degree di NXU. Motivasi itu diperkuat dengan jurusan yang tengah ia tekuni yang bersinggungan dengan perekonomian dunia.

“Di NXU jurusan saya adalah International Economics and Trade, sehingga di sana saya lebih fokus ke ekonomi internasional seperti ekspor dan impor, international settlement, cross border e-commerce, dan lain-lain,” ungkap Hanifah. 

NXU memberikan kesempatan juga kepada Nabilah Suyu Wardhani untuk mempelajari international trade melalui software CESIM, SIMTRADE, dan Alibaba. Mereka mendapatkan pengalaman dan pemahaman tidak hanya bersifat teori di dalam kelas saja tetapi juga di luar kelas melalui company visit dan magang. 

Program joint degree memberikan peluang untuk memperluas jaringan profesional dan interkultural mahasiswa. Mahasiswa yang menyelesaikan program ini memiliki keunggulan kompetitif di pasar kerja global dan karir internasional yang lebih baik. Program ini menjadi pilihan yang menarik bagi mahasiswa yang ingin meningkatkan prospek karir. Menambah kesempatan untuk menggabungkan ilmu disiplin yang berbeda bahkan mempelajari program yang diselenggarakan pada universitas yang berbeda pula. 

Keuntungan dari joint degree yaitu memperoleh pemahaman yang lebih luas tentang berbagai perspektif, budaya, dan lingkungan bisnis yang berbeda. Hanifah membuktikan bahwa keunggulan akademik dan skill bahasa yang ia miliki menjadi kunci diterima di NXU.

“Teman-teman bisa memulai untuk belajar bahasa Mandarin dari HSK 1, agar tidak kesulitan saat berinteraksi di China nanti,” pesan Hanifah kepada mahasiswa yang ingin mengikuti jejaknya. Meskipun, perkuliahan menggunakan bahasa Inggris, tetapi dalam kesehariannya menggunakan bahasa Mandarin. 

Dengan keberhasilannya menamatkan program joint degree, Hanifah membuktikan bahwa investasi dalam pendidikan dan pengembagan diri dapat membawa hasil yang luas biasa. Prestasi ini memberikan motivasi bagi mahasiswa lain untuk mengejar kesempatan serupa. Program joint degree merupakan langkah yang berani dan berharga bagi mahasiswa yang ingin mengejar karir dan mencapai kesuksesan di panggung global.

Segera daftarkan dirimu di Prodi Akuntansi untuk meneruskan kesuksesan Hanifah! Kunjungi website resmi kami accounting.uii.ac.id dan temukan informasi lainnya di media sosial Instagram @accounting.uii. (C)

 

Nelva Qablina: Calon Akuntan Profesional dengan Kualifikasi Internasional ACCA

Memiliki sertifikasi akuntan internasional merupakan impian bagi setiap mahasiswa, salah satunya yakni Association of Chartered Certified Accountants (ACCA). Melalui sertifikasi ACCA calon akuntan muda dipersiapkan untuk memenuhi kualifikasi akuntan profesional bertaraf internasional, selengkapnya baca di sini.

Pada kesempatan kali ini, kami berbincang dengan salah satu mahasiswa yang telah lulus ujian modul ACCA, Nelva Qablina. Nelva mengambil kelas ACCA sejak semester dua.dengan modul management accounting. Kemudian semester tiga mengambil modul financial accounting, dan seterusnya. Namun untuk angkatan 2021 dan selanjutnya kelas ACCA ini diambil pada semester ketiga. 

Untuk mengambil kelas ACCA ini tidak dikenakan biaya tambahan selain biaya SPP. Nelva menambahkan untuk biaya ujian tiap modulnya membayar menggunakan uang pribadi, tetapi apabila mahasiswa dapat lulus ujian tersebut pihak Prodi Akuntansi akan memberikan reimburse.

“Aku belum pernah bayar biaya tambahan di luar SPP. Tetapi kamu harus bayar ujian ACCAnya kaya sekitaran 2 juta lebih bayar pakai dana pribadi dulu. Kalau kamu lulus ujian ACCAnya, dana tadi akan dibalikin sama prodi,” ungkap Nelva. 

Sejak sekolah menengah, Nelva memang sudah menyukai hal-hal yang berkaitan dengan akuntansi. Saat semester dua, Nelva ditawari oleh temannya untuk mencoba program ini. “Terus tiba tiba semester dua ditawarin sama temen mau join acca ngga kita? Kita coba-coba aja dulu. Ternyata kalau sulit banget kita boleh keluar lagi,” ujar Nelva. 

Nelva juga merasa pada awalnya memang sulit seiring berjalannya waktu merasa terbiasa dan saat ini sudah menempuh hingga semester enam serta mengikuti beberapa ujian modul. Tiga ujian modul telah dilalui oleh Nelva yakni Financial Accounting, Financial Management, dan Financial Reporting. 

Prodi Akuntansi sendiri telah mendapatkan approval dari ACCA sehingga mahasiswa mendapatkan beberapa exemption. “Exemption itu konsepnya ngga harus ambil beberapa ujian, tetapi kamu diwajibkan untuk mengambil Financial Management, Financial Reporting, dan Audit Assurance,” tutur Nelva. Apabila telah lulus tiga modul tersebut, mahasiswa dapat mengambil modul ethics dan mengumpulkan research report ke ACCA, kedepannya akan mendapatkan degree  Bachelor of Science in Applied Accounting dari Oxford Brookes University. 

Di Prodi Akuntansi telah terdapat kelas akselerasi ACCA yang dikhususkan untuk belajar setiap modul. Dengan bantuan dosen dan berbagai learning source ACCA yang tersedia di internet, Nelva mempelajari materi dari sumber tersebut.

“Kalau dibilang susah atau ngga susah, pasti susah. Tapi you need to try first,” tutur Nelva. 

Financial Reporting merupakan modul yang paling sulit dan challenging menurut mahasiswa yang saat ini duduk di semester enam. “Karena itu coveringnya dan standard Accountingnya yang harus kamu tau banyak. Terus gimana kamu applied standard Accounting itu di financial statement dan itu challenging banget,” ungkap Nelva. 

Selain fasilitas scholarship, Prodi Akuntansi juga memberikan banyak fasilitas kepada mahasiswa yang akan mengikuti ujian modul seperti dengan memberikan tutorial dengan ACCA Indonesia dan Malaysia.

“Bahkan kita ada camp khusus untuk belajar ACCA di hotel bareng dosen UII,” ujar Nelva. 

Di akhir, Nelva berbagi tips untuk belajar modul ACCA. “Aku biasanya ngelist dulu semua materialsnya, terus dipelajari satu-satu the whole text book itu. Nanti aku tandain kalau itu sulit dan aku butuh review lagi berapa materi yang suilt,” ungkap Nelva. (Retno)

Harumkan Indonesia, Mahasiswa Akuntansi UII Raih Juara Dunia 15th ERPsim International Competition

Team Eagles bersama jajaran dosen Akuntansi UII

Tim Eagles Prodi S1 Akuntansi Universitas Islam Indonesia (UII) menjadi Juara 1 pada 15th ERPSim International Competition. Tim Mahasiswa Akuntansi UII ini menunjukkan kemampuannya dalam mengelola perusahaan virtual menggunakan skenario ERPsim Manufacturing Extended dengan Aplikasi SAP S/4HANA. SAP adalah sistem Enterprise Resource Planning (ERP) yang banyak digunakan oleh perusahaan internasional. UII sendiri merupakan salah satu dari beberapa universitas di Indonesia yang bekerjasama dengan SAP melalui SAP University Alliances Asia Pacific Japan.

Kompetisi final ERPsim yang diselenggarakan secara daring pada tanggal 15 Juni 2023 ini diikuti oleh perwakilan tim dari berbagai wilayah regional di seluruh dunia. Perbedaan zona waktu tidak menghalangi tim dari Akuntansi UII yang harus bertanding malam hari di Kampus FBE UII.  Keberhasilan Tim ERPsim Prodi Akuntansi UII ini diawali dengan keberhasilan lolos 4 besar kompetisi ERPsim Rest of APJ pada bulan Oktober 2022, dan menjadi Juara pertama dalam ajang ERPsim Competition Region Asia Pacific Japan (APJ) pada bulan Maret 2023 sehingga bersama dua tim lain dari Vietnam mewakili wilayah Asia Pacific Japan pada tahap final 15th ERPSIM International Competition. Pada kompetisi internasional ERPsim tahun ini tim UII bersaing dengan 20 tim dari universitas di berbagai negara, seperti San Diego State University (Amerika), University of Nottingham (Inggris), Politecnico di Milano (Italia), Beijing Institute of Technology (China), JAMK UAS (Finlandia), dan lain-lain.

Ketua Prodi S1 Akuntansi UII, Prof. Rifqi Muhammad menerangkan “Kemenangan ini menjadi bukti bahwa mahasiswa Akuntansi UII mempunyai daya saing di kancah internasional dan mampu mempertahankan tradisi juara dalam berbagai kompetisi ERP, sekaligus membuktikan sebagai calon Akuntan Masa Kini yang kompeten di bidang teknologi.”

Mahasiswa Akuntansi UII sendiri telah berkali-kali memenangkan berbagai kompetisi ERP. Di antaranya Juara 1 ERPsim Asia Pacific Japan 2021, Juara 1 Tingkat Nasional MERMC 2021, Juara 1 ERPsim Student Competition Rest of Asia Pacific Japan (APJ) 2022, Juara 1 pada ajang ERPSim Student Competition Asia Pacific Japan (APJ) Cup 2022, Juara 1 pada 14th International ERPsim Competition 2022, Juara 1 MonsoonSIM ERM International Competition 2022-Enterprise Category, dan Juara 2 MonsoonSIM ERM International Competition 2022-Trading Category.

Tim Eagles terdiri dari lima mahasiswa Prodi S1 Akuntansi yakni Feren Fitria Farsa, Lestari Rezki Nurul Amalia, Dani Malpriansyah Darmawan, Fioren Akbar Naufal, dan Rahma Alia Alisyahbana. Ketua Tim Fioren Akbar Naufal mengungkapkan bahwa perwakilan dari negara China merupakan lawan terberatnya.

“Kompetisi tahun ini berlangsung sangat sengit dan kompetitif, banyak muncul team baru dengan berbagai strategi yang baru sehingga perlu usaha lebih keras untuk memenangkan kompetisi kali ini. Tim asal China menjadi pesaing kuat bagi kami,” tutur Fioren.

Lebih lanjut Fioren menyatakan bahwa seluruh angggota tim sangat senang dan bangga atas pencapaian ini dikarenakan perjuangan keras yang dilakukan mampu mengharumkan nama Universitas Islam Indonesia di kancah dunia.

Maulidyati Aisyah selaku ketua tim pelatih bersama dengan Muhammad Fadly Rizki, mengemukakan analisis data menjadi kunci dalam meraih kemenangan.

“Dalam setiap latihan, data hasil yang diperoleh selalu dievaluasi sehingga dapat dipetakan pos-pos mana yang dapat dimaksimalkan untuk meningkatkan net income. Selain penerapan strategi yang taktis, kepercayaan dan kekompakan tiap anggota menjadi kunci kemenangan mereka, mengingat setiap anggota tim memiliki peran masing-masing yang cukup strategis,” terang Mauli.

Prof. Rifqi menekankan kemenangan para mahasiswa ini juga tidak lepas dari dukungan penuh Prodi S1 Akuntansi UII yang menerapkan Kurikulum I-Technopreneur Accountant dengan dasar nilai Islam, Teknologi, dan Entrepreneurship.

“Kurikulum I-Technopreneur yang dikemas dengan tajuk #AkuntanMasaKini merupakan bentuk dukungan Prodi Akuntansi dalam menjawab tantangan atas kemajuan teknologi dan evolusi peran akuntan dalam dunia bisnis saat ini,” tutur Rifqi.

Exploring the World with Accounting UII: South Korea

Menempuh pendidikan di luar negeri merupakan pengalaman yang luar biasa. Memeroleh pengetahuan yang mendalam, memperluas wawasan budaya, dan membangun jaringan internasional menjadi keuntungan bagi mahasiswa yang berkesempatan meniti kuliah di luar negeri. Prodi Akuntansi UII memfasilitasi mahasiswa yang ingin memeroleh keuntungan tersebut melalui berbagai program khusus. 

Puti Liyana, mahasiswi Akuntansi International Undergraduate Program angakatan 2020, berkesempatan mengikuti Student Exchange Spring 2023 di Solbridge School of Business, Korea Selatan. Menurutnya berkuliah di Korea Selatan, mendapatkan pengalaman dan pelajaran baru. Putri mencontohkan misalnya saat kuliah di Indonesia merasa malas untuk belajar, saat di Korea mau tidak mau tetap harus belajar karena tentunya akan terbawa arus keadaan. “Di Korea orang-orang sangat ambisius terutama masalah pendidikan dan competitive banget,” tuturnya. Selama belajar di Korea, mahasiswa dituntut untuk rajin membaca karena saat di kelas tidak akan dijelaskan secara detail dan demi mengurangi ketinggalan selama mengikuti perkuliahan.

Ia juga menceritakan dari segi cara mengajar tidak terlalu jauh berbeda dengan di Indonesia. “Cuma kalau di Korea biasanya sebelum final exam itu bakal ada juga final project. Selain kita ikut final exam kita juga harus nyelesain final projectnya jadi harus kerja double,” tutur Putri.

Hal yang paling berbeda menurut Putri selama mengikuti kuliah ini yakni sistem penilaian kuliah. Di Korea masih menggunakan curve grading system. “Jadi hanya 20% mahasiswa di kelas yang bisa dapat A, 30%-40% dapat B, dan 30%-50% dapat C atau di bawahnya. Jadi sangat competitive semua orang di kelas,” jelas Putri.

 

Putri menceritakan saat di Solbridge setiap bulannya ada semacam tamasya bersama kampus ke luar kota seperti Busan, Seoul, dan sebagainya. “Kita cuma bayar dengan harga yang sangat murah, jadi setidaknya setiap sebulan sekali bakal ada refreshingnya,” ungkap Putri.

Selain bercerita tentang kuliah, Putri bercerita mengenai kehidupan sehari-harinya di Korea. Bahasa menjadi salah satu kendala yang dialaminya. Saat pertama kali datang, Putri sama sekali belum bisa menulis dan membaca hangeul. Tapi setelah mengikuti kelas Korean Beginner, sudah sangat membantu dirinya membaca dan menulis. “Karena kalau kalian bisa bahasa Korea bakal lebih mudah. Apalagi kalau di tempat umum, kalau mau naik taxi terus ngga bisa bahasa Korea, kadang susah juga untuk nunjukin alamatnya bahkan bisa sampai miscommunication dan berujung salah alamat,” ujarnya. Putri berpesan untuk setidaknya sebelum pergi belajar ke Korea Selatan, mahasiswa mempelajari bahasa Korea dasar walaupun di Solbridge sendiri pembelajaran full menggunakan bahasa Inggris.

Selain mempersiapkan dokumen penting seperti visa, transkrip nilai, paspor, dan lain-lain. Menurutnya kampus lumayan membantu dalam pengurusan dokumen exchange. “Mungkin harus sering difollow-up biar dokumennya lebih cepat jadi. Yang penting harus rajin komunikasi dan konsultasi ke staff internationalnya. Mulai dari mata kuliah, planning kedepannya setelah exchange. Mau magang atau skripsi dan lain-lain, jadi nanti konsultasi saja dan staff international bakal ngasih saran dan masukan,” tutup Putri.

Tertarik dengan mengikuti student exchange dan bersiap mendapatkan international exposure, segera gabung dengan Accounting International Undergraduate Program UII di laman berikut ini. (R)

SAP Partners and Alumni Gathering: Dekatkan Mahasiswa Dengan Dunia Kerja

Guna menjalin kerja sama antara UII dan SAP partner, Program Studi Akuntansi UII SAP Partners and Alumni Gathering pada Jumat (9/12) di Novotel Jakarta. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk mendekatkan lulusan Akuntansi UII dengan calon user

Muamar Nur Kholid, selaku Ketua Panitia, menuturkan bahwa Prodi Akuntansi UII dengan kompetensi lulusannya siap mengisi kebutuhan pasar. Lulusan Akuntansi UII selama ini telah tersebar di mayoritas perusahaan SAP Partner. Muamar juga menambahkan bahwa Prodi Akuntansi sendiri telah dikenal oleh beberapa perusahaan konsultan SAP sebagai prodi yang produktif menghasilkan lulusan yang kompeten di bidang tersebut.

 

 

“Beberapa mahasiswa Program Studi Akuntansi Program Sarjana FBE UII berhasil lulus sertifikasi Internasional di bidang SAP, dan telah memenangkan kompetisi Internasional di bidang ERP-Sim dan MonsoonSIM,” tutur Muamar.

Acara ini juga bertujuan untuk mendukung implementasi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang telah dicanangkan oleh Mendikbud. Melalui kegiatan ini diharapkan mampu mendekatkan dunia pendidikan dan industri melalui jalinan formal dalam bidang SAP sehingga mempercepat lulusan bekerja pada bidang yang sesuai. Tak hanya itu, mempermudah mahasiswa mendapatkan tempat magang menjadi salah satu tujuan ini. 

Saat ini Prodi Akuntansi telah bekerja sama dengan sebelas (11) SAP Partner di antaranya Wilmar Consultancy Services, Telkomsigma, Equine Global, Trimitra Sistem Solusindo (Trimitrasis), NTT Data Business Solutions Indonesia, Solman Manunggal Informatika, Jasa Teknologi IBM Indonesia, Eclectic Consulting, Astra Graphia Information Technology (AGIT), Metrodata-Soltius, dan Accenture. Muamar menambahkan jumlah ini tentunya masih akan bertambah karena beberapa belum dapat hadir secara langsung dan lainnya masih dalam proses penyelesaian dokumen.

Selain itu, dilangsungkan pula penyerahan sertifikat internasional SAP kepada 35 mahasiswa yang telah lulus modul SAP  oleh Andreas Dirgantoro selaku Managing Director SAP Indonesia. Penghargaan diberikan kepada 4 mahasiswa yang telah lulus modul SAP-Financial with SAP S_4HANA, 1 mahasiswa yang telah menyelesaikan modul SAP- Financial Accounting with SAP S_4HANA, 1 mahasiswa yang telah menyelesaikan modul SAP-ABAP with SAP Net Weafer 7.5, serta 29 mahasiswa yang telah menyelesaikan modul SAP-Business Process Integration with SAP S_4HANA. (RP)

 

Accounting UII Student Gathering : Meningkatkan Keakraban Mahasiswa

Program Studi (Prodi) Akuntansi Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan serangkaian kegiatan yang bertajuk Accounting UII Student Gathering. Kegiatan diikuti oleh mahasiswa akuntansi reguler angkatan 2020 dan 2021 pada hari Minggu (04/12) di Ledok Sambi, Yogyakarta. Mahasiswa menuju lokasi bersama-sama menggunakan bus yang disediakan prodi. Kegiatan dimulai dengan pembukaan dan sambutan oleh Sekretaris Prodi Akuntansi Muamar Nur Kholid, S.E., M.Ak., Ak., CA. Dalam sambutannya, Muamar berharap acara ini dapat mengeratkan silaturahmi antar angkatan dan dapat memberikan manfaat kepada mahasiswa.

Kegiatan dilanjutkan dengan acara inti, yaitu gathering. Gathering berupa outbound yang dipandu oleh Sumardiono selaku pengelola outbound di Ledok Sambi. Outbound diwali dengan ice breaking dan energizing games. Kemudian mahasiswa dibagi menjadi beberapa tim yang berisikan perempuan dan laki-laki serta angkatan yang berbeda. Kegiatan gathering yang diselenggarakan berupa flying bamboo, kayaking, archery tag, flying fox, dan nitro crossing. Kegiatan ini bertujuan untuk melepas penat mahasiswa dan mempererat persaudaraan mahasiswa yang sudah memiliki kesibukannya masing-masing. 

Indah Aprilia mahasiswi akuntansi 2021 mengungkapkan acara gathering ini seru dan melatih kerja sama dalam tim. “Acara gathering tadi seru banget dan aku bisa tahu cara bekerja sama dalam tim yang baik, jadi berani berinteraksi dengan siapapun tanpa adanya senioritas,” ungkap Indah. 

Hal yang sama diungkapkan Nisa Widi, mahasiswi akuntansi 2020. “Senang bisa kenal sama teman-teman satu prodi yang mungkin kalo nggak ada acara gathering ini kita ga saling kenal, bahkan ga saling tau, dan lumayan juga buat healing sebelum UAS,” tuturnya. (CH)

 

Menilik Efektifitas Pemberian Subsidi BBM

Pada Selasa (15/11), FBE UII bersama Pipamas Energy menyelenggarakan seminar dengan tajuk Pipamas Energy Talk “Sudah Efektifkah Pembatasan BBM” . Seminar ini diselenggarakan dalam rangka menanggapi kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada awal September 2022 lalu. Kenaikan harga ini menjadi salah satu concern dalam bidang akuntansi terutama pada Supply Chain minyak itu sendiri.

Acara ini dipandu langsung oleh Moderator Rudy Andanu dan dihadiri oleh beberapa narasumber yakni Mahmudi (Dosen Akuntansi UII), Dina Mariana (Direktur Eksekutif Institute of Research and Empowerment (IRE)), serta Agung Satriyo Nugroho (Peneliti Kebijakan BBM Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada).

 

Agung yang juga menjadi salah satu peneliti untuk kebijakan Minyak dan Gas (Migas) menuturkan terdapat beberapa skenario penanganan BBM di Indonesia. Yakni melalui pengaturan, kenaikan harga, dan sebagainya. Kenaikan harga menjadi salah satu pilihan di kondisi yang terdesak. Kala itu sedang mengalami tekanan atas peningkatan harga crude oil dunia.

Terkait dengan pengaturan, Agung menambahkan bahwa mulai tahun 2023 nanti akan terdapat pengaturan terkait pembatasan kuota subsidi kendaran yang berhak menerima atau tidak.

“Untuk pertalite yakni kendaran bermotor dengan batasan 250cc ke bawah sedangkan untuk kendaraan roda empat dengan batasan 1400cc ke bawah,” ujarnya.

Menyinggung terkait pemberian subsidi, pemberiannya dikelompokkan berdasarkan dalam bentuk barang, orang, dan badan. Subsidi BBM termasuk dalam pemberian kategori barang. Namun, hal ini malah menjadi salah satu masalah mengingat apakah pemberian subsidi telah menyasar pada orang yang membutuhkan dan kuota yang tersedia tidak terlalu banyak.

Mahmudi selaku Pakar Kebijakan Publik, mengkritisi pemberian subsidi BBM ini. “Subsidi kebanyakan dibakar karena kemacetan sehingga transportasi umum perlu ditingkatkan,” ujarnya. Pembatasan kendaraan pribadi dan peningkatan jumlah angkutan umum dapat menjadi salah satu solusi.

Transisi menuju energi terbarukan menjadi salah satu concern untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap penggunaan bahan bakar minyak. Dina menuturkan mempertemukan energi baru terbarukan (EBT) dengan migas sedikit mengalami kesulitan. Dina yang aktif dalam meneliti masyarakat desa juga menambahkan bahwa desa merupakan area yang turut terdampak akibat pandemi yang disusul kenaikan harga BBM.

“Desa menghadapi tantangan dalam pengelolaan keuangannya,” tutur Dina.

Beberapa desa yang telah Dina teliti memiliki keinginan untuk mengurangi ketergantungan dengan BBM. Namun saat ini terkendala dengan dukungan finansial. Dana desa pun belum bisa digunakan sepenuhnya untuk mendukung kemandirian energi ini. “Dana desa pengaturan penggunaannya telah diatur oleh pemerintah pusat sehingga kemandirian energi belum bisa dimaksimalkan,” ungkapnya.