#KataMereka: Mahasiswa Akuntansi UII Berbagi Kisah Kuliah Offline

Corona virus yang mulai masuk di Indonesia sejak awal tahun 2020 membuat hampir semua kegiatan ditunda atau malah dibatalkan. Sejak saat itu juga, ketergantungan terhadap teknologi semakin meningkat. Semua kegiatan yang biasanya dilaksanakan secara langsung dialihkan menjadi online, seperti perkuliahan. Per Januari 2022, kegiatan perkuliahan secara online di Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Islam Indonesia (FBE UII) sudah berlangsung selama 1 tahun 10 bulan.

Namun, kabar gembira terkait perkuliahan offline atau kuliah luring disampaikan oleh Rektor UII Prof Fathul Wahid saat ditemui oleh teman-teman media di Kampus Terpadu UII, Jumat (7/1). Fathul menyampaikan bahwa kegiatan perkuliahan luring dapat dilakukan secepatnya. “InsyaAllah kami sudah merencanakan semester depan akan semakin banyak yang luring,” ungkap Fathul. 

Merujuk dari hal tersebut, pihak universitas mulai mempersiapkan kuliah luring. Mulai dari survei minat kuliah luring hingga pengisian form melalui UII Lapor. Kuliah luring ini nanti akan ditujukan untuk mahasiswa angkatan 2020 dan 2021. 

Bersamaan dengan itu, tentunya perasaan antusias akan euforia kuliah luring dirasakan oleh mahasiswa 2020 dan 2021 yang notabene belum pernah kuliah secara langsung di kampus selama terhitung menjadi mahasiswa resmi UII. 

“Sangat senang karena saya bisa kembali bertemu teman-teman dan ini kali pertama bisa belajar tanpa ada batas jarak di setiap daerah. Dengan kuliah luring juga atmosfer pembelajaran akan lebih dirasakan mahasiswa tanpa melalui perantara media digital,” ungkap Nanda Abrajha, salah satu mahasiswa akuntansi angkatan 2020 yang ditargetkan mengikuti kuliah luring mulai Maret mendatang. 

Tak hanya Abrajha, euforia kuliah luring juga ikut dibagikan oleh kakak tingkat angkatan 2016 hingga 2019. Beberapa kakak tingkat membagikan pengalamannya saat perkuliahan luring sebelum pandemi yang berhasil dirangkum di bawah ini. 

 

Apa suka-duka yang dirasakan saat kuliah offline?

Arief Fajar, Akuntansi 2019 

“Dulu ketika kuliah offline aku merasakan banget yang namanya semangat berkompetisi secara positif, karena aku bisa berinteraksi langsung dengan teman-teman dari berbagai latar belakang, yang membuatku terus terpacu untuk belajar dan terus belajar.” 

“Di samping itu, ada beberapa kendala juga yang sempat aku alami terkait dengan waktu. Karena jarak antara rumah dan kampus cukup jauh, jadi membuatku harus siap untuk capek ketika ada kegiatan kampus hingga malam hari, apalagi jika paginya ada kelas. Kadang hal inilah yang membuatku terlambat ketika ada kelas pagi.” jelas Arief.

Della Septi, Akuntansi 2018 

“Sukanya ketemu banyak teman buat bertukar pikiran secara langsung. Pembelajaran pun lebih interaktif dan diskusi langsung dengan teman dan dosen sehingga lebih mudah paham. Dukanya susah cari tempat parkir kalau kuliah siang, dan kalau hujan juga macet banget di depan kampus” ujar Della.

 

Apa sih tempat di kampus atau sesuatu yang berkesan waktu kuliah offline

Della Septi, Akuntansi 2018

“Waktu offline suka banget duduk di ‘pantai’ atau di hall tengah buat kumpul-kumpul sama teman. Apalagi di ‘pantai’ anginnya sepoi-sepoi jadi makin nyaman ngobrolnya, abis itu jajan di KOPMA yang jajannya enak-enak,” ungkap Della.

Adelia Widya, Akuntansi 2017 

“Yang paling berkesan sih dulu aku di Masjid Al-Muqtashidin, favorit banget buat tempat ngeratain pinggang alias rebahan bentar di sela-sela jam kuliah. Selain itu, dulu tuh kalo sampai malam di kampus kadang ada kajian gitu habis maghrib, jadinya nambah ilmu juga sambil nunggu mood buat jalan pulang ke kos,” tutur Adelia.

 

Adakah pesan yang ingin disampaikan untuk adik-adik angkatan 2020 dan 2021 yang akan kuliah offline di semester depan?

Eri Dwi, Akuntansi 2016

“Pesanku sih, bagi kalian yang nyaman bertemu banyak orang, selagi kalian kuliah offline kalian perlu berteman dengan banyak orang. Ada banyak banget aktivitas positif yang bisa bikin kalian lebih berkembang, kayak misal ngadain belajar bareng sebelum ujian, main bareng ke suatu tempat, atau bisa juga dengan ikut kepanitiaan,” ujar Eri.

Narendra, Akuntansi 2018 

“Mungkin lebih sering kumpul ngerjain tugas bareng biar bisa tambah relasi dan punya keakraban yang lebih sama teman-teman kampus, tetapi tentunya harus tetap memperhatikan kesehatan diri kita dan tetap menjaga serta menerapkan protokol kesehatan,” tutur Narendra.

Kisah dari mahasiswa angkatan 2016-2019 ini bisa menjadi gambaran sebelum adik-adik 2020 dan 2021 mengikuti perkuliahan luring. Tentunya, dengan memperhatikan protokol kesehatan, perkuliahan luring ini semoga dapat terlaksana dengan lancar. (Berlian/Retno)

 

Prodi Akuntansi UII Berkolaborasi dengan Industri Selenggarakan Global Leaders Skill (GLS) untuk Mahasiswa

Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Unversitas Islam Indonesia (FBE UII) bekerjasama dengan Indmira untuk melaksanakan program Global Leaders Skill (GLS) Indmira Batch 1. Program ini bertujuan untuk melatih softskill mahasiswa  Prodi Akuntansi FBE UII. Sesuai dengan misi Indmira yaitu Mengoperasikan perusahaan secara efektif, efisien, dan menguntungkan dengan cara yang berorientasi pada pertumbuhan, komitmen pada layanan pelanggan, dan pengembangan sumber daya manusia.

Indmira sendiri merupakan salah satu perusahaan perusahaan berbasis teknologi yang telah melakukan penelitian dan pengembangan agrocomplex (pertanian, kehutanan, peternakan, dan perikanan), energi terbarukan, dan rehabilitasi lingkungan sejak tahun 1985. Dengan berfokus pada  perbaikan ekosistem, produksi pertanian dan pangan, demi menjaga ketahanan pangan di masa depan dan berkelanjutan. 

GLS Indmira Batch 1 terdiri dari 4 pertemuan yang diselenggarakan dengan dua metode yaitu daring dan luring. Program tersebut, diikuti oleh 28  peserta yang merupakan mahasiswa akuntansi tingkat akhir. Pada pertemuan pertama (28/12) topik yang dibahas yaitu tentang basic principles for sustainability dengan pemateri untuk topik tersebut adalah Andi Nusa Patria selaku Hou fertilizer and plant protection Indmira. 

Kemudian pada pertemuan kedua (21/01) membahas terkait Green supply chain, yaitu tentang cara daur ulang produk pertanian juga untuk lebih berguna. Pemateri dalam pertemuan tersebut adalah Dewi Wijayanti selaku operational manager Indmira. Kedua kelas tersebut dilaksanakan secara daring dengan menggunakan zoom meeting.

Untuk dua pertemuan selanjutnya dilaksanakan secara luring di dua tempat berbeda, yaitu Kampus Fakultas Bisnis dan Ekonomika dan Kantor Indmira. Pertemuan ketiga membahas tentang cost management for sustainable diisi oleh Muhammad Qori Aulawi selaku F&A manager Indmira. Dalam pertemuan ini membahas tentang cara mengelola keuangan perusahaan.

Pada pertemuan terakhir peserta diajak untuk berkunjung ke Kantor Indmira yang berlokasi di Jalan Kaliurang KM.16,3. Kegiatan yang dilakukan yaitu presentasi on site oleh setiap kelompok terkait isu terkini dengan tema berbeda. Peserta dituntut untuk melakukan analisis secara sistematis dan kritis. 

Dalam kegiatan tersebut, peserta yang merupakan mahasiswa aktif Prodi Akuntansi mengikutinya dengan antusias. Anita Putri Kumalasari, mahasiswi Akuntansi 2018, mengatakan bahwa program GLS Indmira Batch 1 merupakan suatu privilege bagi mahasiswa karena program tersebut sangat bermanfaat. Adapun hal lain yang ia dapatkan adalah menjadi lebih paham terkait isu terkini dan bagaimana berkontribusi dalam hal tersebut. “Biasanya aku cuma tahu tentang sustainability itu dari sisi lingkungan dan sosial. Ikut kelas Indmira kemarin eye opener banget. Sebagai mahasiswa akuntansi, aku merasa bisa take action lewat bidang yang memang aku tekuni saat ini, misal dengan mempelajari pengalokasian cost yang tepat bagi perusahaan untuk mewujudkan bisnis yang berkelanjutan,” ujar Anita. (Utami/Retno)

Tips Prestasi Mahasiswa Akuntansi UII, Imam Nur Fadilah: Circle Selection dan Time Management

Menjadi mahasiswa tentu bukan hanya belajar di dalam kelas, banyak kegiatan yang bisa dilakukan salah satunya dengan mengikuti organisasi yang ada di lingkungan kampus. Untuk hal ini keikutsertaan mahasiswa dalam organisasi yang ada diharapkan mampu melatih softskill dan kemampuan mahasiswa dalam manajemen waktu antara kuliah dan organisasi. Banyak mahasiswa Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Islam Indonesia (FBE UII) yang mengikuti organisasi baik tingkat fakultas maupun universitas. Imam Nur Fadhila, Mahasiswa Akuntansi Program Internasional UII, membagikan ceritanya dalam membagi waktu antara kuliah dan organisasi juga pelajaran yang ia dapat selama ini.

“Selama kuliah selain aktif di kegiatan akademik, menurutku aku juga bukan tipikal orang yang banyak ikut organisasi, ikut satu organisasi, yaitu Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) FBE UII. Barulah di tahun ke-3, aku coba untuk ikut salah satu organisasi antar kampus yaitu Foreign Policy Community Indonesia (FPCI),” ujar Imam. Ia mengaku keikutsertaannya dalam organisasi membantunya berkembang. Hal ini dikarenakan ia memiliki prinsip bahwa organisasi adalah wadah, yang di dalamnya ia dapat melakukan apapun dan dapat menjadi apapun. Dengan hal ini, organisasi bukanlah sebuah beban melainkan sebuah proses pembelajaran yang ia lalui dengan antusias.

Tidak hanya kegiatan organisasi, Imam juga aktif mengikuti banyak perlombaan salah satunya MoonsooSIM Enterprise Resource Management Competition Indonesia. Imam dan tim Jakal Atas berhasil masuk ke grand final dan meraih juara 4 dalam perlombaan tersebut. Selain itu ia juga aktif mengikuti lomba analisis paper tingkat nasional bersama KSPM serta seringkali memenangkan perlombaan tersebut diantaranya 3rd Runner Up MERMC International Singapore, 2nd Runner Up National MERMC Competition Indonesia, Runner Up MERMC Regional Competition 2021, Best Study Case Presentation ICMSS 2021, dan Finalist ICMSS 2021.

Seluruh pencapaian itu tentu tidak terlepas dari habit  yang ia terapkan selama di bangku perkuliahan salah satunya circle selection.

“Aku rasa yang bantu banget buat dapetin semua itu terkaitCircle Selection sih, jadi ketika mengikuti lomba atau project, biasanya teman satu tim berasal dari orang-orang yang sebelumnya sempat sudah kenal,” ucap Imam. 

Selain itu, Imam membagi habit terkait time management antara kuliah dan organisasi. Pada awalnya ia merupakan tipe yang fleksibel, tidak menentukan prioritas yang harus dikejar. Akan tetapi selama satu semester ini, ia mencoba untuk menentukan skala prioritas. “Tapi di satu semester ke belakang aku lagi mencoba mengaplikasikan manajemen waktuku berdasarkan skala prioritas aja sih. Mana yang paling urgent dan berdampak secara pribadi, itu yang aku kejar dan selesaikan dulu. Selebihnya jika gak terlalu urgent dan gak ada impactnya ke diri aku pribadi, umumnya aku tinggalin,” ujar Imam.

Dengan menerapkan habit yang telah dijelaskan di atas, terbukti ia mendapat hasil yang manis. Pada semester 7, ia berhasil lolos dalam program Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Pendidikan Tinggi di dua perusahaan sekaligus, yaitu PT Mandiri Persero Tbk dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart). Akan tetapi, dengan banyak pertimbangan akhirnya ia memutuskan untuk memilih Alfamart sebagai tempat ia menyelesaikan tugas akhir jalur program magang. ”Singkatnya aku memilih PT SAT (Alfamart) karena dari segi KPI, silabus, dan pencapaian magangnya lebih sesuai dan relate sama apa yang aku kejar di masa depan,” ujar Imam

Imam menceritakan program magangnya selama PT SAT. Ia menjelaskan bahwa dalam proses magang, terdapat dua role utama yaitu role pertama sebagai tim finance dan role kedua sebagai Assistant Manager. Di role finance ia terlibat dalam pelaporan laba rugi dan balance sheet, seperti aktiva tetap dan depresiasi. Di sisi lain ia juga diberikan tanggung jawab untuk memanage setiap dokumen yang nantinya akan dikirim kepada pihak franchisee/investor. Satu lagi yaitu peran Assistant Manager, di mana ia diberi tugas strategis untuk melakukan analisa laba rugi pada beberapa toko franchise dan ikut berkontribusi dalam memberikan solusi atas suatu masalah dan ikut mengimplementasikan setiap solusi yang telah disepakati tadi.

Dari kedua role tersebut, ia mengaku lebih menyukai role sebagai asisten manager. Alasan utamanya karena pada role tersebut ia banyak berinteraksi dengan stakeholder. “Di sisi lain aku juga diberi kesempatan untuk bertemu dengan stakeholder perusahaan dan mempresentasikan prospektus dan laporan keuangan di hadapan para stakeholder tersebut. Jadi memang lebih seru sih,” ucap Imam

Di ahir, ia memberikan pesan untuk terus berkembang dan tidak membatasi diri. “Jangan pernah batasi diri kita untuk terus berkembang, baik untuk belajar, berteman, hingga berorganisasi. Karena pada dasarnya apa yang kita dapat hari ini merupakan buah kebaikan dari apa yang kita perjuangkan sebelumnya” tutup Imam. (utami/retno)

 

Tips Prestasi Mahasiswa Akuntansi UII, Agnes Aura: Kesempatan Tidak Datang Dua Kali

Kehidupan selama perkuliahan perlu dimanfaatkan dengan baik. Banyak sekali kegiatan baik akademik maupun non-akademik yang bisa diikuti oleh mahasiswa. Kegiatan ini selain dapat digunakan untuk mengisi waktu luang, juga dapat menambah pengalaman serta relasi mahasiswa itu sendiri. Beragamnya kesempatan yang ditawarkan pada masa kuliah, belum tentu bisa didapatkan di waktu yang lain. Karenanya, seorang mahasiswa harus mampu memaksimalkan kesempatan yang ada, serta mengembangkan potensi maupun minat bakat yang dimilikinya. Agnes Aura Ainisha, atau yang akrab disapa Agnes, mahasiswa semester 7 Program Studi Akuntansi UII membagikan pengalamannya serta tips untuk tetap aktif baik secara akademik, maupun non akademik.

“Aku pernah jadi anggota HMJA Komisi FBE UII periode 19/20 sebagai Staf Departemen Event Organizer (EO),” tutur Agnes dalam wawancara secara virtual.

Ia mengungkapkan selama menjadi Staf EO tersebut diamanahi menjadi ketua event Accounting Generation Futsal League (AGFL) 2019. Beberapa waktu lalu, Agnes juga berhasil menjuarai kompetisi internasional MoonsooSIM Enterprise Resource Management Competition (MERMC) Grand Final 2021 bersama empat rekannya yang tergabung dalam tim Muzzafar Zayn.

Tak hanya itu, Agnes juga tergabung dalam kelas sertifikasi The Association of Chartered Certified Accountants (ACCA) yang dimulai sejak semester kedua perkuliahan. Dengan kesibukan yang padat tersebut, Agnes berusaha untuk tetap menjalani perkuliahannya secara maksimal. Pada kesibukannya sehari-hari, Agnes selalu membuat catatan daftar kegiatan yang memuat daftar prioritas aktivitas yang akan ia lakukan. Agnes merasa, catatan tersebut efektif membantunya dalam pengelolaan tugas dan manajemen waktu.

Dengan banyaknya kegiatan akademik maupun non-akademik ini, Agnes mengaku tak pernah membuat plan secara pasti kegiatan ataupun kompetisi apa saja yang akan ia ikuti. Saat ini, Agnes sedang mengikuti kegiatan magang yang dicanangkan pada Kurikulum Merdeka Belajar – Kampus Merdeka yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

“Emang ngalir aja tiap ada opportunity. Awal daftar magang tuh karena emang aku pengen ambil tugas akhir jalur magang. Ada yang cuma lolos di CV screening dan ada yang gak lolos sama sekali. Tapi akhirnya aku lolos di PT. Great Giant Pineapple,” ujar Agnes.

Agnes mengungkapkan ia mendaftar semua posisi yang berhubungan dengan akuntansi, kurang lebih 50 perusahaan. Tidak mudah perjuangan untuk diterima program magang tersebut. Selama magang Agnes mendapatkan gambaran kondisi dunia kerja yang sebenarnya.

“Kalau di magang tuh aku bener-bener tahu gimana dunia kerja yang sebenarnya, ada plus dan minusnya. Ilmu dan relasi yang aku dapetin juga lebih luas dari lingkup perkuliahan, organisasi, kepanitiaan, dan perlombaan,” tambah Agnes.

Agnes juga berpesan kepada teman-teman mahasiswa agar jangan pernah takut mencoba sesuatu yang baru. Dengan adanya sosok seperti Agnes, diharapkan mampu menjadi motivasi bagi teman-teman mahasiswa untuk memaksimalkan kesempatan serta potensi yang dimilikinya, karena kesempatan tidak datang dua kali. (retno/rh)

Alumni Akuntansi UII Berbagi Tips, Vina Aqmarina: Tidak Ada yang Namanya Tidak Bisa

#TuturAlumni merupakan terobosan baru yang diusung oleh Program Studi (Prodi) Akuntansi Universitas Islam Indonesia (UII). Dengan konsep podcast, alumni Prodi Akuntansi dapat membagikan pengalaman serta pesannya untuk mahasiswa.

Di episode pertama #TuturAlumni ini dibersamai oleh Vina Aqmarina, Alumni Prodi Akuntansi Angkatan 2014. Dalam podcast ini, Vina yang merupakan SAP-Consultant di Accenture Indonesia membagikan pengalamannya mulai dari sejarah awal memilih Prodi Akuntansi UII hingga di jenjang karirnya sekarang. “Dulu tuh aku gak tertarik untuk ambil jurusan Akuntansi, karena background waktu SMA IPA tuh. Gengsi dong masuk ekonomi,“ ungkap alumni lulusan 2018 ini. Vina mengungkapkan bahwa dulunya ia kekeh untuk masuk ke jurusan teknik yang sejalur dengan peminatannya semasa SMA. 

Vina menceritakan keinginannya untuk masuk ke bidang Akuntansi ini sedikit-banyak dipengaruhi oleh pengalaman teman Vina semasa SMA.  “Cerita dia itu yang membuat aku sadar bahwa jurusan itu sangat penting untuk menunjang karir kita,” ujar Vina.

“Di semester akhir, si dia (red-teman Vina) ini melihat teman bahkan kakak tingkatnya yang sudah lulus, banyak yang belum dapat kerja. Karena waktu itu kan fokus Indonesia di bidang ekonomi tuhAkhirnya dia kasih tahu ke aku kalau jangan mencari jurusan yang hanya membuat kamu (merasa) kece, tapi carilah jurusan yang benar-benar kamu butuhkan atau dibutuhkan di Indonesia.” jelas Vina. 

Dari pengalaman tersebut, kemudian Vina dengan mantap memilih untuk mendaftar di Prodi Akuntansi UII. “Sepertinya ini jurusan yang oke juga untuk aku jelajahi dan ternyata aku sangat tidak menyesal untuk join di Akuntansi UII ini,” ujar Vina. 

Walaupun mantap bergabung dengan Prodi Akuntansi UII, Vina mengaku kaget melihat materi perkuliahan yang ia dapatkan. Ia sangat asing dengan jurnal maupun akun yang merupakan inti dari Akuntansi itu sendiri. Vina mengalami ups-and-downs yang tak hanya sekali dua kali dirasakan di bangku perkuliahan. Hingga akhirnya, di posisi sekarang ini Vina dapat memberikan insight dan petuah-petuah untuk calon sarjana Akuntansi. “Gak ada orang yang gak bisa, selama dia mau berusaha,” ungkap Vina. 

Vina, yang dulunya juga merupakan Asisten Dosen Mata Kuliah Enterprise Resource Planning (ERP), ini juga memaparkan bahwa kegiatan non-akademik, seperti berorganisasi maupun kepanitiaan, juga sangat membantu dalam pengembangan soft skill-nya dan bermanfaat untuk kinerja dirinya di karier saat ini. “Jangan pernah berfikir bahwa organisasi itu penting untuk CV atau untuk menuh-menuhin CV. Karena organisasi itu penting untuk diri kita sendiri, mengasah soft skill kita,” tutur Vina. Untuk video lebih lengkapnya, bisa cek youtube Accounting UII, ya Sob! (Berlian/Retno).

 

Mahasiswa Akuntansi UII Ikuti International Student Mobility di Turki

International Student Mobility (ISM) merupakan acara tahunan International Program Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII). ISM tahun ini diikuti oleh mahasiswa International Program Angkatan 2018 semua Program Studi (Prodi) yang ada di FBE UII.

Dilaksanakan sejak 22 hingga 28 November 2021, kegiatan ini dilaksanakan di Turki, tepatnya di yaitu Istanbul, Bursa, dan Eskişehir. Kegiatan ini meliputi conference dan short course dengan beberapa universitas partner, Anadolu University di Eskişehir, Marmara University dan Koç University di Istanbul. 

Perjalanan di Turki tentunya mengunjungi beberapa tempat yang istimewa. Di Bursa, peserta ISM diajak untuk mengunjungi beberapa tempat, mulai dari mengunjungi Olive Oil Factory di Bursa, Outlet Munira, Grand Mosque Bursa, hingga berkunjung ke Uludag Mountain. Kemudian, di Istanbul mahasiswa berkunjung ke Marmara University, Koç University, Selat Bosphorus, Masjid Hagia Sophia serta Blue Mosque. Tak hanya itu, di Eskişehir mahasiswa juga diajak untuk mengikuti campus tour di Anadolu University. 

Selain campus tour, mahasiswa juga mendapat kesempatan untuk sharing ilmu dengan mahasiswa Anadolu University. Sharing ilmu ini dilakukan dengan mengadakan short course dan presentasi oleh representasi dari masing-masing prodi.

Bionia Puteri Yasmin, mahasiswa Akuntansi International Program, yang merupakan representasi dari Akuntansi UII, membagikan pengalamannya menjadi speaker dalam presentasi tersebut. Bionia mengungkapkan bahwa dalam sesi presentasi di Anadolu University yang disampaikan adalah mengenai entrepreneur bagi generasi muda.

“Waktu presentasi kemarin temanya bebas. Kalau dari aku sebagai representasi Prodi Akuntansi, kemarin presentasi dengan topik entrepreneur,” ungkap Bionia.

Dalam wawancara secara virtual, Bionia atau yang akrab disapa Bio ini mengungkapkan bahwa banyak wawasan baru yang didapat dari kegiatan ISM ini. Selain bisa merasakan perkuliahan di Turki, Bio juga mengungkapkan ada beberapa perbedaan kebudayaan antara Indonesia dan Turki. Salah satu contohnya yaitu perbedaan adab wudhu. Jika di Indonesia, wudhu boleh dilakukan dengan berdiri sedangkan di Turki wudhu wajib dilakukan dengan duduk dan tidak boleh telanjang kaki. “Lebih mengenal culture mereka dan adaptasi serta toleransi,” jelas Bionia. 

Bio mengungkapkan dengan adanya kegiatan ini banyak manfaat yang bisa didapatkan. Selain belajar mengenai kebudayaan negara lain, ISM ini juga memungkinkan pesertanya untuk mendapat insight dan wawasan baru, baik di bidang akademik maupun non Akademik. “Seneng banget sih, walaupun capek karena jauh. Tapi merasa semua itu terbayarkan. Beruntung banget,” pungkas Bionia. (Berlian/Retno)

Transformasi Ekonomi Digital di Indonesia

Teknologi memberi dampak pada berbagai aspek dalam kehidupan, terutama pada lifestyle sehari-hari. Dahulu, uang sangat perlu dibawa, tetapi sekarang tidak masalah apabila tidak membawa uang karena sudah ada e-wallet. Sekarang smartphone merupakan hal wajib dibawa karena semua sarana seperti pembayaran dan komunikasi telah ada di dalamnya.

Selaku fasilitator kuliah praktisi bisnis digital yang diselenggarakan oleh Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) pada hari Sabtu (16/10), Rizki Hamdani, S.E., M.Ak., Ak., CA memaparkan pengantarnya bahwa terdapat perbedaan konvensional dengan digital business mindset.

“Kita telah mengenal ada 4M (Man, Method, Machine, Money) dan kalau kita berbicara mengenai sumber daya maka kita masuk pada M yang kelima yaitu Material. Dari 5M tersebut maka kita tahu bahwa sumber daya tersebut bersifat fisik. Dalam konsep transformasi digital, mindset kita adalah mindset digital. Sekarang sumber daya fisik dapat ditransformasikan menjadi sumber daya digital yang berbasis byte, sehingga dampaknya dapat mengurangi cost dalam perusahaan,” ungkap Rizki.

Selaku narasumber, Widya Listyowulan yang merupakan Founder CoachCircle.id dan Vice President of Indonesia’s Top Unicorn menyampaikan bahwa digital ekonomi mempermudah manusia dalam memenuhi kehidupan sehari-harinya. Tidak hanya memberi dampak pada individual saja, tetapi juga memberi manfaat bagi negara. Apabila digital ekonomi dikembangkan dengan baik, akan mengurangi pengeluaran negara.

“Jadi, digital ekonomi sudah menjadi sebuah keharusan yang dimiliki masyarakat, terutama pada masa pandemi seperti ini,” papar Widya.

Lebih lanjut Widya memaparkan bahwa komponen yang paling penting mendukung perputaran ekonomi global adalah mobile technologies. Di dalam digital ekonomi terdapat digital connectivity serta digital entrepreneurship. Di balik sebuah sistem yang dipakai ada skill entrepreneurship yang memumpuni, seperti menganalisa opportunity dan mentransfer kebutuhan pasar dalam bentuk digital. Selain itu terdapat pajak dalam platform digital, hal ini ditunjukkan dengan adanya biaya tambahan pada saat mentransfer uang melalui m-banking.

Keadaan digital ekonomi di Indonesia saat ini terdapat bonus demografi yang menciptakan growing number of middle class. Peningkatan ini disebabkan oleh pertumbuhan e-commerce yang pesat. Selain itu, customer market di Indonesia merupakan market pasar paling penting di dunia, terutama di Kawasan Asia Tenggara. Hal ini terjadi karena Indonesia memiliki 79 juta pengguna aktif di sosial media serta menjadi rumah bagi 2.033 startups.

“Dampak peningkatan digital ekonomi di masa depan Indonesia bisa menciptakan 3.7 juta lapangan pekerjaan. Salah satu faktor yang akan mempengaruhinya adalah peningkatan UMKM yang akan meningkatkan 2 persen GDP,” ungkap Widya.

Disampaikan pula oleh Widya Listyowulan bahwa digital ekonomi dengan kebijakan publik di Indonesia saling berhubungan. Dimana, Indonesia memiliki 7 Unicorn, jika di Indonesia tidak menerapkan kebijakan publik berupa peraturan-peraturan maka akan berdampak pada pelanggaran yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan.

“Dibalik pertumbahan yang positif, terdapat tantangan digital ekonomi di Indonesia antara lain cyber security, persaingan yang semakin ketat, masalah human capital, kurangnya akses internet yang memadai, dan regulasi yang tidak mengikuti perkembangan zaman,” pungkas Widya.

Dalam sambutannya Dr. Mahmudi, S.E., M.Si., Ak., CMA., CA selaku Ketua Prodi Akuntansi UII menyampaikan bahwa kuliah bisnis digital ini merupakan mata kuliah baru yang diimplementasikan di semestar baru yang nantinya akan bersangkutan terhadap mata kuliah Data Analitik.

“Akuntansi dengan I-Techno Enterpreneurship dimana I itu Islamic, Techno itu diharapkan mampu mengembangkan dan Enterpreneur itu punya keunggulan atau skill. Sehingga, diharapkan mahasiswa dapat mempunyai daya kompetitif yang tinggi,” ujar Mahmudi. (Azzahra, Galuh, RH).

Mahasiswa Akuntansi UII Kembali Juara 1 Kompetisi Nasional MERMC Indonesia 2021

Di tengah pandemi Covid-19, dengan segala keterbatasan yang ada, tak menurunkan semangat mahasiswa untuk terus berprestasi. Pada tahun 2021, para mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta kembali menorehkan prestasi dengan berhasil meraih juara 1 kompetisi tahunan MonsoonSIM Enterprise Resource Management Competition (MERMC) Grand Final Indonesia 2021. Prestasi membanggakan ini mengulang prestasi pada tahun sebelumnya sebagai juara 1 pada kompetisi MERMC 2020.

Kompetisi ini dilaksanakan secara daring (online) pada 11 September hingga 9 Oktober 2021. Tim UII terdiri dari 5 mahasiswa Program Studi Akuntansi, yaitu Valdo Manggiri Alani, Nicho Kurniawan, Farhan Kamil Rabbani, Agnes Aura Ainisha dan Immerina Zuhara yang tergabung dalam tim Muzzafar Zayn, berhasil unggul dari perwakilan universitas di Indonesia.

Kompetisi dilakukan 3 tahap yaitu tahap penyisihan, submit video, dan tahap grand final. Selain meraih Juara 1, Tim UII juga berhasil meraih Juara 4 yaitu Tim Jakal Atas yang beranggotakan mahasiswa yaitu Afiq Kamal Rizki, Imam Nur Fadhilah, Rafif Aldo Nugroho, Asaquita Sophie Premarci, dan Rani Adillah Kusumaningrum. Melalui prestasi ini, tim mahasiswa Akuntansi UII berhak mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp3.000.000 bagi Juara 1 dan Rp1.000.000 bagi Juara 4. Kedua tim UII juga akan menjadi perwakilan Indonesia mengikuti MERM e-Competition International Final 2021 pada bulan November mendatang.

MonsoonSIM Indonesia akan mengirimkan 5 Tim juara untuk mengikuti MERM e-Competition International Final 2021 pada bulan November mendatang yang akan diikuti oleh beberapa negara seperti Indonesia, Singapore, Malaysia, Thailand, Philippines, Hong Kong, dan Australia.

Dalam memilih perwakilan tim untuk dikirim kompetisi tingkat nasional, Prodi Akuntansi UII melaksanakan kompetisi internal yang dilakukan oleh ERP Competence Center. Dalam kompetisi tersebut, mahasiswa bebas untuk menentukan tim sendiri dengan ketentuan anggota berjumlah 5 orang dalam satu tim. Kemudian didapatkan 2 tim terbaik untuk mewakili UII dalam Kompetisi Monsoon SIM Enterprise Resource Management Competition (MERMC) 2021.

Waktu persiapan yang dilakukan sebelum kompetisi kurang lebih memakan 9 bulan dan dilakukan secara daring dimulai sejak bulan Desember tahun 2020. Valdo Manggiri Alani, perwakilan Tim mahasiswa Akuntansi FBE UII menjelaskan bagaimana proses latihan yang dihadapi olehnya dan anggota tim.

“Saat latihan kami sering ditegur dinasihati sampai dimarahin juga karna masih banyak kesalahan sebelum lomba oleh coach. Hal itu juga yang membuat kita makin semangat buat latihan terus, karena menjadi juara di tingkat internasional adalah target dari tim kita,” ujar valdo.

Dalam perjalanannya, mahasiswa Akuntansi UII sudah berkali-kali memenangkan kompetisi ERP tingkat dunia. Seperti pada tahun 2017 menjadi Juara 1 World Champion ERP-SIM yang diikuti oleh berbagai universitas di dunia, seperti University of Melbourne (Australia), Dalhousie University (Kanada), University of Arkansas (Amerika Serikat), dan Northwest University (China). Selain itu, Akuntansi UII juga kembali mendominasi di ajang ERPsim SAP Asia Pacific Japan (APJ) Cup 2018 dengan memborong juara 1 dan 2 the ERPsim SAP APJ Cup 2018, Juara Runner Up MonsoonSIM Enterprise Resource Management Competition (ERMC) International Grand Final 2019 di Hong Kong, Juara 1 MonsoonSIM Enterprise Resource Management Competition (ERMC) International Grand Final 2020, dan terbaru berhasil menjadi Juara 1 ERPsim Competition Asia Pasific Japan Cup 2020.

Dengan pencapaian yang telah diraih oleh mahasiswa Akuntansi UII, Direktur ERP Competence Center Prodi Akuntansi FBE UII, Dra. Isti Rahayu, M.Si., Ak., CA., Cert.SAP menyatakan sangat bersyukur atas capaian tim Muzzafar Zayn dan Jakal Atas pada kompetisi nasional MonsoonSIM Enterprise Resource Management Competition (MERMC) 2021. Isti Rahayu berharap sebagai wakil Indonesia kedua tim dapat memenangkan kompetisi internasional yang akan diselenggarakan pada bulan November 2021, dan memperoleh prestasi terbaik pada event tersebut sebagaimana tahun lalu juga telah berhasil dimenangkan oleh tim dari Prodi Akuntansi UII.

“Keberhasilan memenangkan kompetisi nasional ini menunjukkan ditengah pandemic covid-19 yang masih belum berakhir, mahasiswa Prodi Akuntansi UII tetap mampu berprestasi, dengan memanfaatkan teknologi,” ujar Isti.

Lebih lanjut Isti Rahayu menjelaskan bahwa MonsoonSIM merupakan game simulasi bisnis, sebuah platform pembelajaran berbasis experient dengan menggunakan artificial intelligent yang dipergunakan Prodi Akuntansi UII sebagai salah satu alat untuk belajar bisnis. Dengan pembelajaran berbasis game, maka mahasiswa tidak hanya mendapatkan teori namun juga memiliki kesempatan mengeksplore, serta bereksperimen menjalankan bisnis. Keberhasilan tim memenangkan kompetisi sangat didukung oleh kompetensi ERP yang mereka miliki.

“Untuk memberikan pemahaman ERP yang saat ini dipergunakan di hampir semua perusahaan, prodi akuntansi UII mengajarkan mata kuliah berbasis SAP dalam kurikulum, dan para alumni prodi akuntansi UII saat ini banyak yang memilih profesi di bidang teknologi sebagai konsultan SAP,” ungkap Isti. (Utami/Retno/RH)

Sinergi yang Apik, Alumni Komitmen Mendukung Program-program di Prodi Akuntansi UII

Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) baru-baru ini menerapkan kurikulum baru. Dimulai pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022, FBE UII mulai beralih pada penerapan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Kurikulum MBKM merupakan implementasi dari Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Makarim yang antara lain memberikan hak belajar 3 (tiga) semester di luar Prodi kepada Mahasiswa sebagaimana diatur dalam Permendikbud No. 3 Tahun 2020.

Bentuk kegiatan pembelajaran di luar program studi ini dapat berupa pertukaran pelajar, magang atau praktik kerja, asistensi mengajar di satuan pendidikan, penelitian atau riset, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, studi atau proyek independen, dan membangun desa atau kuliah kerja nyata tematik (KKNT). Sebagai bentuk perwujudan kurikulum baru tersebut, Prodi Akuntansi UII menyelenggarakan acara Sarasehan Online bersama Alumni dan Sharing Session pada hari Minggu (26/9).

Ketua Jurusan Akuntansi UII, Johan Arifin, S.E., M.Si., Ph.D., menyampaikan bahwa penerapan kurikulum baru ini tentunya akan melibatkan banyak pihak. “Terkait dengan kurikulum MBKM, kita (Prodi Akuntansi FBE UII) perlu pemberdayaan alumni, kita perlu kerjasama dengan industri, kita perlu kerjasama dengan perguruan tinggi lain di dalam maupun di luar negeri,” jelas Johan.

Dalam implementasi kurikulum MBKM ini, Prodi Akuntansi menerapkan jalur baru untuk kelulusan mahasiswanya. Dahulu, jalur kelulusan mahasiswa tingkat S1 hanya dapat ditempuh dengan program skripsi. Kini Prodi Akuntansi menerapkan tiga jalur baru, yaitu jalur skripsi, jalur kewirausahaan, dan jalur magang. Ketiga jalur ini membutuhkan peran alumni sebagai katalis kesuksesan pelaksanaan program.

Disampaikan dalam Acara Sarasehan Online bersama Alumni, Johan juga menyampaikan bahwa peran alumni sangat dibutuhkan dalam implementasi kurikulum baru ini. 

“Pemberdayaan (peran) alumni sangat dibutuhkan, baik itu untuk kerjasama industri, barangkali sekarang banyak dari bapak ibu alumni yang berprofesi di bidang industri tertentu yang nanti bisa bekerjasama dengan kita, baik nanti untuk kegiatan magang ataupun untuk program wirausaha maupun sebagainya,” ujar Johan. 

Ketua Prodi Akuntansi UII, Dr. Mahmudi, S.E., M.Si., Ak., CMA., CA juga menambahkan terkait dengan upaya pada jalur magang tersebut, Prodi Akuntansi UII perlu menyiapkan jejaring untuk menempatkan mahasiswa-mahasiswa yang akan mengikuti jalur magang pada industri. Jalur program kelulusan ini, khususnya untuk magang dan kewirausahaan, diharapkan dapat dilaksanakan secara maksimal dengan bantuan dari alumni pada semester depan, semester Genap Tahun Ajaran 2021/2022. 

Salah satu alumni Prodi Akuntansi UII, Vigo Widjanarko, S.E., S.Sos., M.M., yang merupakan Direktur Keuangan dan Umum Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI), Kementerian Keuangan Republik Indonesia  menyampaikan bahwa alumni siap membantu Prodi Akuntansi UII. 

“Kami, sebagai alumni UII tentunya, sebisa mungkin membantu dan mendukung menyukseskan program-program di Prodi Akuntansi UII. Juga merupakan sebuah kebanggaan alumni jika bisa membawa adik-adik ini ke perusahaan masing-masing (untuk meneruskan karirnya),” ungkap Vigo. 

Dengan adanya pemberdayaan alumni melalui kolaborasi dalam program magang ini, diharapkan mampu menjadikan lulusan Prodi Akuntansi UII sebagai sarjana yang memiliki kualifikasi yang siap untuk bersaing di dunia kerja. (Berlian, RH)

Akuntansi UII Menyelenggarakan Ngobrol Daring ERP: Benarkah Akuntan Tergusur Teknologi?

Berkembangnya teknologi yang pesat seperti sekarang ini sudah bukan lagi menjadi suatu hal yang baru bagi kita. Apalagi di era revolusi industri yang menuju phase 5.0, teknologi sudah sangat melekat dengan kehidupan kita, khususnya para akuntan. Bahkan, dalam buku The End of Accounting and the Path Forward for Investors and Managers (2019), karya Feng Gu dan Baruch Lev, menyatakan bahwa akuntan merupakan sebuah profesi yang sangat berpotensi terancam digantikan oleh komputer atau mesin.

Dalam Ngobrol Daring ERP #1 yang digelar secara daring pada hari Sabtu (18/9). Acara ini dipandu oleh Arief Rahman, S.E., M.Com., Ph.D, yang juga sebagai dosen Enterprise Resource Planning (ERP) Program Studi (Prodi) Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII). Ngobrol Daring ERP #1 ini mendiskusikan topik yang sangat menarik bagi akuntan masa kini dengan dua pembicara dari alumni Prodi Akuntansi angkatan 2004, yaitu Rian Heryudhanto yang merupakan Senior Manager SAP Finance & Central Finance IBM Singapura dan Bagus Priyonugroho merupakan SAP Consultant Manager PT Equine Global, kita diajak untuk berbagi ilmu mengenai teknologi dan akuntansi, serta kolaborasi keduanya.

Bagus Priyonugroho menyatakan bahwa keresahan yang dirasakan oleh praktisi akuntansi saat ini adalah untuk menjadi finance consultant tidak harus berasal dari seseorang dengan latar pendidikan keuangan maupun bisnis. Bahkan di dunia kerja sekarang ini, finance consultant bahkan bisa disandang oleh seseorang dengan latar belakang Sarjana Teknik Lingkungan. Hal ini juga disetujui oleh Rian Heryudhanto.

“…Kolega kita di kantor itu kebanyakan background-nya bukan accounting, apalagi untuk SAP Consultant. Dan di Tim SAP Finance Consultant itu surprisingly yang background-nya accountant hanya saya,” ungkap Rian.

Kemudian, Bagus berpendapat bahwa sebenarnya accounting merupakan inti pokok terpenting dalam sebuah bisnis. “Bisnis yang maju, perusahaan yang besar, itu tidak mungkin (ada) ketika tidak ada pencatatan accounting yang baik di dalamnya,” ujar Bagus. Tentunya, akuntansi dalam kerangka berpikir yang luas akan memberikan pandangan mengenai manajemen, investasi, keuangan, serta resiko sehingga akuntansi bukan merupakan suatu hal yang dapat dipisahkan seutuhnya dari kehidupan manusia.

Bahkan di era teknologi ini, akuntansi tetap menjadi dasar ilmu yang akan tetap memiliki demand-nya tersendiri. Hal ini didukung sepenuhnya oleh Rian.

“Lebih baik belajar accounting, dan di-top-up dengan pengetahuan teknologi, dibanding dengan orang yang sudah paham teknologi terus belajar accounting, ini menurut saya path-nya sangat sulit. Yang kedua itu sangat sulit,” ujar Rian.

“Konsepnya sama seperti orang tua kita, bahkan nenek kita yang belajar Whatsapp maupun Instagram. Penyerapan belajar teknologi itu sangat mudah, dibanding belajar accounting yang sangat rigid,” tutur Rian.

Menurut The Guardian (2018) pada chart yang berjudul “Probability Robots Will Take Your Job In Next 20 Years”, akuntan dan auditor menduduki peringkat kedua tertinggi. Bagus berpendapat bahwa memang ada kemungkinan peran akuntan akan tergantikan oleh komputer. Namun, sebagai gantinya akuntan masih memiliki banyak “senjata” untuk tetap dapat mempertahankan perannya.

Salah satu alternatif agar peran akuntan tidak punah yaitu dengan mengkolaborasikan teknologi dengan konsep atau ilmu akuntansi itu sendiri. Enterprise Resource Planning (ERP) hadir sebagai adaptasi teknologi untuk ilmu akuntansi. ERP ini merupakan sebuah framework teknologi yang mengatur integrasi unit bisnis satu dengan yang lain, mulai dari Supply Chain Management hingga Big Data Analysis. Salah satu platform ERP terbesar di dunia yaitu SAP, yang generasi sekarang ini disebut dengan SAP S/4 HANA. Yang mana sumber daya akuntan sebagai consultant dalam SAP S/4 HANA ini masih sangat dibutuhkan hingga kurang lebih empat tahun kedepan.

“Saya sangat bangga sekaligus merasa bersyukur bahwa (Prodi Akuntansi) UII memasukkan ERP SAP ini dalam kurikulumnya di tahun 2007. Kalau tidak, mungkin saya dan Bagus tidak ada diposisi yang sekarang ini. Kemudian, insight-nya UII itu bagus dalam membuka mindset mahasiswa kalau ini ada ERP teknologi terbaru bernama SAP yang akan bertahan sampai 5 bahkan 20 tahun kedepan. Peluang untuk menjadi konsultan ERP ini masih sangat banyak, dan tersebar di seluruh dunia” ungkap Rian.

Sebagai informasi, UII merupakan universitas pertama di Indonesia yang telah menambahkan matakuliah ERP dengan platform SAP ke dalam kurikulum Akuntansi sejak tahun 2007. Karena privilege inilah diharapkan teman-teman akuntan masa kini FBE UII mampu menjadikan dirinya sebagai akuntan yang mampu beradaptasi dan fleksibel dengan segala perubahan yang ada. Sehingga pengetahuan ERP yang diberikan kepada mahasiswa dapat dijadikan salah satu “senjata pamungkas” akuntan lulusan FBE UII yang kebal akan perubahan zaman. (Berlian/RH)