Akuntansi UII Menyelenggarakan Ngobrol Daring ERP: Benarkah Akuntan Tergusur Teknologi?

Berkembangnya teknologi yang pesat seperti sekarang ini sudah bukan lagi menjadi suatu hal yang baru bagi kita. Apalagi di era revolusi industri yang menuju phase 5.0, teknologi sudah sangat melekat dengan kehidupan kita, khususnya para akuntan. Bahkan, dalam buku The End of Accounting and the Path Forward for Investors and Managers (2019), karya Feng Gu dan Baruch Lev, menyatakan bahwa akuntan merupakan sebuah profesi yang sangat berpotensi terancam digantikan oleh komputer atau mesin.

Dalam Ngobrol Daring ERP #1 yang digelar secara daring pada hari Sabtu (18/9). Acara ini dipandu oleh Arief Rahman, S.E., M.Com., Ph.D, yang juga sebagai dosen Enterprise Resource Planning (ERP) Program Studi (Prodi) Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII). Ngobrol Daring ERP #1 ini mendiskusikan topik yang sangat menarik bagi akuntan masa kini dengan dua pembicara dari alumni Prodi Akuntansi angkatan 2004, yaitu Rian Heryudhanto yang merupakan Senior Manager SAP Finance & Central Finance IBM Singapura dan Bagus Priyonugroho merupakan SAP Consultant Manager PT Equine Global, kita diajak untuk berbagi ilmu mengenai teknologi dan akuntansi, serta kolaborasi keduanya.

Bagus Priyonugroho menyatakan bahwa keresahan yang dirasakan oleh praktisi akuntansi saat ini adalah untuk menjadi finance consultant tidak harus berasal dari seseorang dengan latar pendidikan keuangan maupun bisnis. Bahkan di dunia kerja sekarang ini, finance consultant bahkan bisa disandang oleh seseorang dengan latar belakang Sarjana Teknik Lingkungan. Hal ini juga disetujui oleh Rian Heryudhanto.

“…Kolega kita di kantor itu kebanyakan background-nya bukan accounting, apalagi untuk SAP Consultant. Dan di Tim SAP Finance Consultant itu surprisingly yang background-nya accountant hanya saya,” ungkap Rian.

Kemudian, Bagus berpendapat bahwa sebenarnya accounting merupakan inti pokok terpenting dalam sebuah bisnis. “Bisnis yang maju, perusahaan yang besar, itu tidak mungkin (ada) ketika tidak ada pencatatan accounting yang baik di dalamnya,” ujar Bagus. Tentunya, akuntansi dalam kerangka berpikir yang luas akan memberikan pandangan mengenai manajemen, investasi, keuangan, serta resiko sehingga akuntansi bukan merupakan suatu hal yang dapat dipisahkan seutuhnya dari kehidupan manusia.

Bahkan di era teknologi ini, akuntansi tetap menjadi dasar ilmu yang akan tetap memiliki demand-nya tersendiri. Hal ini didukung sepenuhnya oleh Rian.

“Lebih baik belajar accounting, dan di-top-up dengan pengetahuan teknologi, dibanding dengan orang yang sudah paham teknologi terus belajar accounting, ini menurut saya path-nya sangat sulit. Yang kedua itu sangat sulit,” ujar Rian.

“Konsepnya sama seperti orang tua kita, bahkan nenek kita yang belajar Whatsapp maupun Instagram. Penyerapan belajar teknologi itu sangat mudah, dibanding belajar accounting yang sangat rigid,” tutur Rian.

Menurut The Guardian (2018) pada chart yang berjudul “Probability Robots Will Take Your Job In Next 20 Years”, akuntan dan auditor menduduki peringkat kedua tertinggi. Bagus berpendapat bahwa memang ada kemungkinan peran akuntan akan tergantikan oleh komputer. Namun, sebagai gantinya akuntan masih memiliki banyak “senjata” untuk tetap dapat mempertahankan perannya.

Salah satu alternatif agar peran akuntan tidak punah yaitu dengan mengkolaborasikan teknologi dengan konsep atau ilmu akuntansi itu sendiri. Enterprise Resource Planning (ERP) hadir sebagai adaptasi teknologi untuk ilmu akuntansi. ERP ini merupakan sebuah framework teknologi yang mengatur integrasi unit bisnis satu dengan yang lain, mulai dari Supply Chain Management hingga Big Data Analysis. Salah satu platform ERP terbesar di dunia yaitu SAP, yang generasi sekarang ini disebut dengan SAP S/4 HANA. Yang mana sumber daya akuntan sebagai consultant dalam SAP S/4 HANA ini masih sangat dibutuhkan hingga kurang lebih empat tahun kedepan.

“Saya sangat bangga sekaligus merasa bersyukur bahwa (Prodi Akuntansi) UII memasukkan ERP SAP ini dalam kurikulumnya di tahun 2007. Kalau tidak, mungkin saya dan Bagus tidak ada diposisi yang sekarang ini. Kemudian, insight-nya UII itu bagus dalam membuka mindset mahasiswa kalau ini ada ERP teknologi terbaru bernama SAP yang akan bertahan sampai 5 bahkan 20 tahun kedepan. Peluang untuk menjadi konsultan ERP ini masih sangat banyak, dan tersebar di seluruh dunia” ungkap Rian.

Sebagai informasi, UII merupakan universitas pertama di Indonesia yang telah menambahkan matakuliah ERP dengan platform SAP ke dalam kurikulum Akuntansi sejak tahun 2007. Karena privilege inilah diharapkan teman-teman akuntan masa kini FBE UII mampu menjadikan dirinya sebagai akuntan yang mampu beradaptasi dan fleksibel dengan segala perubahan yang ada. Sehingga pengetahuan ERP yang diberikan kepada mahasiswa dapat dijadikan salah satu “senjata pamungkas” akuntan lulusan FBE UII yang kebal akan perubahan zaman. (Berlian/RH)

Program ACCA Akuntansi UII: Wadah Membangun Akuntan Profesional

Program Studi (Prodi) Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) kembali menggelar Webinar dengan tajuk Membangun Kompetensi Profesional Akuntansi bersama ACCA UII pada hari Selasa (14/09) melalui platform Zoom. Dalam webinar ini dipaparkan terkait program ACCA (The Association of Chartered Certified Accountants) dan bagaimana pelaksanaanya di FBE UII, serta sharing session bersama alumni dan mahasiswa yang mengikuti program. 

Webinar diawali dengan pemaparan program ACCA dan pelaksanaannya di FBE UII oleh pembicara pertama yaitu Dra. Yuni Nustini MAFIS., Ph.D., Ak., CA selaku Direktur ACCA program UII dan dilanjutkan oleh narasumber kedua Frans Elyan yang merupakan Business Relationship Manager ACCA Indonesia.

Sebelum menjelaskan terkait materi, ditayangkan video testimoni dari alumni yang telah menempuh program ini. Muli, Alumni Akuntansi Program Internasional angkatan 2014, menerangkan bahwa gelar ACCA sangat membantu dalam proses employment baik sebagai fresh graduate maupun experience-entry level. Muli menambahkan dengan gelar ini, ia merasa percaya diri walaupun tidak mempunyai pengalaman sebelumnya. Fira Firmanila, alumni tahun 2018, juga menyatakan modul yang diberikan dalam program ini sangat membantu dalam dunia akademis maupun pekerjaannya sebagai auditor.

Program ACCA ini di FBE UII dikenal dengan kelas akselerasi. Yuni menjelaskan bahwa kelas akselerasi ini bukan seperti yang biasa terdengar. Akselerasi di sini dimaksud dengan bersama-sama menempuh kelas yang didesain prodi dan juga mempelajari modul ACCA serta menempuh ujian modul. 

ACCA ini didirikan di United Kingdom pada tahun 1904. Program ini bertujuan untuk menawarkan sebuah pendidikan kualifikasi yang relevan dengan perkembangan kebutuhan bisnis kepada orang-orang di seluruh dunia yang berambisi untuk memiliki kemampuan dan meniti karir di bidang akuntansi, keuangan, dan manajemen.

“Lulusan ACCA ini memiliki kualifikasi, not only certified. Jadi kalau kualifikasi artinya memiliki kualitas,” tutur Yuni. 

Berdasarkan data pada tahun 2017, Yuni mengungkapkan bahwa program ini telah diakui di lebih dari 180 negara di dunia. Di Prodi Akuntansi untuk mengikuti program ini tidak ada tambahan cost dalam elemen tuition fee ataupun uang laboratorium. Untuk mengikuti kelas ini terdapat seleksi sebelumnya menggunakan nilai pada mata kuliah Bahasa Inggris dan Akuntansi Pengantar. Agar dapat mengikuti program tersebut, nilai dari masing-masing mata kuliah tersebut adalah A. 

Di akhir sesi, Fathur Razzaq, alumni angkatan 2017, mengatakan motivasi terbesar bertahan di kelas ini mengingat tidak banyak yang bertahan, yakni ia ingin sekali ilmu yang dimiliki tidak hanya diakui secara nasional namun juga kualifikasi internasional.

“…Jujur tidak mudah untuk mendapatkan ACCA ini, tapi pasti saya yakin dalam semua hal yang butuh usaha keras pasti akan berbuah hasil yang baik,” ujar Fathur.

Senada dengan hal yang dinyatakan oleh Fathur, Aditya Chandra Febriyanti, mahasiswa angkatan 2018, mengatakan ia ingin mendapatkan gelar tambahan yang diakui internasional dan motivasi paling kuat yakni teman-temannya yang juga bergabung dalam program ini. (Retno/RH)

Akuntansi UII Gelar Webinar Untuk Mempersiapkan Akuntan Forensik Masa Depan

Salah satu cabang dari ilmu akuntansi yang saat ini banyak dibutuhkan adalah akuntansi forensik. Dalam hal ini, akuntan forensik bertugas untuk memberikan pendapat hukum dalam litigation (pengadilan). Adapun tugas lain dalam non-litigation (di luar pengadilan) salah satu contohnya adalah membantu merumuskan alternatif penyelesaian perkara dalam sengketa. Namun, perlu diketahui bahwa akuntan forensik tidak membuat opini. Akuntan forensik bertugas menilai secara kritis keabsahan transaksi keuangan organisasi dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi.

Melihat hal ini, Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) bekerja sama dengan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), mengadakan webinar akuntansi forensik dengan tema “Mempersiapkan Akuntan Forensik Masa Depan dalam Mengarungi Badai Tantangan Dunia Baru”. Diskusi secara virtual menggunakan platform Zoom ini diselenggarakan pada hari Sabtu (11/9).

Webinar akuntansi forensik ini diisi oleh narasumber pertama yaitu Dr. Hery Subowo, S.E., Ak., MPM., CIA., CA., CPA., CFE., CFrA., CSFA yang merupakan Auditor Utama Investigasi Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI), kemudian sebagai narasumber kedua yaitu Stevanus Alexander B. P. Sianturi S.E., Ak., MforAcc., CPA., CFE., CA., CIO., CSRS., CACP merupakan Partner Forensic & Integrity Service Ernst & Young (EY), dan narasumber ketiga adalah Hendi Yogi Prabowo, S.E., M.ForAccy., Ph.D., CFrA., CAMS merupakan Direktur Pusat Studi Akuntansi Forensik UII.

Dalam pemaparannya, Hery Subowo menjelaskan terkait penggunaan akuntansi forensik di Indonesia lebih banyak digunakan untuk pengungkapan kasus korupsi di pemerintahan. Dalam prakteknya dibutuhkan keahlian dalam mengumpulkan dan menganalisis bukti-bukti yang bisa dihadirkan di persidangan untuk keperluan kasus. Adapun, bukti yang digunakan di persidangan harus diperoleh melalui mekanisme penegakan hukum kemudian baru dinyatakan sah dan layak digunakan. Untuk memperoleh bukti tersebut, Hery memberikan salah satu cara yang biasa digunakan oleh auditor forensik yaitu berfikir seperti maling.

“Kita harus tau bagaimana metodologi yang digunakan fraudsters. Untuk mengetahui metode penyembunyian harta hasil korupsi yakni berpikir seperti maling, bukan bertindak seperti maling dalam mengungkap kasus tersebut,” ujar Hery.

Sementara itu, Alexander Sianturi menjelaskan terkait tantangan auditor forensik di masa depan. Alexander menjelaskan terkait fraud yang sering dilakukan oleh organisasi yaitu dalam merekayasa laporan keuangan.

“Laporan keuangan organisasi banyak diakali di kuartal ke-4 karena ketika hasil review dari 3 kuartal awal menunjukan hasil yang tidak mencapai target, maka pada kuartal 4 laporan keuangan akan dikreasikan sedemikian rupa untuk mencapai target di akhir. Tapi kita mesti lebih aware itu (fraud) dapat dilakukan sepanjang tahun,” ungkap Alexander.

Di akhir, Hendi Yogi Prayogi menjelaskan bahwa diperlukannya kolaborasi antara praktisi dan juga akademisi dalam menyusun kurikulum yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan untuk menjadi auditor forensik saat ini. (Utami/RH)

Angkat Topik Kebangkitan Ekonomi Zamrud Khatulistiwa, Mahasiswa Akuntansi UII Raih Juara 1 Lomba Esai Nasional

Mahasiswi Program Studi (Prodi) Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) berhasil mendulang prestasi dengan meraih Juara 1 Lomba Esai Nasional dalam lomba The Investment Competition 2021: Pemulihan Ekonomi Terhadap Pasar Saham. Putri Liyana, mahasiswa Prodi Akuntansi (Intenational Program) UII angkatan 2020 berhasil mengharumkan almamater UII dan mengalahkan berbagai perguruan tinggi lainnya. Kompetisi tersebut diadakan secara virtual oleh studi klub Investment President University dalam rentang waktu Juni hingga Juli 2021.

Terdapat beberapa sub tema yang diberikan panitia, salah satunya yakni Consumer Goods yang menjadi pilihan Putri. Topik yang diangkat olehnya adalah “Kebangkitan Ekonomi Zamrud Khatulistiwa melalui Empat Strategi Pemecah Gembok Problematik.”

Disampaikan Putri Liyana, pemilihan sub-tema yang ada bukan tanpa alasan. “Kalau misal dilihat, sektor ini selama pandemi tidak terlalu berdampak seperti sektor lain. Misal seperti sektor real estate turun hingga 34,8 persen, sektor industri turun 29,55 persen. Untuk consumer goods sendiri 18,06 persen,” ungkapnya mengenai alasan dirinya memilih sub-tema.

Empat strategi yang ditawarkan dalam esai Putri adalah: Pasar saham harus efisien, sistem keuangan harus stabil, perlunya meningkatkan kepercayaan konsumen, dan survival di tingkat individu dan entitas usaha. Menurutnya kondisi pasar saham yang ada selama pandemi ini belum cukup efisien.

Di masa pandemi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus tetap eksis di pasar dengan aktif mengeluarkan regulasi agar tidak terjadi penurunan indeks. Selain itu pihak yang bersangkutan juga harus turun tangan dalam menangani kondisi pasar yang tidak pasti misal seperti penangguhan perdagangan selama 30 menit. Kebijakan tersebut dinilai efektif karena ketika perdagangan berhenti sejenak, orang punya waktu untuk berpikir untuk mengembalikan rasionalitasnya.

Sistem keuangan yang riskan kala pandemi juga menjadi isu yang diangkat juga dalam esainya. Kebijakan untuk melarang short selling (menjual kembali saham yang telah dibeli sebelumnya) dipandang mampu untuk mengatasi struktur pasar yang riskan kala pandemi.

Terkait hal untuk memikat kepercayaan masyarakat dalam consumer goods, Putri menjelaskan beberapa cara untuk memikat kembali hati konsumen. Dirinya mengutip langkah Yasa Singgih, Co-Founder Men’s Republic sebanyak tiga cara: harus waspada situasi dan memaksimalkan bantuan, memeriksa suhu karyawan, dan menjaga komunikasi yang baik dengan konsumen.

“Perihal menjaga komunikasi dengan konsumen itu sangat penting, karena pelanggan itu dapat mengerti status bisnis yang ada saat ini. Tidak hanya konsumen, komunikasi antar karyawan juga penting. Paling tidak saling mendukung berinvestasi agar bisnis yang dijalankan dapat bertahan di masa pailit,” ungkap Putri.

Sementara itu strategi terakhir yang ditulis olehnya adalah survival secara personal dan entitas usaha. Kunci revitalisasi perekonomian nasional adalah kelangsungan hidup individu dan entitas perusahaannya. Negara harus mengerahkan segala kemungkinan termasuk memberi stimulus agar rakyat tidak kolaps ketika masa sulit dan dapat mempertahankan produktivitas.

Yang dibutuhkan adalah regulasi yang tepat dari segi lokasi, waktu, dan prosedur tersendiri. “PPKM misalnya yang bisa menjamin pemutusan mata rantai penularan kasus Covid-19, maka regulasi itu harus dilakukan dengan masif dan patuh,” imbuh Putri.

Di akhir interview, Putri mengaku tertarik mencoba hal-hal baru termasuk mengikuti perlombaan. Dara ini teguh memegang prinsip lebih baik mencoba meski gagal daripada tidak sama sekali. Di luar aktivitas kuliah, dirinya aktif dalam berorganisasi baik di dalam maupun luar kampus. “Jangan pernah takut untuk mencoba, karena semuanya itu bisa dimulai dari coba-coba dan bisa memberikan hasil. Jangan takut gagal, gagal itu wajar dalam setiap kompetisi. Kalau menang itu hadiah, kalau gagal itu juga hadiah tapi berupa pengalaman,” pungkasnya. (KR/ESP/RH)

Program Internasional Akuntansi UII: Gerbang Menuju Banyak Kesempatan

Program Studi (Prodi) Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) kembali menggelar webinar dengan tajuk International Program of Accounting: Preparing Digital Business Leader pada hari Sabtu (14/08), bekerja sama dengan The University of Queensland Australia dan Saxion University of Applied Sciences. Selain program reguler, Prodi Akuntansi UII juga menawarkan program internasional dengan beberapa kesempatan-kesempatan yang menarik diikuti.

Ayu Chairina Laksmi  S.E., M.App Com., M.Res., Ph.D., Ak., CA selaku Sekretaris Internasional Program, pada awal webinar memaparkan terkait bagaimana sistem perkuliahan program Internasional. Tak lupa juga memaparkan terkait materi bermuatan teknologi yang dapat ditempuh mahasiswa selama berkuliah. Program internasional menyediakan kesempatan bagi mahasiswa untuk menempuh dual degree dan mengikuti program international mobility di mitra UII di luar negeri, serta dapat menempuh program sertifikasi internasional.

menurut data, pada tahun ajaran 2020/2021, international students UII yang tercatat ada lebih dari 1100 dari berbagai negara dan 144 di antaranya menempuh full degree di berbagai prodi dan sisanya menempuh short program. Nihlah Ilhami, Kepala Divisi Mobilitas Internasional, Direktorat Kemitraan Kantor Urusan Internasional UII. Nihlah menjelaskan terkait syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mengikuti program mobilisasi internasional. “apabila mengikuti, khususnya double degree harus melapor ke kami (kantor urusan internasional) karena mahasiswa yang mengikuti program gelar ganda itu statusnya harus aktif, tidak boleh cuti,” ujar Nihlah. Ia juga menambahkan kantor urusan internasional yang akan melaporkan status mahasiswa ke pihak universitas.

Mitra UII, Saxion University, juga turut hadir dalam webinar ini melalui perwakilannya, Ir. Tina Purwono. Kemitraan dengan Saxion sudah dimulai sejak tahun 2013. Saxion University Of Applied Sciences merupakan universitas negeri yang berbasis di Belanda dan mempunyai 26.500 mahasiswa. Saxion University tersebar dalam tiga lokasi yakni, Enschede, Deventer, dan Apeldoorn. Program yang ditawarkan dengan kemitraan UII yakni double degree dan student exchanges.

“Sampai saat ini sejak tahun 2013 ada sekitar 42 mahasiswa terutama double degree. Saxion University of Applied Sciences menunjukkan bahwa kami mencetak lulusan yang siap bekerja, jadi professional career. Bukan mencetak lulusan yang akan menjadi dosen atau peneliti,” ujar Tina.

Tina juga menerangkan bahwa di Belanda terdapat dua tipe universitas yakni yang mencetak lulusan siap bekerja dan research oriented.

“Kami bekerja sama secara erat dengan company maupun industri sehingga para professional datang ke kampus untuk memberikan kuliah tamu, case, ataupun project pada mahasiswa,” ungkap Tina. Hal tersebut merupakan strong point  yang ditawarkan oleh universitas yang berbasis applied science. Untuk program akuntansi double degree ditempuh 2-3 semester terakhir di Saxion sedangkan semester 1-6 ditempuh di UII.

Selain Saxion University, perwakilan University of Queensland (UQ) juga turut hadir dalam webinar ini. Fitria Arsianti Country Manager – Indonesia & The Philippines; Future Students – The University of Queensland menuturkan terdapat 53,600 mahasiswa yang berkuliah di UQ dan 18.000 di antaranya merupakan mahasiswa internasional dari 135 negara. Terkait dengan ranking, beberapa prodi yang ditawarkan masuk dalam top dunia. “Accounting and Finance itu masuk ke masuk 50 besar dunia,” tutur Fitria.

Apabila mahasiswa mengambil double degree di UQ, dua tahun awal perkuliahan ditempuh di UII dan 1,5 tahun di Queensland. Gelar yang didapatkan yakni gelar S.Ak dari UII dan Bachelor of Commerce dari UQ. Total mata kuliah yang diikuti yakni 12 course dengan 4 di tiap semesternya.

UQ terutama Faculty of Business, Economics, and Law (BEL) mempunyai tim untuk mendukung employability mahasiswanya.

“Saya selalu menganjurkan untuk teman-teman disana tidak hanya belajar namun juga take this opportunity. Jadi juga ada explore career options,” tutur Fitria.

Fitria juga menambahkan saat datang kesana bisa menyampaikan aspirasi ataupun keinginan seperti apa misal memperluas network atau internship. Tim ini akan membantu menentukan tujuan selama berkuliah dan memperoleh manfaatnya. (Retno/RH)

72 Mahasiswa Akuntansi UII Meraih Penghargaan di Berbagai Kejuaraan

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal tahun 2020 sama sekali tidak mempengaruhi semangat mahasiswa Program Studi (Prodi) Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) untuk terus berprestasi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penghargaan dan kejuaraan yang didapatkan oleh mahasiswa Akuntansi FBE UII. Di tahun 2020 saja, sebanyak 72 mahasiswa Akuntansi FBE UII berhasil membawa pulang berbagai penghargaan, baik di tingkat nasional maupun tingkat internasional. 

Beberapa penghargaan mahasiswa Akuntansi UII diantaranya yaitu; Juara 1 Monsoonsim UII Accounting Independent League, Juara 1 KMY e-Sport Championship Game Mobile Legends Regional Yogyakarta, Juara 1 National Business Case Competition dalam Acara Business Management Competition 2020 untuk tingkat nasional, Juara 1 dan 3 MonsoonSIM Enterprise Resource Management Competition (MERMC) Grand Final Indonesia 2020, Juara 1 International MonsoonSIM Enterprise Resource Management Competition (MERMC) 2020, serta Juara 1 kompetisi tahunan Enterprise Resource Planning Simulation (ERPsim) Competition Asia Pasific Japan Cup 2020 yang diselenggarakan oleh SAP University Alliance.

Disampaikan dalam acara Anugerah Prestasi Mahasiswa Akuntansi FBE UII yang diselenggarakan pada tanggal 15 Februari 2021, Dr. Mahmudi, SE., M.Si., CMA selaku Ketua Prodi Akuntansi FBE UII, bahwa Prodi Akuntansi UII akan terus mendorong mahasiswa untuk berprestasi, baik di bidang akademik, kewirausahaan, maupun non-akademik. 

“Prodi Akuntansi UII juga terus mengupayakan untuk memberikan dukungan serta motivasi kepada para mahasiswanya. Salah satu bentuk dukungan yang diberikan FBE UII yaitu diadakannya beberapa kompetisi internal sebagai ajang mahasiswa akuntansi untuk mengasah kemampuannya, beberapa yang sudah terlaksana yaitu Kompetisi Internal Monsoonsim dan Lomba Penulisan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM),” ujar Mahmudi.

Tak hanya itu, dalam acara tersebut juga diberikan Informasi mengenai Pembinaan Kemahasiswaan UII. Arif Fajar Wibisono, S.E., M.Sc, selaku Kepala Unit Kemahasiswaan dan Alumni Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan UII, menyampaikan bahwa UII tak henti-hentinya terus menggaungkan tagline “Raih Prestasi, Mencipta Inovasi, Menebar Inspirasi”. Hal ini dimaksudkan agar para mahasiswa semangat untuk terus mengembangkan dirinya dengan mengikuti berbagai perlombaan maupun kejuaraan. 

“Dengan mengikuti ajang kompetisi prestasi, itu akan menambah pengetahuan, menambah keterampilan, menambah leadership, (membangun) kepribadian (mahasiswa) yang merupakan harapan kami untuk Lulusan UII (sebagai Insan Ulil Albab),” tutur Arif. 

Acara Anugerah Penghargaan Mahasiswa yang diadakan setiap tahunnya ini selain sebagai apresiasi bagi mahasiswa yang telah menyumbangkan prestasi untuk Prodi Akuntansi UII, juga diharapkan sebagai motivasi dan pemantik semangat bagi mahasiswa untuk terus mengembangkan kemampuannya. (Berlian/RH)

Mahasiswa Akuntansi UII Juara Kompetisi ERPsim Asia Pacific Japan Cup 2020

Setelah berhasil memenangkan kompetisi bisnis menggunakan MonsoonSIM pada akhir tahun 2020, pada awal tahun 2021 tim mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Islam Indonesia kembali menorehkan prestasi dengan berhasil meraih juara satu pada kompetisi tahunan Enterprise Resource Planning Simulation (ERPsim) Competition Asia Pasific Japan Cup 2020 yang diselenggarakan oleh SAP University Alliance Asia Pacific Japan pada tanggal 28 Januari – 5 Februari 2021.

Tim Universitas Islam Indonesia terdiri dari 5 mahasiswa Program Studi Akuntansi, yaitu: Tedi Yudi Permadi, Muhammad Shohibul Mabruri, Afthar Falahziez Anfasa Firdaus, Muhammad Falah dan Agasta Amaliya. Dengan latihan keras, kerjasama yang solid dan motivasi tinggi akhirnya tim Universitas Islam Indonesia berhasil memperoleh company valuation tertinggi sehingga menjadi pemenang.

Direktur ERP Competence Center UII, Dra. Isti Rahayu, M.Si., Ak., CA., SAP Certified menjelaskan bahwa kompetisi ERPsim ini diikuti oleh 23 Perguruan Tinggi dari Kawasan Asia Pasifik Japan, antara lain Australia, Hongkong, Vietnam, Indonesia, India, Philipina, Thailand, Korea. Kompetisi ERPsim dilakukan secara virtual menggunakan SAP Fiory. Kompetisi dilakukan 2 tahap yaitu tahap penyisihan dan tahap final. Tim Akuntansi Universitas Islam Indonesia berhasil meraih gelar sebagai Champion dan disusul oleh dua universitas lainnya yaitu dari University of Melbourne, Australia sebagai juara kedua, dan Nha Trang University, Vietnam sebagai juara ketiga. Melalui prestasi ini, tim mahasiswa Akuntansi UII berhak memenangkan hadiah AUD$ 800 Gift voucher dan certificate of achievement dari Hec Montreal.

Dalam perjalanannya, mahasiswa Akuntansi UII sudah berkali-kali memenangkan kompetisi ERP tingkat dunia. Seperti pada tahun 2017 menjadi Juara 1 World Champion ERP-SIM yang diikuti oleh berbagai universitas di dunia, seperti University of Melbourne (Australia), Dalhousie University (Kanada), University of Arkansas (Amerika Serikat), dan Northwest University (China). Selain itu, Akuntansi UII juga kembali mendominasi di ajang ERPsim SAP Asia Pacific Japan (APJ) Cup 2018 dengan memborong juara 1 dan 2 the ERPsim SAP APJ Cup 2018, Juara Runner Up MonsoonSIM Enterprise Resource Management Competition (ERMC) International Grand Final 2019, di Hong Kong, dan Juara 1 MonsoonSIM Enterprise Resource Management Competition (ERMC) International Grand Final 2020.

ERPsim adalah game simulasi bisnis  menggunakan  ERP-SAP dan SAP S/HANA. Dengan menjalankan ERPsim mahasiswa memiliki pengalaman mengelola perusahaan virtual di pasar yang kompetitif dengan menggunakan ERP-SAP, sehingga mahasiswa mampu meningkatkan pemahaman tentang proses bisnis, dan juga meningkatkan pemahaman bagaimana sistem ERP dipergunakan secara efektif untuk mengelola perusahaan. Pada ERPsim ini  mahasiswa  menggunakan sistem SAP/HANA  untuk menginput, melakukan analisis data, maupun melakukan evaluasi untuk memenangkan persaingan.

Lebih lanjut Isti Rahayu menjelaskan bahwa ERP merupakan salah satu mata kuliah unggulan di program Studi Akuntansi UII, yang telah diajarkan dalam kurikulum sejak tahun 2006 dengan menggunakan ERP-SAP.

Mewakili Tim mahasiswa Akuntansi UII, Afthar Falahziez mengatakan bahwa ditengah pandemi ini komunikasi sedikit terhambat karena dilakukan secara online, tapi kami tetap berusaha dan tidak menyerah untuk meraih juara dan selalu menyamakan visi misi kami dengan selalu latihan setiap hari.

“Pada awalnya yang kami lakukan hanya latihan dan latihan, karena kami yakin bahwa tim dari universitas lain pun pasti melakukan hal yang sama dengan apa yang kami lakukan. Kami juga tidak percaya kami bisa mendapatkan juara, karena kami sempat bingung harus menggunakan strategi seperti apa yang paling tepat untuk kami jalankan. Alhamdulillah, setiap usaha yang diiringi dengan doa tidak akan menghianati hasil dan akhirnya bisa membawa kami menjadi juara,” ungkap Afthar.

Afthar Falahziez mengaku bahwa capaian yang diraih bersama rekan-rekannya tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. “Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Mahmudi selaku ketua Prodi Akuntansi UII, Ibu Isti Rahayu, Ibu Mauly, Bapak iksan, Mas Vio, para coach ERP Competence Center, dan untuk Bapak Ibu Dosen Program Studi AKuntansi UII yang telah mendukung kami dalam ajang perlombaan ini. Semoga kedepannya Akuntansi FBE UII terus maju dan mampu untuk mempertahankan gelar juara di ajang apapun, sehingga selalu membanggakan almamater UII,” pungkasnya. (RH)

Lagi, Tim Akuntansi UII Juara 1 Kompetisi Simulasi Bisnis Tingkat Internasional

Meskipun dalam situasi pandemi Covid-19 yang terjadi di tahun 2020 ini, namun hal itu tidak menyurutkan semangat mahasiswa Akuntansi FBE UII untuk tetap berprestasi. Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menorehkan prestasi di kancah nasional dan internasional. Kali ini, tim Program Studi (Prodi) Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) UII yang diwakilkan oleh lima orang yang membentuk tim bernama Arsanta Widyadharma yang terdiri atas Adin Ihtisyamuddin, Ainun Jariyah, Sukma Putri, M. Faiq Jauhar, dan Akhlis Faris Mushaffa berhasil meraih juara satu pada kompetisi MonsoonSIM April Absurdity yang dilaksanakan secara online mulai dari 8 April 2020 sampai dengan 29 April 2020.

Dalam ajang April Absurdity setiap tim dipantau kinerjanya selama 4 minggu. Dengan kinerja yang bagus, tim dari Universitas Islam Indonesia berhasil meraih gelar sebagai pemenang dan disusul oleh dua universitas lainnya yaitu Universiti Tunku Abdul Rahman dari Malaysia sebagai juara ke-2 serta President University yang menjadi juara ke-3. Melalui prestasi ini, tim mahasiswa Akuntansi UII berhak memenangkan total hadiah uang sebesar $100 USD.

Dalam perjalanannya, mahasiswa Akuntansi UII sudah berkali-kali memenangkan kompetisi ERP tingkat dunia. Seperti pada tahun 2017 menjadi Juara 1 World Champion ERP-SIM yang diikuti oleh berbagai universitas di dunia, seperti University of Melbourne (Australia), Dalhousie University (Kanada), University of Arkansas (Amerika Serikat), dan Northwest University (China). Selain itu, Akuntansi UII juga kembali mendominasi di ajang ERPsim SAP Asia Pacific Japan (APJ) Cup 2018 dengan memborong juara 1 dan 2 the ERPsim SAP APJ Cup 2018, dan Juara Runner Up MonsoonSIM Enterprise Resource Management Competition (ERMC) International Grand Final 2019, di Hong Kong.

Seperti dikutip dari monsoonsim.com, MonsoonSIM merupakan sebuah platform pembelajaran pengelolaan bisnis secara virtual terkemuka yang telah diimplementasikan oleh berbagai perguruan tinggi dan telah digunakan oleh lebih dari 70.000 pembelajar di seluruh dunia. Sementara itu, Pembelajaran ERP pada Prodi Akuntansi UII sendiri sudah dikenal sebagai salah satu mata kuliah unggulan di Indonesia, baik dikalangan perguruan tinggi maupun industri.

Dikutip dari monsoonsim.com, mereka memberikan ucapan selamat bagi kelima orang pemenang atas capaian kinerjanya selama sebulan, serta dapat menjadi tim yang efektif dan mampu mengatasi tantangan komunikasi secara daring di kala pandemi Covid-19 ini. MonsoonSIM juga berharap agar kompetisi yang diadakannya ini dapat bermanfaat bagi semua peserta untuk menambah pengalaman belajar dan dapat melatih kerjasama pada masa Work From Home yang dicanangkan pemerintah saat ini.

Direktur ERP Competence Center Prodi Akuntansi FE UII, Dra. Isti Rahayu, M.Si., Ak., CA., Cert.SAP mengapresiasi atas capaian yang telah diraih oleh tim UII. “Semoga capaian ini semakin memotivasi para mahasiswa UII. ERP Competence Center siap untuk mendampingi para mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi berbasis teknologi,” tuturnya.

Dekan FBE UII, Prof. Jaka Sriyana, SE., M.Si., Ph.D. berharap raihan prestasi ini mampu menjadi inspirasi dan penyemangat seluruh mahasiswa dan sivitas akademika FBE UII untuk dapat terus berprestasi meski dalam masa pandemi Covid-19.

Mewakili Tim mahasiswa Akuntansi UII, Adin Ihtisyamuddin mengatakan bahwa komunikasi dan kerja sama saat pandemi ini bukanlah sesuatu yang sulit. “Meskipun dalam situasi pandemi, kita tetap bisa berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik secara daring. Jarak bukan sebuah masalah. Hanya dibekali dengan pelatihan dan pembelajaran yang konsisten dari setiap kesalahan yang kami buat. Kami percaya bahwa setiap kerja keras yang telah dilakukan, tidak pernah ada yang sia-sia. Lakukan yang terbaik di setiap kesempatan, sisanya urusan Allah,” pungkasnya. (HLL/AMA/RH)

Tim Akuntansi UII Juara 1 Kompetisi Bisnis Digital Tingkat Nasional

Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menorehkan prestasi di kancah nasional dan internasional. Kali ini, tim Program Studi (Prodi) Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) UII yang diwakilkan oleh lima orang yang membentuk tim bernama Arsanta Widyadharma yang terdiri atas Adin Ihtisyamuddin, Ainun Jariyah, Sukma Putri, M. Faiq Jauhar, dan Akhlis Faris Mushaffa berhasil meraih juara satu pada kompetisi MonsoonSIM Indonesian Final League yang dilaksanakan secara online mulai dari 7 Maret 2020 sampai dengan 25 April 2020. Kemudian untuk juara ke-2 yaitu Universitas Hasanuddin dan ke-3 adalah Universitas Galuh Ciamis.

Meskipun dalam situasi pandemi Covid-19 yang terjadi di tahun 2020 ini, namun hal itu tidak menyurutkan semangat mahasiswa Akuntansi FBE UII untuk tetap berprestasi. Dalam perjalanannya, mahasiswa Akuntansi UII sudah berkali-kali memenangkan kompetisi ERP tingkat dunia. Seperti pada tahun 2017 menjadi Juara 1 World Champion ERP-SIM yang diikuti oleh berbagai universitas di dunia, seperti University of Melbourne (Australia), Dalhousie University (Kanada), University of Arkansas (Amerika Serikat), dan Northwest University (China). Selain itu, Akuntansi UII juga kembali mendominasi di ajang ERPsim SAP Asia Pacific Japan (APJ) Cup 2018 dengan memborong juara 1 dan 2 the ERPsim SAP APJ Cup 2018, dan Juara Runner Up MonsoonSIM Enterprise Resource Management Competition (ERMC) International Grand Final 2019, di Hong Kong.

Pembelajaran ERP pada Prodi Akuntansi UII sendiri sudah dikenal sebagai salah satu mata kuliah unggulan di Indonesia, baik dikalangan perguruan tinggi maupun industri. ERP merupakan sebuah teknologi sistem informasi yang terintegrasi dan digunakan oleh perusahaan manufaktur kelas dunia untuk meningkatkan kinerjanya.

Dikutip dari monsoonsim.com, pada kompetisi ini mereka mengumpulkan 40 Klub dari 13 Universitas di seluruh wilayah Indonesia dan membaginya menjadi 4 Grup Tahap Eliminasi (masing-masing Grup berisi 10 Klub) dan telah dimulai pada Maret 2020. Kemudian, setelah 2 bulan kompetisi yang berkesinambungan akhirnya Arsanta Widyadharma sebagai Juara dari Universitas Islam Indonesia dan MonsoonSIM juga mengucapkan selamat atas prestasi mereka.

Tim mahasiswa Akuntansi UII, salah satunya adalah Adin Ihtisyamuddin yang mengatakan bahwa kita dapat mengetahui bagaimana menjalankan bisnis yang baik melalui simulasi bisnis yang ada pada paltform MoonsonSIM. “Seperti yang kita ketahui bahwa pandemi Coronavirus mengubah ekonomi dan kehidupan kita sehari-hari. Banyak pelaku bisnis berjuang dan mencari untuk menemukan solusi yang tepat agar keuangan perusahaan menjadi lebih baik, saya pikir dengan banyak konfigurasi di MonsoonSIM kita dapat membuat konfigurasi yang hampir sama dengan situasi pandemi saat ini. Jadi, kita dapat mengetahui bagaimana menjalankan bisnis yang baik melalui simulasi bisnis tersebut”.

Direktur ERP Competence Center Prodi Akuntansi FBE UII, Dra. Isti Rahayu, M.Si., Ak., CA., Cert.SAP mengapresiasi atas capaian yang telah diraih oleh tim UII. “Semoga capaian ini semakin memotivasi para mahasiswa yang saat ini sedang mengikuti kompetisi MonsoonSIM internal UII untuk mencapai yang terbaik, dan juga memotivasi untuk mengikuti kompetisi eksternal. ERP Competence Center siap untuk mendampingi para mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi berbasis teknologi,” pungkasnya. (RH)

Akuntansi UII Gelar “UII Business & Accounting Competition” Tingkat Nasional

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) menghelat kegiatan UII Business and Accounting Competition 2019. Sebuah ajang kompetisi akuntansi tingkat nasional bagi siswa SMA/SMK dan sederajat di seluruh Indonesia. Kegiatan dengan tema Prepare Young Enterpreneur for Digital Revolution ini berlangsung selama tiga hari yakni pada 19-21 November 2019, di Gedung Prof. Dr. Ace Partadiredja Fakultas Ekonomi UII.

Acara perdana yang rencananya akan menjadi acara tahunan ini dilaksanakan dalam beberapa rangkaian lomba dan talkshow. Lomba terdiri dari empat macam yakni Business Plan Competition (BPC), Business Simulation Game (BSG), Business Vlog Contest (BVC) serta Mobile Photo Contest (MPC).

Melalui BPC diharapkan mampu mengasah jiwa kewirausahaan siswa. BSG diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai proses bisnis dan melatih pembuatan keputusan bisnis yang cepat dan tepat.

“Sementara BVC diharapkan dapat mengasah jiwa kreativitas siswa dalam membuat konten video serta MPC dapat menjadi ajang bagi siswa untuk menunjukkan jiwa kreativitas dalam fotografi,” terang Muamar Nur Kholid, MAk. selaku Ketua Panitia.

Kegiatan lomba dengan total hadiah ratusan juta ini cukup menarik perhatian bagi para siswa. Hal ini tampak dari antusias para siswa yang mengikuti lomba, dari berbagai daerah di Indonesia. Dijelaskan Muammar Nur Kholid bahwa beberapa peserta yang hadir diantaranya dari Kalimantan, Bengkulu, Pemalang, Magelang, Mataram, dan beberapa daerah lainnya. “Ada 44 tim atau sekitar 130an peserta yang hadir. Mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia,” Jelasnya.

Dekan Fakultas Ekonomi UII Jaka Sriyana, S.E., M.Si., Ph.D menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sebagai ajang komunikasi, serta menjelaskan kepada siswa dan guru terkait dengan perkembangan ilmu akuntansi terkini. “Kompetisi tentang akuntansi ini bertujuan untuk membangun komunikasi antara kampus dan sekolah, serta menjelaskan kepada mereka terkait dengan perkembangan ilmu akuntansi terkini yang perkembangannya sangak dinamis,” jelas Jaka Sriyana.

Tidak hanya itu, kegiatan UII-BAC 2019 ini juga dimaksud sebagai bentuk pengenalan terkait dengan Program Studi Akuntansi UII kepada masyarakat, serta memberikan pemahaman terkait dengan dunia akuntansi yang tidak lagi menggunakan teknologi klasik, tetapi dengan teknologi terbaru. Demikian disampaikan Ketua Jurusan Akuntansi UII Johan Arifin, S.E., M.Si., Ph.D.

Acara ini adalah untuk mengenalkan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi UII kepada masyarakat, serta keunggulan yang kami miliki dalam dunia akuntan, terutama sekolah-sekolah. Kami merasa prihatin, apabila beberapa sekolah sampai tidak tahu mengenai teknologi-teknologi terkini di bidang akuntansi, sehingga masih menggunakan teknologi klasik.

“Dengan kegiatan ini kami mencoba menjelaskan, mengenalkan kepada mereka terkait teknologi tersebut. Sehingga kegiatan ini mempunyai Impact yang banyak,” jelas Johan.

Salah satu data menyebutkan bahwa dunia akuntan tidak lagi dibutuhkan karena kemajuan teknologi. Karena itu, kegiatan ini bertujuan untuk menghapus stigma negatif tersebut yang telah berkembang di masyarakat. Menurut Dr. Mahmudi, S.E., M.Si., Ak., CMA.  selaku Ketua Program Studi Akuntansi Program Sarjana UII, bahwa kemajuan teknologi saat ini justru membuat profesi akuntan menjadi sangat dibutuhkan.

Bagi Mahmudi akuntansi akan tetap relevan, dengan evolusi yang dilakukan kearah analisis, serta penguatan dalam hal kewirausahaan akuntansi dan inovasi bidang akuntansi dan keuangan. “Kami sangat menolak pernyataan tersebut. Bagi kami, akuntansi akan tetap relevan dengan zaman, tetap relevan dengan revolusi industri 4.0. Tanpa seorang akuntan yang baik, bisnis, perusahaan apapun akan rapuh dan tidak akan mampu bersaing di masa depan. Sebaliknya, dengan akuntan yang baik bisnis tidak lagi memerlukan ruang besar, bahkan hanya dengan ruangan kecil pun dapat menjangkau hingga ke seluruh belahan dunia,” jelas Mahmudi.

Mahmudi dalam keterangannya juga menjelaskan bahwa akuntasi mempunyai prospek karir yang bagus di masa mendatang, hal tersebut dibuktikan dengan kontribusi beberapa alumni saat ini yang tersebar di berbagai bidang. Seperti gubernur BI, beberapa menteri, direktur PT. KAI, direktur TVRI, dan beberapa tokoh lainnya.

Lebih lanjut bagi Mahmudi, di era teknologi seperti saat ini, akuntan tidak lagi menggunakan teknologi klasik seperti mencatat debit atau kredit. Akan tetapi, akuntansi akan lebih dibutuhkan dalam hal analisis data dan model akuntansi.

“Teknologi klasik semisal mencatat debit-kredit itu tidak ada lagi. sekarang yang melakukan itu semua adalah teknologi. Yang dilakukan oleh seorang akuntan adalah melakukan analisis data, serta membuat keputusan cepat dan tepat,” jelas Mahmudi. Mahmudi juga berharap melalui kegiatan ini nilai-nilai yang ia maksudkan dapat diterima oleh siswa termasuk para guru, sehingga dapat dijalankan di sekolah masing-masing.

Penyelenggaraan UII Business and Accounting Competition 2019 akan diakhiri dengan talkshow bersamaan pada puncak acara yakni pada tanggal 21 November 2019. Talkshow menghadirkan Asep Bagja Priandana (Co-Founder Tanibox sekaligus alumni Program Studi Akuntansi UII), Anindita Rangkuti (Head of Sumatra and Central Java Region at GRAB), Fitra Roman Cahaya, Ph.D (Dosen Program Studi Akuntansi UII), dan Lukman Abdhi Putra Novianto (Pengusaha muda sekaligus mahasiswa Program Studi Akuntansi UII). Dalam kesempatan ini juga akan diumumkan juara lomba serta launching UII-BAC 2020. (D/RS)

Sumber: uii.ac.id