Prodi Akuntansi UII dan BAZNAS DIY Adakan Workshop Keuangan Pengelola Zakat

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) bekerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta (BAZNAS DIY) mengadakan workshop keuangan bagi para pengelola zakat. Workshop

diselenggarakan di Hotel Grand Dafam Rohan pada hari Selasa, 30 April 2019. Workshop tersebut diikuti oleh para pengurus BAZNAS se-DIY, Baznas Kabupaten-Kota di Jawa Tengah, Kabupaten Siak (Riau), Kabupaten Ngawi, Kota Tangerang, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, dan lain-lain.

Selaku pembicara pada workshop ini adalah para dosen dari Prodi Akuntansi FE UII yaitu Dr. Mahmudi, SE., M.Si., Ak., CMA., CA yang memaparkan tentang penyusunan SOP pelaksanaan akuntansi zakat, infak dan sedekah (ZIS), Drs. Arief Bachtiar, MSA., Ak., CA., SAS tentang akuntansi pengelolaan ZIS, Rifqi Muhammad, SE., SH., M.Sc., Ph.D., SAS., ASPM tentang audit keuangan ZIS, dan Ahada Nurfauziya, SE., M.Ak., Ak., CA tentang audit kinerja ZIS.

Workshop yang dimoderatori oleh dosen Prodi Akuntansi UII, Rizki Hamdani, SE., M.Ak., Ak., CA bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan akuntansi dan manajemen keuangan BAZNAS sesuai visi agar terwujudnya BAZNAS yang profesional, efektif dan efisien serta terpercaya. Workshop ini juga merupakan tindak lanjut dari MoU kerjasama antara Prodi Akuntansi UII dan BAZNAS DIY pada tahun 2017 lalu.

Acara workshop keuangan pengelola zakat ini dibuka oleh Ketua BAZNAS DIY, Dr. Bambang Sutiyoso, SH., M.Hum dalam sambutannya menyampaikan bahwa “BAZNAS DIY telah menjalin kerjasama yang sangat baik sebelumnya dengan Program Studi Akuntansi UII dan ini merupakan tindak lanjut MoU yang telah dilakukan sebelumnya agar MoU tidak hanya sekadar tandatangan saja dan tidak ada tindak lanjutnya, namun hari ini BAZNAS DIY menindaklanjuti”. Selanjutnya, Bambang Sutiyoso bercita-cita kedepannya kantor-kantor BAZNAS itu seperti kantor Pajak yang orang rela antri berjam-jam untuk membayar.

Dr. Mahmudi, SE., M.Si., Ak., CMA., CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi FE UII dalam sambutannya memaparkan bahwa “pelaksanaan workshop pengelolaan keuangan BAZNAS kerjasama BAZNAS DIY dengan Prodi Akuntansi FE UII merupakan wujud dari pelaksanaan pengabdian masyarakat dan dakwah Islamiyah. Mahmudi juga mengucapkan terima kasih kepada BAZNAS DIY karena Prodi Akuntansi UII telah dipercaya untuk memberi pelatihan kepada para pengurus BAZNAS, semoga dapat memberikan manfaat yang lebih bagi masyarakat sesuai dengan visi UII yaitu rahmatan lil‘alamin” paparnya.

Wakil ketua bidang perencanaan, keuangan, dan pelaporan BAZNAS DIY, Nursya’bani Purnama, SE., M.Si dalam sambutannya selaku ketua panitia menyampaikan bahwa “BAZNAS DIY mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Program Studi Akuntansi UII karena dengan sukarela bersedia memberikan workshop secara gratis alias tidak mau dibayar” tuturnya. (RH)

Akuntansi UII Pionir Pengembangan Kompetensi Audit Forensik di Indonesia

Jurusan Akuntansi Universitas Islam Indonesia (UII) mengukir sejarah baru dalam pengembangan kompetensi Audit Forensik di Indonesia. Di akhir bulan Februari 2019, melalui Pusat Studi Akuntansi Forensik UII, diselenggarakan ujian sertifikasi Certified Forensic Auditor (CFrA) Klaster 1 bagi mahasiswa S1 Prodi Akuntansi UII. Sertifikasi ini merupakan tahap pertama dalam proses mendapatkan kualifikasi penuh sebagai Certified Forensic Auditor (CFrA) di Indonesia.

Direktur Pusat Studi Akuntansi Forensik UII, Hendi Yogi Prabowo, S.E., MForAccy., Ph.D. menuturkan, sertifikasi CFrA merupakan sertifikasi profesi yang awalnya dikembangkan oleh Kepolisian Republik Indonesia (POLRI), Kejaksaan, serta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) melalui Lembaga Sertifikasi Profesi Auditor Forensik (LSP-AF) yang diakui oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) untuk memenuhi kebutuhan profesional auditor forensik di Indonesia.

Sertifikasi tersebut saat ini menjadi salah satu sertifikasi auditor forensik yang paling banyak dipakai di instansi pemerintah maupun swasta di Indonesia. Beberapa instansi pemerintah bahkan mensyaratkan sertifikasi ini untuk pegawainya untuk dapat naik ke jenjang karir yang lebih tinggi.

“Lembaga – lembaga pemerintah yang menggunakan sertifikasi ini di antaranya adalah BPK, BPKP, POLRI, Kejaksaan, TNI, dan berbagai BUMN yang tersebar di seluruh Indonesia,” tutur Hendi Yogi pada Jumat (15/3), di Kampus UII.

Dijelaskan, Hendi Yogi, untuk mendapatkan kualifikasi CFrA peserta ujian harus menyelesaikan serangkaian tertulis dan praktek ujian yang mencakup 27 unit kompetensi. Peserta ujian juga dapat menempuh ujian secara bertahap dengan menggunakan sistem klaster.

“Tiga tahap ujian (sistem klaster) yang harus dilalui oleh seorang peserta ujian yaitu pendeteksian dan pencegahan fraud (Klaster 1), pelaksanaan audit forensik dan audit penghitungan kerugian keuangan (Klaster 2), dan pemberian pernyataan secara keahlian dan penelusuran aset (Klaster 3),” ungkapnya.

“Khusus untuk unit – unit kompetensi dalam bidang pemberian pernyataan secara keahlian dan penelusuran aset ujian akan diselenggarakan secara praktek melalui simulasi ekspose kasus dan persidangan,” imbuh Hendi Yogi.

Lebih lanjut disampaikan Hendi Yogi, sebagai salah satu Tempat Uji Kompetensi (TUK) Audit Forensik di Indonesia, selain menyelenggarakan ujian sertifikasi untuk mahasiswa S1 melalui Pusat Studi Akuntansi Forensik (PSAF), Jurusan Akuntansi UII juga dapat menyelenggarakan ujian kompetensi untuk peserta umum melalui Pusat Pengembangan Akuntansi (PPA).

“Pada tanggal 23 dan 24 Desember 2018 yang lalu PPA telah menyelenggarakan ujian sertifikasi untuk peserta non-mahasiswa yang terdiri dari peserta akademisi dan praktisi akuntansi dari dalam maupun luar UII,” tandasnya.

Hendi Yogi menegaskan, penyelenggaraan ujian CFrA Klaster 1 untuk mahasiswa S1 akuntansi UII kali ini menjadi momen bersejarah yang sangat penting bagi Jurusan Akuntansi UII. Karena menjadi ujian CFrA Klaster 1 pertama di Indonesia yang diikuti oleh peserta yang masih berstatus sebagai mahasiswa S1 di sebuah perguruan tinggi.

“Penyelenggaraan ujian sertifikasi CFrA sebelumnya yang diselenggarakan di berbagai institusi hanya bisa diikuti oleh para praktisi yang sudah berpengalaman di bidangnya,” pungkasnya.

Sumber: uii.ac.id

Magister Akuntansi UII dan Univeristy of Western Australia Buka Program Double Degree

Dunia pendidikan kian berkembang pesat. Dibutuhkan kolaborasi antar institusi pendidikan tinggi baik secara nasional maupun internasional. Universitas Islam Indonesia (UII) menyadari hal tersebut dan terus menjalin kerjasama dengan berbagai institusi pendidikan tinggi. UII kali ini bekerjasama dengan University of Western Australia (UWA) untuk menjajaki program double degree di bidang master akuntansi.

Program bertajuk 1+1 Dual Degree Program itu melibatkan Program Master Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) UII dan Program Master Profesional Akuntansi UWA. Pertemuan guna tindak lanjut kerjasama dilakukan oleh kedua belah pihak, Nandang Sutrisno, SH, LLM, M.Hum, Ph.D selaku Rektor UII dan Prof. Peter Robertson selaku perwakilan dari UWA yang bertempat di Ruang Sidang Fakultas Ekonomi UII, Senin (7/5).

Sebelumnya, penandatangan artikel kerjasama sudah dilaksanakan oleh kedua belah pihak. Mr. Ian Watt (Pro Vice-Chancellor (International) UWA) selaku perwakilan dari University of Western Australia dan Dr. Drs. Dwipraptono Agus Harjito, M.Si (Dekan Fakultas Ekonomi UII) selaku perwakilan dari Universitas Islam Indonesia.

Skema program ini yakni mahasiswa akan belajar 1 tahun di UII (semester 1 & 2) dan 1 tahun di UWA (semester 3 & 4). Selanjutnya mereka akan melakukan study research methodology pada semester pertama di UII dan penulisan thesis di UWA selama akhir semester.

Dalam kesempatan ini, Nandang Sutrisno memaparkan tentang sejarah maupun prestasi yang sudah diraih UII sekaligus pentingnya berkolaborasi antar institusi pendidikan. “Saat ini kolaborasi antar institusi pendidikan tinggi begitu penting, universitas sebagai representatif pendidikan tinggi harus mencari prospektif kerjasama dengan universitas ternama lainnya. Bentuk kerjasama ini merupakan langkah maju meningkatkan kapabilitas untuk menghadapi tantangan global.”Ujarnya.

Selain itu, Nandang Sutrisno juga menekankan bahwa Australia merupakan tetangga dekat Indonesia dan merupakan salah satu pusat pendidikan tinggi di Asia. “Kerjasama ini begitu penting untuk terus meningkatkan kapabilitas UII khususnya dalam bidang penelitian. Dan saya berharap bahwa kerjasama ini akan memberikan keuntungan bagi mahasiswa UII maupun UWA. Ini akan menjadi kesempatan berharga bagi mahasiswa untuk belajar lebih dalam mengenai professional akuntan.”Tutupnya. (BKP/ESP)

Sumber: uii.ac.id

Islamic Development Bank – Indonesia Kembali Selenggarakan Program Magang

The Islamic Development Bank Group (IDBG) Country Gateway Office (CGO) Indonesia sedang mencari orang-orang yang berkualifikasi untuk berpartisipasi dalam Program Magang. Program Magang IDBG menyediakan berbagai kesempatan untuk mendapatkan wawasan mengenai Islamic Finance and Development. Program Magang ini ditujukan bagi fresh graduates dan mahasiswa tingkat akhir yang akan ditugaskan di kantor IDBG CGO Indonesia, dimana pengalaman pendidikan dapat ditingkatkan melalui praktek kerja. Read more

UII Jadi Kampus Swasta Terbaik di Simposium Nasional Akuntansi 2017

Simposium Nasional Akuntansi (SNA) merupakan forum ilmiah untuk memaparkan hasil-hasil penelitian terbaik di bidang akuntansi oleh para peneliti, pendidik, mahasiswa, dan praktisi dari seluruh Indonesia. Selain sebagai forum ilimiah SNA juga menjadi ajang silaturahmi antar akademisi dan praktisi di Indonesia. Read more

Dosen Akuntansi UII Raih Doktor di International Islamic University Malaysia

Belum lama lalu sempat diberitakan salah satu dosen di Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) Rifqi Muhammad, SE., SH., M.Sc., SAS, mendapatkan sertifikasi Ahli Syariah Pasar Modal dari The Indonesia Capital Market Institute. Nah, tanggal 25 September 2017 kemarin, Institute of Islamic Banking and Finance (IIBF), International Islamic University Malaysia (IIUM) menyatakan kelulusan S3 nya setelah meneliti praktik pengungkapan laporan sosial bank syariah. Read more

Beri Inspirasi Bagi Mahasiswa, Akuntansi UII Hadirkan Alumni Mengajar

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) menggelar acara kolosal yaitu kuliah umum dan pembekalan alumni dengan menghadirkan alumni inspiratif yang saat ini mengabdikan diri di Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kegiatan pembekalan alumni dan kuliah umum tersebut diisi oleh Ir. Novel Arsyad, MM. (alumni Prodi Teknik Sipil FTSP UII) dan Pramusinto, SE., MM (alumni Prodi Akuntansi FE UII). Acara berlangsung pada Sabtu, 16 September 2017 bertempat di Ruang P1/2 dan Aula Utara Gedung Prof. Dr. Ace Partadiredja Kampus FE UII Condongcatur, Sleman, Yogyakarta. Read more

Akuntansi UII Sepakati Kerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Auditor Forensik (LSP AF)

Potensi praktik kecurangan dan korupsi semakin tinggi seiring dengan bertambahnya jumlah dan ragam transaksi keuangan. Sebagai bagian dari upaya pencegahan dan penanggulangan praktik kecurangan dan korupsi, diperlukan peran auditor yang memiliki keahlian forensik. Universitas Islam Indonesia (UII) menilai bahwa permasalahan ini perlu penanganan serius, tak hanya oleh pemerintah, namun juga melibatkan peran berbagai lembaga termasuk pendidikan tinggi dan masyarakat luas. Read more

Mendalami Audit Forensik, Akuntansi UII Menggelar Summer Course Bersama dengan ARI UiTM di Malaysia

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) menggelar acara Summer Course mengenai akuntansi forensik bekerja sama dengan Accounting Research Institute, Universiti Teknologi MARA (ARI UiTM) Malaysia. Kegiatan berlangsung pada 31 Juli-4 Agustus 2017 bertempat di kampus ARI UiTM, Shah Alam, Malaysia. Read more

Raih Award, Tim SAP UII Diundang ke Konferensi di Korea

Mengikuti conference merupakan salah satu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman baru bagi mahasiswa. Kali ini Tim Mahasiswa Prodi Akuntansi FE UII yang terdiri dari Huda Aulia, Muhammad Guntur Pamungkas, Mara Khawarizmi dan Arif Habibullah mendapatkan undangan untuk mengikuti SAP Academic Conference Asia Pacific Japan (APJ) 2017 yang diselenggarakan oleh SAP Asia Pacific Japan di SAP AppHaus Korea, Seoul, Korea Selatan (11-14/7).

Kesempatan tersebut diberikan kepada Tim Mahasiswa Prodi Akuntansi FE UII sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilannya dalam memperoleh juara pada the University Alliances Asia-Pacific & Japan (APJ) ERPSim and Global ERPSim Cup competition pada 9thInternational ERPSim Cup Competition pada bulan Juni. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini diikuti oleh akademisi dari berbagai negara seperti Filipina, China, Thailand dan India.

Mara yang merupakan salah satu anggota tim menjelaskan, conference dimulai pada Rabu (12/7) dengan pengenalan produk terbaru SAP, yaitu SAP Leonardo. Produk terbaru ini merupakan semacam produk Artificial Intelligence yang dikembangkan oleh SAP sebagai terobosan terbaru. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan agenda pemberian award kepada Tim Mahasiswa Prodi Akuntansi FE UII atas raihan juara pada the University Alliances Asia-Pacific & Japan (APJ) ERPSim and Global ERPSim Cup competition, pada 9thInternational ERPsim Competition.

“Pada setiap kometisi ERP, tim kita berhasil menjadi tim yang kuat, dari tahun ke tahun tim Mahasiswa Prodi Akuntansi selalu meraih tiga besar”, imbuhnya.

Pada hari kedua agenda dilanjutkan dengan kegiatan workshop dengan tema Design Thinking. Mara menjelaskan Design Thinking merupakan alur berfikir dalam menemukan ide atau menyelesaikan permasalahan tertentu.

“Disini kita praktik bagaimana proses design thinking itu. Mulai dari wawancara customer, observasi, diskusi masalah, pembuatan prototipe sampai mempraktekkan solusinya, dari hal tersebut kami bisa belajar bagaimana mendorong seseorang bahkan diri sendiri untuk selalu melakukan inovasi di bidang apapun tanpa membatasi diri kita”, ungkap Mara.

Menurutnya hal yang paling berkesan saat conference adalah mengamati bagaimana proses dalam mencari sebuah ide dan menyelesaikan sebuah permasalahan dengan konsep design thinking. Konsep yang digunakan membuat semua tertata dengan rapi dan terasa menyenangkan.

“Saya berharap hal-hal seperti di SAP AppHauss Korea juga bisa diterapkan di Indonesia agar lebih banyak orang Indonesia yang melakukan inovasi terutama di bidang teknologi. Saya juga berharap dengan perjalanan saya sampai Korea, bisa menginspirasi banyak orang, terutama orang-orang di sekitar saya. Saya akan menerapkan dan mengajarkan orang lain tentang apa yang saya pelajari selama berada di konferensi”, terangnya. (BDY)

Sumber: uii.ac.id