Mahasiswa Akuntansi UII Ikuti International Student Mobility di Turki

International Student Mobility (ISM) merupakan acara tahunan International Program Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII). ISM tahun ini diikuti oleh mahasiswa International Program Angkatan 2018 semua Program Studi (Prodi) yang ada di FBE UII.

Dilaksanakan sejak 22 hingga 28 November 2021, kegiatan ini dilaksanakan di Turki, tepatnya di yaitu Istanbul, Bursa, dan Eskişehir. Kegiatan ini meliputi conference dan short course dengan beberapa universitas partner, Anadolu University di Eskişehir, Marmara University dan Koç University di Istanbul. 

Perjalanan di Turki tentunya mengunjungi beberapa tempat yang istimewa. Di Bursa, peserta ISM diajak untuk mengunjungi beberapa tempat, mulai dari mengunjungi Olive Oil Factory di Bursa, Outlet Munira, Grand Mosque Bursa, hingga berkunjung ke Uludag Mountain. Kemudian, di Istanbul mahasiswa berkunjung ke Marmara University, Koç University, Selat Bosphorus, Masjid Hagia Sophia serta Blue Mosque. Tak hanya itu, di Eskişehir mahasiswa juga diajak untuk mengikuti campus tour di Anadolu University. 

Selain campus tour, mahasiswa juga mendapat kesempatan untuk sharing ilmu dengan mahasiswa Anadolu University. Sharing ilmu ini dilakukan dengan mengadakan short course dan presentasi oleh representasi dari masing-masing prodi.

Bionia Puteri Yasmin, mahasiswa Akuntansi International Program, yang merupakan representasi dari Akuntansi UII, membagikan pengalamannya menjadi speaker dalam presentasi tersebut. Bionia mengungkapkan bahwa dalam sesi presentasi di Anadolu University yang disampaikan adalah mengenai entrepreneur bagi generasi muda.

“Waktu presentasi kemarin temanya bebas. Kalau dari aku sebagai representasi Prodi Akuntansi, kemarin presentasi dengan topik entrepreneur,” ungkap Bionia.

Dalam wawancara secara virtual, Bionia atau yang akrab disapa Bio ini mengungkapkan bahwa banyak wawasan baru yang didapat dari kegiatan ISM ini. Selain bisa merasakan perkuliahan di Turki, Bio juga mengungkapkan ada beberapa perbedaan kebudayaan antara Indonesia dan Turki. Salah satu contohnya yaitu perbedaan adab wudhu. Jika di Indonesia, wudhu boleh dilakukan dengan berdiri sedangkan di Turki wudhu wajib dilakukan dengan duduk dan tidak boleh telanjang kaki. “Lebih mengenal culture mereka dan adaptasi serta toleransi,” jelas Bionia. 

Bio mengungkapkan dengan adanya kegiatan ini banyak manfaat yang bisa didapatkan. Selain belajar mengenai kebudayaan negara lain, ISM ini juga memungkinkan pesertanya untuk mendapat insight dan wawasan baru, baik di bidang akademik maupun non Akademik. “Seneng banget sih, walaupun capek karena jauh. Tapi merasa semua itu terbayarkan. Beruntung banget,” pungkas Bionia. (Berlian/Retno)

Transformasi Ekonomi Digital di Indonesia

Teknologi memberi dampak pada berbagai aspek dalam kehidupan, terutama pada lifestyle sehari-hari. Dahulu, uang sangat perlu dibawa, tetapi sekarang tidak masalah apabila tidak membawa uang karena sudah ada e-wallet. Sekarang smartphone merupakan hal wajib dibawa karena semua sarana seperti pembayaran dan komunikasi telah ada di dalamnya.

Selaku fasilitator kuliah praktisi bisnis digital yang diselenggarakan oleh Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) pada hari Sabtu (16/10), Rizki Hamdani, S.E., M.Ak., Ak., CA memaparkan pengantarnya bahwa terdapat perbedaan konvensional dengan digital business mindset.

“Kita telah mengenal ada 4M (Man, Method, Machine, Money) dan kalau kita berbicara mengenai sumber daya maka kita masuk pada M yang kelima yaitu Material. Dari 5M tersebut maka kita tahu bahwa sumber daya tersebut bersifat fisik. Dalam konsep transformasi digital, mindset kita adalah mindset digital. Sekarang sumber daya fisik dapat ditransformasikan menjadi sumber daya digital yang berbasis byte, sehingga dampaknya dapat mengurangi cost dalam perusahaan,” ungkap Rizki.

Selaku narasumber, Widya Listyowulan yang merupakan Founder CoachCircle.id dan Vice President of Indonesia’s Top Unicorn menyampaikan bahwa digital ekonomi mempermudah manusia dalam memenuhi kehidupan sehari-harinya. Tidak hanya memberi dampak pada individual saja, tetapi juga memberi manfaat bagi negara. Apabila digital ekonomi dikembangkan dengan baik, akan mengurangi pengeluaran negara.

“Jadi, digital ekonomi sudah menjadi sebuah keharusan yang dimiliki masyarakat, terutama pada masa pandemi seperti ini,” papar Widya.

Lebih lanjut Widya memaparkan bahwa komponen yang paling penting mendukung perputaran ekonomi global adalah mobile technologies. Di dalam digital ekonomi terdapat digital connectivity serta digital entrepreneurship. Di balik sebuah sistem yang dipakai ada skill entrepreneurship yang memumpuni, seperti menganalisa opportunity dan mentransfer kebutuhan pasar dalam bentuk digital. Selain itu terdapat pajak dalam platform digital, hal ini ditunjukkan dengan adanya biaya tambahan pada saat mentransfer uang melalui m-banking.

Keadaan digital ekonomi di Indonesia saat ini terdapat bonus demografi yang menciptakan growing number of middle class. Peningkatan ini disebabkan oleh pertumbuhan e-commerce yang pesat. Selain itu, customer market di Indonesia merupakan market pasar paling penting di dunia, terutama di Kawasan Asia Tenggara. Hal ini terjadi karena Indonesia memiliki 79 juta pengguna aktif di sosial media serta menjadi rumah bagi 2.033 startups.

“Dampak peningkatan digital ekonomi di masa depan Indonesia bisa menciptakan 3.7 juta lapangan pekerjaan. Salah satu faktor yang akan mempengaruhinya adalah peningkatan UMKM yang akan meningkatkan 2 persen GDP,” ungkap Widya.

Disampaikan pula oleh Widya Listyowulan bahwa digital ekonomi dengan kebijakan publik di Indonesia saling berhubungan. Dimana, Indonesia memiliki 7 Unicorn, jika di Indonesia tidak menerapkan kebijakan publik berupa peraturan-peraturan maka akan berdampak pada pelanggaran yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan.

“Dibalik pertumbahan yang positif, terdapat tantangan digital ekonomi di Indonesia antara lain cyber security, persaingan yang semakin ketat, masalah human capital, kurangnya akses internet yang memadai, dan regulasi yang tidak mengikuti perkembangan zaman,” pungkas Widya.

Dalam sambutannya Dr. Mahmudi, S.E., M.Si., Ak., CMA., CA selaku Ketua Prodi Akuntansi UII menyampaikan bahwa kuliah bisnis digital ini merupakan mata kuliah baru yang diimplementasikan di semestar baru yang nantinya akan bersangkutan terhadap mata kuliah Data Analitik.

“Akuntansi dengan I-Techno Enterpreneurship dimana I itu Islamic, Techno itu diharapkan mampu mengembangkan dan Enterpreneur itu punya keunggulan atau skill. Sehingga, diharapkan mahasiswa dapat mempunyai daya kompetitif yang tinggi,” ujar Mahmudi. (Azzahra, Galuh, RH).

Mahasiswa Akuntansi UII Kembali Juara 1 Kompetisi Nasional MERMC Indonesia 2021

Di tengah pandemi Covid-19, dengan segala keterbatasan yang ada, tak menurunkan semangat mahasiswa untuk terus berprestasi. Pada tahun 2021, para mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta kembali menorehkan prestasi dengan berhasil meraih juara 1 kompetisi tahunan MonsoonSIM Enterprise Resource Management Competition (MERMC) Grand Final Indonesia 2021. Prestasi membanggakan ini mengulang prestasi pada tahun sebelumnya sebagai juara 1 pada kompetisi MERMC 2020.

Kompetisi ini dilaksanakan secara daring (online) pada 11 September hingga 9 Oktober 2021. Tim UII terdiri dari 5 mahasiswa Program Studi Akuntansi, yaitu Valdo Manggiri Alani, Nicho Kurniawan, Farhan Kamil Rabbani, Agnes Aura Ainisha dan Immerina Zuhara yang tergabung dalam tim Muzzafar Zayn, berhasil unggul dari perwakilan universitas di Indonesia.

Kompetisi dilakukan 3 tahap yaitu tahap penyisihan, submit video, dan tahap grand final. Selain meraih Juara 1, Tim UII juga berhasil meraih Juara 4 yaitu Tim Jakal Atas yang beranggotakan mahasiswa yaitu Afiq Kamal Rizki, Imam Nur Fadhilah, Rafif Aldo Nugroho, Asaquita Sophie Premarci, dan Rani Adillah Kusumaningrum. Melalui prestasi ini, tim mahasiswa Akuntansi UII berhak mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp3.000.000 bagi Juara 1 dan Rp1.000.000 bagi Juara 4. Kedua tim UII juga akan menjadi perwakilan Indonesia mengikuti MERM e-Competition International Final 2021 pada bulan November mendatang.

MonsoonSIM Indonesia akan mengirimkan 5 Tim juara untuk mengikuti MERM e-Competition International Final 2021 pada bulan November mendatang yang akan diikuti oleh beberapa negara seperti Indonesia, Singapore, Malaysia, Thailand, Philippines, Hong Kong, dan Australia.

Dalam memilih perwakilan tim untuk dikirim kompetisi tingkat nasional, Prodi Akuntansi UII melaksanakan kompetisi internal yang dilakukan oleh ERP Competence Center. Dalam kompetisi tersebut, mahasiswa bebas untuk menentukan tim sendiri dengan ketentuan anggota berjumlah 5 orang dalam satu tim. Kemudian didapatkan 2 tim terbaik untuk mewakili UII dalam Kompetisi Monsoon SIM Enterprise Resource Management Competition (MERMC) 2021.

Waktu persiapan yang dilakukan sebelum kompetisi kurang lebih memakan 9 bulan dan dilakukan secara daring dimulai sejak bulan Desember tahun 2020. Valdo Manggiri Alani, perwakilan Tim mahasiswa Akuntansi FBE UII menjelaskan bagaimana proses latihan yang dihadapi olehnya dan anggota tim.

“Saat latihan kami sering ditegur dinasihati sampai dimarahin juga karna masih banyak kesalahan sebelum lomba oleh coach. Hal itu juga yang membuat kita makin semangat buat latihan terus, karena menjadi juara di tingkat internasional adalah target dari tim kita,” ujar valdo.

Dalam perjalanannya, mahasiswa Akuntansi UII sudah berkali-kali memenangkan kompetisi ERP tingkat dunia. Seperti pada tahun 2017 menjadi Juara 1 World Champion ERP-SIM yang diikuti oleh berbagai universitas di dunia, seperti University of Melbourne (Australia), Dalhousie University (Kanada), University of Arkansas (Amerika Serikat), dan Northwest University (China). Selain itu, Akuntansi UII juga kembali mendominasi di ajang ERPsim SAP Asia Pacific Japan (APJ) Cup 2018 dengan memborong juara 1 dan 2 the ERPsim SAP APJ Cup 2018, Juara Runner Up MonsoonSIM Enterprise Resource Management Competition (ERMC) International Grand Final 2019 di Hong Kong, Juara 1 MonsoonSIM Enterprise Resource Management Competition (ERMC) International Grand Final 2020, dan terbaru berhasil menjadi Juara 1 ERPsim Competition Asia Pasific Japan Cup 2020.

Dengan pencapaian yang telah diraih oleh mahasiswa Akuntansi UII, Direktur ERP Competence Center Prodi Akuntansi FBE UII, Dra. Isti Rahayu, M.Si., Ak., CA., Cert.SAP menyatakan sangat bersyukur atas capaian tim Muzzafar Zayn dan Jakal Atas pada kompetisi nasional MonsoonSIM Enterprise Resource Management Competition (MERMC) 2021. Isti Rahayu berharap sebagai wakil Indonesia kedua tim dapat memenangkan kompetisi internasional yang akan diselenggarakan pada bulan November 2021, dan memperoleh prestasi terbaik pada event tersebut sebagaimana tahun lalu juga telah berhasil dimenangkan oleh tim dari Prodi Akuntansi UII.

“Keberhasilan memenangkan kompetisi nasional ini menunjukkan ditengah pandemic covid-19 yang masih belum berakhir, mahasiswa Prodi Akuntansi UII tetap mampu berprestasi, dengan memanfaatkan teknologi,” ujar Isti.

Lebih lanjut Isti Rahayu menjelaskan bahwa MonsoonSIM merupakan game simulasi bisnis, sebuah platform pembelajaran berbasis experient dengan menggunakan artificial intelligent yang dipergunakan Prodi Akuntansi UII sebagai salah satu alat untuk belajar bisnis. Dengan pembelajaran berbasis game, maka mahasiswa tidak hanya mendapatkan teori namun juga memiliki kesempatan mengeksplore, serta bereksperimen menjalankan bisnis. Keberhasilan tim memenangkan kompetisi sangat didukung oleh kompetensi ERP yang mereka miliki.

“Untuk memberikan pemahaman ERP yang saat ini dipergunakan di hampir semua perusahaan, prodi akuntansi UII mengajarkan mata kuliah berbasis SAP dalam kurikulum, dan para alumni prodi akuntansi UII saat ini banyak yang memilih profesi di bidang teknologi sebagai konsultan SAP,” ungkap Isti. (Utami/Retno/RH)

Sinergi yang Apik, Alumni Komitmen Mendukung Program-program di Prodi Akuntansi UII

Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) baru-baru ini menerapkan kurikulum baru. Dimulai pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022, FBE UII mulai beralih pada penerapan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Kurikulum MBKM merupakan implementasi dari Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Makarim yang antara lain memberikan hak belajar 3 (tiga) semester di luar Prodi kepada Mahasiswa sebagaimana diatur dalam Permendikbud No. 3 Tahun 2020.

Bentuk kegiatan pembelajaran di luar program studi ini dapat berupa pertukaran pelajar, magang atau praktik kerja, asistensi mengajar di satuan pendidikan, penelitian atau riset, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, studi atau proyek independen, dan membangun desa atau kuliah kerja nyata tematik (KKNT). Sebagai bentuk perwujudan kurikulum baru tersebut, Prodi Akuntansi UII menyelenggarakan acara Sarasehan Online bersama Alumni dan Sharing Session pada hari Minggu (26/9).

Ketua Jurusan Akuntansi UII, Johan Arifin, S.E., M.Si., Ph.D., menyampaikan bahwa penerapan kurikulum baru ini tentunya akan melibatkan banyak pihak. “Terkait dengan kurikulum MBKM, kita (Prodi Akuntansi FBE UII) perlu pemberdayaan alumni, kita perlu kerjasama dengan industri, kita perlu kerjasama dengan perguruan tinggi lain di dalam maupun di luar negeri,” jelas Johan.

Dalam implementasi kurikulum MBKM ini, Prodi Akuntansi menerapkan jalur baru untuk kelulusan mahasiswanya. Dahulu, jalur kelulusan mahasiswa tingkat S1 hanya dapat ditempuh dengan program skripsi. Kini Prodi Akuntansi menerapkan tiga jalur baru, yaitu jalur skripsi, jalur kewirausahaan, dan jalur magang. Ketiga jalur ini membutuhkan peran alumni sebagai katalis kesuksesan pelaksanaan program.

Disampaikan dalam Acara Sarasehan Online bersama Alumni, Johan juga menyampaikan bahwa peran alumni sangat dibutuhkan dalam implementasi kurikulum baru ini. 

“Pemberdayaan (peran) alumni sangat dibutuhkan, baik itu untuk kerjasama industri, barangkali sekarang banyak dari bapak ibu alumni yang berprofesi di bidang industri tertentu yang nanti bisa bekerjasama dengan kita, baik nanti untuk kegiatan magang ataupun untuk program wirausaha maupun sebagainya,” ujar Johan. 

Ketua Prodi Akuntansi UII, Dr. Mahmudi, S.E., M.Si., Ak., CMA., CA juga menambahkan terkait dengan upaya pada jalur magang tersebut, Prodi Akuntansi UII perlu menyiapkan jejaring untuk menempatkan mahasiswa-mahasiswa yang akan mengikuti jalur magang pada industri. Jalur program kelulusan ini, khususnya untuk magang dan kewirausahaan, diharapkan dapat dilaksanakan secara maksimal dengan bantuan dari alumni pada semester depan, semester Genap Tahun Ajaran 2021/2022. 

Salah satu alumni Prodi Akuntansi UII, Vigo Widjanarko, S.E., S.Sos., M.M., yang merupakan Direktur Keuangan dan Umum Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI), Kementerian Keuangan Republik Indonesia  menyampaikan bahwa alumni siap membantu Prodi Akuntansi UII. 

“Kami, sebagai alumni UII tentunya, sebisa mungkin membantu dan mendukung menyukseskan program-program di Prodi Akuntansi UII. Juga merupakan sebuah kebanggaan alumni jika bisa membawa adik-adik ini ke perusahaan masing-masing (untuk meneruskan karirnya),” ungkap Vigo. 

Dengan adanya pemberdayaan alumni melalui kolaborasi dalam program magang ini, diharapkan mampu menjadikan lulusan Prodi Akuntansi UII sebagai sarjana yang memiliki kualifikasi yang siap untuk bersaing di dunia kerja. (Berlian, RH)

Akuntansi UII Menyelenggarakan Ngobrol Daring ERP: Benarkah Akuntan Tergusur Teknologi?

Berkembangnya teknologi yang pesat seperti sekarang ini sudah bukan lagi menjadi suatu hal yang baru bagi kita. Apalagi di era revolusi industri yang menuju phase 5.0, teknologi sudah sangat melekat dengan kehidupan kita, khususnya para akuntan. Bahkan, dalam buku The End of Accounting and the Path Forward for Investors and Managers (2019), karya Feng Gu dan Baruch Lev, menyatakan bahwa akuntan merupakan sebuah profesi yang sangat berpotensi terancam digantikan oleh komputer atau mesin.

Dalam Ngobrol Daring ERP #1 yang digelar secara daring pada hari Sabtu (18/9). Acara ini dipandu oleh Arief Rahman, S.E., M.Com., Ph.D, yang juga sebagai dosen Enterprise Resource Planning (ERP) Program Studi (Prodi) Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII). Ngobrol Daring ERP #1 ini mendiskusikan topik yang sangat menarik bagi akuntan masa kini dengan dua pembicara dari alumni Prodi Akuntansi angkatan 2004, yaitu Rian Heryudhanto yang merupakan Senior Manager SAP Finance & Central Finance IBM Singapura dan Bagus Priyonugroho merupakan SAP Consultant Manager PT Equine Global, kita diajak untuk berbagi ilmu mengenai teknologi dan akuntansi, serta kolaborasi keduanya.

Bagus Priyonugroho menyatakan bahwa keresahan yang dirasakan oleh praktisi akuntansi saat ini adalah untuk menjadi finance consultant tidak harus berasal dari seseorang dengan latar pendidikan keuangan maupun bisnis. Bahkan di dunia kerja sekarang ini, finance consultant bahkan bisa disandang oleh seseorang dengan latar belakang Sarjana Teknik Lingkungan. Hal ini juga disetujui oleh Rian Heryudhanto.

“…Kolega kita di kantor itu kebanyakan background-nya bukan accounting, apalagi untuk SAP Consultant. Dan di Tim SAP Finance Consultant itu surprisingly yang background-nya accountant hanya saya,” ungkap Rian.

Kemudian, Bagus berpendapat bahwa sebenarnya accounting merupakan inti pokok terpenting dalam sebuah bisnis. “Bisnis yang maju, perusahaan yang besar, itu tidak mungkin (ada) ketika tidak ada pencatatan accounting yang baik di dalamnya,” ujar Bagus. Tentunya, akuntansi dalam kerangka berpikir yang luas akan memberikan pandangan mengenai manajemen, investasi, keuangan, serta resiko sehingga akuntansi bukan merupakan suatu hal yang dapat dipisahkan seutuhnya dari kehidupan manusia.

Bahkan di era teknologi ini, akuntansi tetap menjadi dasar ilmu yang akan tetap memiliki demand-nya tersendiri. Hal ini didukung sepenuhnya oleh Rian.

“Lebih baik belajar accounting, dan di-top-up dengan pengetahuan teknologi, dibanding dengan orang yang sudah paham teknologi terus belajar accounting, ini menurut saya path-nya sangat sulit. Yang kedua itu sangat sulit,” ujar Rian.

“Konsepnya sama seperti orang tua kita, bahkan nenek kita yang belajar Whatsapp maupun Instagram. Penyerapan belajar teknologi itu sangat mudah, dibanding belajar accounting yang sangat rigid,” tutur Rian.

Menurut The Guardian (2018) pada chart yang berjudul “Probability Robots Will Take Your Job In Next 20 Years”, akuntan dan auditor menduduki peringkat kedua tertinggi. Bagus berpendapat bahwa memang ada kemungkinan peran akuntan akan tergantikan oleh komputer. Namun, sebagai gantinya akuntan masih memiliki banyak “senjata” untuk tetap dapat mempertahankan perannya.

Salah satu alternatif agar peran akuntan tidak punah yaitu dengan mengkolaborasikan teknologi dengan konsep atau ilmu akuntansi itu sendiri. Enterprise Resource Planning (ERP) hadir sebagai adaptasi teknologi untuk ilmu akuntansi. ERP ini merupakan sebuah framework teknologi yang mengatur integrasi unit bisnis satu dengan yang lain, mulai dari Supply Chain Management hingga Big Data Analysis. Salah satu platform ERP terbesar di dunia yaitu SAP, yang generasi sekarang ini disebut dengan SAP S/4 HANA. Yang mana sumber daya akuntan sebagai consultant dalam SAP S/4 HANA ini masih sangat dibutuhkan hingga kurang lebih empat tahun kedepan.

“Saya sangat bangga sekaligus merasa bersyukur bahwa (Prodi Akuntansi) UII memasukkan ERP SAP ini dalam kurikulumnya di tahun 2007. Kalau tidak, mungkin saya dan Bagus tidak ada diposisi yang sekarang ini. Kemudian, insight-nya UII itu bagus dalam membuka mindset mahasiswa kalau ini ada ERP teknologi terbaru bernama SAP yang akan bertahan sampai 5 bahkan 20 tahun kedepan. Peluang untuk menjadi konsultan ERP ini masih sangat banyak, dan tersebar di seluruh dunia” ungkap Rian.

Sebagai informasi, UII merupakan universitas pertama di Indonesia yang telah menambahkan matakuliah ERP dengan platform SAP ke dalam kurikulum Akuntansi sejak tahun 2007. Karena privilege inilah diharapkan teman-teman akuntan masa kini FBE UII mampu menjadikan dirinya sebagai akuntan yang mampu beradaptasi dan fleksibel dengan segala perubahan yang ada. Sehingga pengetahuan ERP yang diberikan kepada mahasiswa dapat dijadikan salah satu “senjata pamungkas” akuntan lulusan FBE UII yang kebal akan perubahan zaman. (Berlian/RH)

Program ACCA Akuntansi UII: Wadah Membangun Akuntan Profesional

Program Studi (Prodi) Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) kembali menggelar Webinar dengan tajuk Membangun Kompetensi Profesional Akuntansi bersama ACCA UII pada hari Selasa (14/09) melalui platform Zoom. Dalam webinar ini dipaparkan terkait program ACCA (The Association of Chartered Certified Accountants) dan bagaimana pelaksanaanya di FBE UII, serta sharing session bersama alumni dan mahasiswa yang mengikuti program. 

Webinar diawali dengan pemaparan program ACCA dan pelaksanaannya di FBE UII oleh pembicara pertama yaitu Dra. Yuni Nustini MAFIS., Ph.D., Ak., CA selaku Direktur ACCA program UII dan dilanjutkan oleh narasumber kedua Frans Elyan yang merupakan Business Relationship Manager ACCA Indonesia.

Sebelum menjelaskan terkait materi, ditayangkan video testimoni dari alumni yang telah menempuh program ini. Muli, Alumni Akuntansi Program Internasional angkatan 2014, menerangkan bahwa gelar ACCA sangat membantu dalam proses employment baik sebagai fresh graduate maupun experience-entry level. Muli menambahkan dengan gelar ini, ia merasa percaya diri walaupun tidak mempunyai pengalaman sebelumnya. Fira Firmanila, alumni tahun 2018, juga menyatakan modul yang diberikan dalam program ini sangat membantu dalam dunia akademis maupun pekerjaannya sebagai auditor.

Program ACCA ini di FBE UII dikenal dengan kelas akselerasi. Yuni menjelaskan bahwa kelas akselerasi ini bukan seperti yang biasa terdengar. Akselerasi di sini dimaksud dengan bersama-sama menempuh kelas yang didesain prodi dan juga mempelajari modul ACCA serta menempuh ujian modul. 

ACCA ini didirikan di United Kingdom pada tahun 1904. Program ini bertujuan untuk menawarkan sebuah pendidikan kualifikasi yang relevan dengan perkembangan kebutuhan bisnis kepada orang-orang di seluruh dunia yang berambisi untuk memiliki kemampuan dan meniti karir di bidang akuntansi, keuangan, dan manajemen.

“Lulusan ACCA ini memiliki kualifikasi, not only certified. Jadi kalau kualifikasi artinya memiliki kualitas,” tutur Yuni. 

Berdasarkan data pada tahun 2017, Yuni mengungkapkan bahwa program ini telah diakui di lebih dari 180 negara di dunia. Di Prodi Akuntansi untuk mengikuti program ini tidak ada tambahan cost dalam elemen tuition fee ataupun uang laboratorium. Untuk mengikuti kelas ini terdapat seleksi sebelumnya menggunakan nilai pada mata kuliah Bahasa Inggris dan Akuntansi Pengantar. Agar dapat mengikuti program tersebut, nilai dari masing-masing mata kuliah tersebut adalah A. 

Di akhir sesi, Fathur Razzaq, alumni angkatan 2017, mengatakan motivasi terbesar bertahan di kelas ini mengingat tidak banyak yang bertahan, yakni ia ingin sekali ilmu yang dimiliki tidak hanya diakui secara nasional namun juga kualifikasi internasional.

“…Jujur tidak mudah untuk mendapatkan ACCA ini, tapi pasti saya yakin dalam semua hal yang butuh usaha keras pasti akan berbuah hasil yang baik,” ujar Fathur.

Senada dengan hal yang dinyatakan oleh Fathur, Aditya Chandra Febriyanti, mahasiswa angkatan 2018, mengatakan ia ingin mendapatkan gelar tambahan yang diakui internasional dan motivasi paling kuat yakni teman-temannya yang juga bergabung dalam program ini. (Retno/RH)

Akuntansi UII Gelar Webinar Untuk Mempersiapkan Akuntan Forensik Masa Depan

Salah satu cabang dari ilmu akuntansi yang saat ini banyak dibutuhkan adalah akuntansi forensik. Dalam hal ini, akuntan forensik bertugas untuk memberikan pendapat hukum dalam litigation (pengadilan). Adapun tugas lain dalam non-litigation (di luar pengadilan) salah satu contohnya adalah membantu merumuskan alternatif penyelesaian perkara dalam sengketa. Namun, perlu diketahui bahwa akuntan forensik tidak membuat opini. Akuntan forensik bertugas menilai secara kritis keabsahan transaksi keuangan organisasi dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi.

Melihat hal ini, Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) bekerja sama dengan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), mengadakan webinar akuntansi forensik dengan tema “Mempersiapkan Akuntan Forensik Masa Depan dalam Mengarungi Badai Tantangan Dunia Baru”. Diskusi secara virtual menggunakan platform Zoom ini diselenggarakan pada hari Sabtu (11/9).

Webinar akuntansi forensik ini diisi oleh narasumber pertama yaitu Dr. Hery Subowo, S.E., Ak., MPM., CIA., CA., CPA., CFE., CFrA., CSFA yang merupakan Auditor Utama Investigasi Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI), kemudian sebagai narasumber kedua yaitu Stevanus Alexander B. P. Sianturi S.E., Ak., MforAcc., CPA., CFE., CA., CIO., CSRS., CACP merupakan Partner Forensic & Integrity Service Ernst & Young (EY), dan narasumber ketiga adalah Hendi Yogi Prabowo, S.E., M.ForAccy., Ph.D., CFrA., CAMS merupakan Direktur Pusat Studi Akuntansi Forensik UII.

Dalam pemaparannya, Hery Subowo menjelaskan terkait penggunaan akuntansi forensik di Indonesia lebih banyak digunakan untuk pengungkapan kasus korupsi di pemerintahan. Dalam prakteknya dibutuhkan keahlian dalam mengumpulkan dan menganalisis bukti-bukti yang bisa dihadirkan di persidangan untuk keperluan kasus. Adapun, bukti yang digunakan di persidangan harus diperoleh melalui mekanisme penegakan hukum kemudian baru dinyatakan sah dan layak digunakan. Untuk memperoleh bukti tersebut, Hery memberikan salah satu cara yang biasa digunakan oleh auditor forensik yaitu berfikir seperti maling.

“Kita harus tau bagaimana metodologi yang digunakan fraudsters. Untuk mengetahui metode penyembunyian harta hasil korupsi yakni berpikir seperti maling, bukan bertindak seperti maling dalam mengungkap kasus tersebut,” ujar Hery.

Sementara itu, Alexander Sianturi menjelaskan terkait tantangan auditor forensik di masa depan. Alexander menjelaskan terkait fraud yang sering dilakukan oleh organisasi yaitu dalam merekayasa laporan keuangan.

“Laporan keuangan organisasi banyak diakali di kuartal ke-4 karena ketika hasil review dari 3 kuartal awal menunjukan hasil yang tidak mencapai target, maka pada kuartal 4 laporan keuangan akan dikreasikan sedemikian rupa untuk mencapai target di akhir. Tapi kita mesti lebih aware itu (fraud) dapat dilakukan sepanjang tahun,” ungkap Alexander.

Di akhir, Hendi Yogi Prayogi menjelaskan bahwa diperlukannya kolaborasi antara praktisi dan juga akademisi dalam menyusun kurikulum yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan untuk menjadi auditor forensik saat ini. (Utami/RH)

Angkat Topik Kebangkitan Ekonomi Zamrud Khatulistiwa, Mahasiswa Akuntansi UII Raih Juara 1 Lomba Esai Nasional

Mahasiswi Program Studi (Prodi) Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) berhasil mendulang prestasi dengan meraih Juara 1 Lomba Esai Nasional dalam lomba The Investment Competition 2021: Pemulihan Ekonomi Terhadap Pasar Saham. Putri Liyana, mahasiswa Prodi Akuntansi (Intenational Program) UII angkatan 2020 berhasil mengharumkan almamater UII dan mengalahkan berbagai perguruan tinggi lainnya. Kompetisi tersebut diadakan secara virtual oleh studi klub Investment President University dalam rentang waktu Juni hingga Juli 2021.

Terdapat beberapa sub tema yang diberikan panitia, salah satunya yakni Consumer Goods yang menjadi pilihan Putri. Topik yang diangkat olehnya adalah “Kebangkitan Ekonomi Zamrud Khatulistiwa melalui Empat Strategi Pemecah Gembok Problematik.”

Disampaikan Putri Liyana, pemilihan sub-tema yang ada bukan tanpa alasan. “Kalau misal dilihat, sektor ini selama pandemi tidak terlalu berdampak seperti sektor lain. Misal seperti sektor real estate turun hingga 34,8 persen, sektor industri turun 29,55 persen. Untuk consumer goods sendiri 18,06 persen,” ungkapnya mengenai alasan dirinya memilih sub-tema.

Empat strategi yang ditawarkan dalam esai Putri adalah: Pasar saham harus efisien, sistem keuangan harus stabil, perlunya meningkatkan kepercayaan konsumen, dan survival di tingkat individu dan entitas usaha. Menurutnya kondisi pasar saham yang ada selama pandemi ini belum cukup efisien.

Di masa pandemi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus tetap eksis di pasar dengan aktif mengeluarkan regulasi agar tidak terjadi penurunan indeks. Selain itu pihak yang bersangkutan juga harus turun tangan dalam menangani kondisi pasar yang tidak pasti misal seperti penangguhan perdagangan selama 30 menit. Kebijakan tersebut dinilai efektif karena ketika perdagangan berhenti sejenak, orang punya waktu untuk berpikir untuk mengembalikan rasionalitasnya.

Sistem keuangan yang riskan kala pandemi juga menjadi isu yang diangkat juga dalam esainya. Kebijakan untuk melarang short selling (menjual kembali saham yang telah dibeli sebelumnya) dipandang mampu untuk mengatasi struktur pasar yang riskan kala pandemi.

Terkait hal untuk memikat kepercayaan masyarakat dalam consumer goods, Putri menjelaskan beberapa cara untuk memikat kembali hati konsumen. Dirinya mengutip langkah Yasa Singgih, Co-Founder Men’s Republic sebanyak tiga cara: harus waspada situasi dan memaksimalkan bantuan, memeriksa suhu karyawan, dan menjaga komunikasi yang baik dengan konsumen.

“Perihal menjaga komunikasi dengan konsumen itu sangat penting, karena pelanggan itu dapat mengerti status bisnis yang ada saat ini. Tidak hanya konsumen, komunikasi antar karyawan juga penting. Paling tidak saling mendukung berinvestasi agar bisnis yang dijalankan dapat bertahan di masa pailit,” ungkap Putri.

Sementara itu strategi terakhir yang ditulis olehnya adalah survival secara personal dan entitas usaha. Kunci revitalisasi perekonomian nasional adalah kelangsungan hidup individu dan entitas perusahaannya. Negara harus mengerahkan segala kemungkinan termasuk memberi stimulus agar rakyat tidak kolaps ketika masa sulit dan dapat mempertahankan produktivitas.

Yang dibutuhkan adalah regulasi yang tepat dari segi lokasi, waktu, dan prosedur tersendiri. “PPKM misalnya yang bisa menjamin pemutusan mata rantai penularan kasus Covid-19, maka regulasi itu harus dilakukan dengan masif dan patuh,” imbuh Putri.

Di akhir interview, Putri mengaku tertarik mencoba hal-hal baru termasuk mengikuti perlombaan. Dara ini teguh memegang prinsip lebih baik mencoba meski gagal daripada tidak sama sekali. Di luar aktivitas kuliah, dirinya aktif dalam berorganisasi baik di dalam maupun luar kampus. “Jangan pernah takut untuk mencoba, karena semuanya itu bisa dimulai dari coba-coba dan bisa memberikan hasil. Jangan takut gagal, gagal itu wajar dalam setiap kompetisi. Kalau menang itu hadiah, kalau gagal itu juga hadiah tapi berupa pengalaman,” pungkasnya. (KR/ESP/RH)

Program Internasional Akuntansi UII: Gerbang Menuju Banyak Kesempatan

Program Studi (Prodi) Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) kembali menggelar webinar dengan tajuk International Program of Accounting: Preparing Digital Business Leader pada hari Sabtu (14/08), bekerja sama dengan The University of Queensland Australia dan Saxion University of Applied Sciences. Selain program reguler, Prodi Akuntansi UII juga menawarkan program internasional dengan beberapa kesempatan-kesempatan yang menarik diikuti.

Ayu Chairina Laksmi  S.E., M.App Com., M.Res., Ph.D., Ak., CA selaku Sekretaris Internasional Program, pada awal webinar memaparkan terkait bagaimana sistem perkuliahan program Internasional. Tak lupa juga memaparkan terkait materi bermuatan teknologi yang dapat ditempuh mahasiswa selama berkuliah. Program internasional menyediakan kesempatan bagi mahasiswa untuk menempuh dual degree dan mengikuti program international mobility di mitra UII di luar negeri, serta dapat menempuh program sertifikasi internasional.

menurut data, pada tahun ajaran 2020/2021, international students UII yang tercatat ada lebih dari 1100 dari berbagai negara dan 144 di antaranya menempuh full degree di berbagai prodi dan sisanya menempuh short program. Nihlah Ilhami, Kepala Divisi Mobilitas Internasional, Direktorat Kemitraan Kantor Urusan Internasional UII. Nihlah menjelaskan terkait syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mengikuti program mobilisasi internasional. “apabila mengikuti, khususnya double degree harus melapor ke kami (kantor urusan internasional) karena mahasiswa yang mengikuti program gelar ganda itu statusnya harus aktif, tidak boleh cuti,” ujar Nihlah. Ia juga menambahkan kantor urusan internasional yang akan melaporkan status mahasiswa ke pihak universitas.

Mitra UII, Saxion University, juga turut hadir dalam webinar ini melalui perwakilannya, Ir. Tina Purwono. Kemitraan dengan Saxion sudah dimulai sejak tahun 2013. Saxion University Of Applied Sciences merupakan universitas negeri yang berbasis di Belanda dan mempunyai 26.500 mahasiswa. Saxion University tersebar dalam tiga lokasi yakni, Enschede, Deventer, dan Apeldoorn. Program yang ditawarkan dengan kemitraan UII yakni double degree dan student exchanges.

“Sampai saat ini sejak tahun 2013 ada sekitar 42 mahasiswa terutama double degree. Saxion University of Applied Sciences menunjukkan bahwa kami mencetak lulusan yang siap bekerja, jadi professional career. Bukan mencetak lulusan yang akan menjadi dosen atau peneliti,” ujar Tina.

Tina juga menerangkan bahwa di Belanda terdapat dua tipe universitas yakni yang mencetak lulusan siap bekerja dan research oriented.

“Kami bekerja sama secara erat dengan company maupun industri sehingga para professional datang ke kampus untuk memberikan kuliah tamu, case, ataupun project pada mahasiswa,” ungkap Tina. Hal tersebut merupakan strong point  yang ditawarkan oleh universitas yang berbasis applied science. Untuk program akuntansi double degree ditempuh 2-3 semester terakhir di Saxion sedangkan semester 1-6 ditempuh di UII.

Selain Saxion University, perwakilan University of Queensland (UQ) juga turut hadir dalam webinar ini. Fitria Arsianti Country Manager – Indonesia & The Philippines; Future Students – The University of Queensland menuturkan terdapat 53,600 mahasiswa yang berkuliah di UQ dan 18.000 di antaranya merupakan mahasiswa internasional dari 135 negara. Terkait dengan ranking, beberapa prodi yang ditawarkan masuk dalam top dunia. “Accounting and Finance itu masuk ke masuk 50 besar dunia,” tutur Fitria.

Apabila mahasiswa mengambil double degree di UQ, dua tahun awal perkuliahan ditempuh di UII dan 1,5 tahun di Queensland. Gelar yang didapatkan yakni gelar S.Ak dari UII dan Bachelor of Commerce dari UQ. Total mata kuliah yang diikuti yakni 12 course dengan 4 di tiap semesternya.

UQ terutama Faculty of Business, Economics, and Law (BEL) mempunyai tim untuk mendukung employability mahasiswanya.

“Saya selalu menganjurkan untuk teman-teman disana tidak hanya belajar namun juga take this opportunity. Jadi juga ada explore career options,” tutur Fitria.

Fitria juga menambahkan saat datang kesana bisa menyampaikan aspirasi ataupun keinginan seperti apa misal memperluas network atau internship. Tim ini akan membantu menentukan tujuan selama berkuliah dan memperoleh manfaatnya. (Retno/RH)

72 Mahasiswa Akuntansi UII Meraih Penghargaan di Berbagai Kejuaraan

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal tahun 2020 sama sekali tidak mempengaruhi semangat mahasiswa Program Studi (Prodi) Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) untuk terus berprestasi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penghargaan dan kejuaraan yang didapatkan oleh mahasiswa Akuntansi FBE UII. Di tahun 2020 saja, sebanyak 72 mahasiswa Akuntansi FBE UII berhasil membawa pulang berbagai penghargaan, baik di tingkat nasional maupun tingkat internasional. 

Beberapa penghargaan mahasiswa Akuntansi UII diantaranya yaitu; Juara 1 Monsoonsim UII Accounting Independent League, Juara 1 KMY e-Sport Championship Game Mobile Legends Regional Yogyakarta, Juara 1 National Business Case Competition dalam Acara Business Management Competition 2020 untuk tingkat nasional, Juara 1 dan 3 MonsoonSIM Enterprise Resource Management Competition (MERMC) Grand Final Indonesia 2020, Juara 1 International MonsoonSIM Enterprise Resource Management Competition (MERMC) 2020, serta Juara 1 kompetisi tahunan Enterprise Resource Planning Simulation (ERPsim) Competition Asia Pasific Japan Cup 2020 yang diselenggarakan oleh SAP University Alliance.

Disampaikan dalam acara Anugerah Prestasi Mahasiswa Akuntansi FBE UII yang diselenggarakan pada tanggal 15 Februari 2021, Dr. Mahmudi, SE., M.Si., CMA selaku Ketua Prodi Akuntansi FBE UII, bahwa Prodi Akuntansi UII akan terus mendorong mahasiswa untuk berprestasi, baik di bidang akademik, kewirausahaan, maupun non-akademik. 

“Prodi Akuntansi UII juga terus mengupayakan untuk memberikan dukungan serta motivasi kepada para mahasiswanya. Salah satu bentuk dukungan yang diberikan FBE UII yaitu diadakannya beberapa kompetisi internal sebagai ajang mahasiswa akuntansi untuk mengasah kemampuannya, beberapa yang sudah terlaksana yaitu Kompetisi Internal Monsoonsim dan Lomba Penulisan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM),” ujar Mahmudi.

Tak hanya itu, dalam acara tersebut juga diberikan Informasi mengenai Pembinaan Kemahasiswaan UII. Arif Fajar Wibisono, S.E., M.Sc, selaku Kepala Unit Kemahasiswaan dan Alumni Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan UII, menyampaikan bahwa UII tak henti-hentinya terus menggaungkan tagline “Raih Prestasi, Mencipta Inovasi, Menebar Inspirasi”. Hal ini dimaksudkan agar para mahasiswa semangat untuk terus mengembangkan dirinya dengan mengikuti berbagai perlombaan maupun kejuaraan. 

“Dengan mengikuti ajang kompetisi prestasi, itu akan menambah pengetahuan, menambah keterampilan, menambah leadership, (membangun) kepribadian (mahasiswa) yang merupakan harapan kami untuk Lulusan UII (sebagai Insan Ulil Albab),” tutur Arif. 

Acara Anugerah Penghargaan Mahasiswa yang diadakan setiap tahunnya ini selain sebagai apresiasi bagi mahasiswa yang telah menyumbangkan prestasi untuk Prodi Akuntansi UII, juga diharapkan sebagai motivasi dan pemantik semangat bagi mahasiswa untuk terus mengembangkan kemampuannya. (Berlian/RH)