Mengenal Akuntabilitas dalam Sektor Publik

AkuntabilitasEra Covid-19 yang telah berlangsung selama hampir tiga tahun ini menyebabkan perubahan kondisi kehidupan masyarakat. Pemerintah pun memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak. Namun pada kenyataannya terdapat kasus penyelewengan dana bantuan sosial oleh mantan menteri Sosial. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar terkait akuntabilitas penggunaan dana yang dikucurkan pemerintah dalam menanggulangi pandemi tersebut (Shahib et al., 2022)

Oleh karena itu, akuntabilitas menjadi penting untuk didiskusikan lebih lanjut. Untuk menjamin keberlangsungan pemerintahan, pemerintah dituntut untuk responsive, partisipatif, dan profesional dalam melaksanakan fungsinya (Khotami, 2017). Tuntutan akan transparansi dan akuntabilitas juga menjadikan berbagai negara mereformasi pemerintahannya. Terutama dalam reformasi dan transformasi sektor publik agar menjadi lebih efisien dan efektif dalam memberikan layanan kepada masyarakat.

Akuntabilitas merujuk pada pertanggungjelasan atas segala aktivitas kepada pihak yang berkepentingan yang menjadi stakeholder (Mardiasmo, 2018). Hal ini dapat berupa memberikan, menyajikan, melaporkan kegiatan melalui laporan keuangan kepada prinsipal. Konsep akuntabilitas telah berkembang menjadi konsep yang lebih luas dari manajemen keuangan terpadu dan tata kelola atas penggunaan sumber daya keuangan dan lainnya secara efektif dan efisien di semua ruang lingkup pemerintah.

Pemberian informasi akan setiap penyelenggaraan pemerintahan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, hingga hasil yanb telah dicapai atas setiap aktivitas dibutuhkan untuk menjamin keterbukaan kepada masyarakat luas (Khotami, 2017). Hal ini dianggap penting untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Akuntabilitas selalu berkaitan dengan pelaksanaan prinsip tata kelola pemerintahan. Nilai dan prinsip tata kelola yang baik tercermin dari hubungan antara otoritas publik dalam menyediakan pelayanan public (Aziz et al., 2015)

Dalam pemerintahan konstitusional akuntabilitas terbagi menjadi 2, yakni akuntabilitas internal dan eksternal. Akuntabilitas internal mengacu pada akuntabilitas yang berlaku dalam sistem organisasi tertentu dan melibatkan pelaporan langsung dari bawahan kepada atasan yang memegang kekuasaan. Sedangkan akuntabilitas eksternal mengacu pada akuntabilitas tidak langsung yang melibatkan pelaporan kepada pihak di luar organisasi.

Referensi

Aziz, M. A. A., Rahman, H. A., Alam, M. M., & Said, J. (2015). Enhancement of the Accountability of Public Sectors through Integrity System, Internal Control System and Leadership Practices: A Review Study. Procedia Economics and Finance, 28(April), 163–169. https://doi.org/10.1016/s2212-5671(15)01096-5

Khotami, M. (2017). The Concept Of Accountability In Good Governance. 163(Icodag), 30–33. https://doi.org/10.2991/icodag-17.2017.6

Mardiasmo. (2018). Akuntansi Sektor Publik. In Akuntansi Sektor Publik (1st ed.). Penerbit Andi.

Shahib, H. M., Hasanuddin, M. R., Nurdin, Y., Palete, S., Mika, F., & Rahayu Saputri, R. (2022). Akuntabilitas dan Transparansi Anggaran Pemerintah di Era Covid-19 Pada Website Pemerintah Daerah Se-Indonesia. Jurnal Transformative, 8(1), 102–127. https://doi.org/10.21776/ub.transformative.2022.008.01.5

 

 

 

Be part Institute of Chartered Accountants England and Wales

Pada (07/10) Institute of Chartered Accountants England and Wales (ICAEW) mengadakan info session dan webinar: Forensic Accounting and Investigative Audit yang dihadiri oleh Eddy Lee, FCA (Head of Disputes & Litigation Asia, MDD Forensic Accountants). Dalam webinar tersebut, ia menjelaskan bagaimana key takeaways mengenai forensic accounting dan investigative audit serta belajar cara menyelesaikan permasalahan, pemahaman, dan mengenali tanda-tanda fraud dengan akurat.

Damis Maharani selaku Business Development Manager ICAEW yang turut hadir dalam kegiatan ini menjelaskan terkait asal mula terbentuknya ICAEW. ICAEW merupakan  Professional qualification yang didirikan royal Chartered di Inggris pada tahun 1880 dengan jumlah members and students sebanyak 193500 per tahun  2022 yang tersebar di seluruh dunia dengan 12 kantor di berbagai negara.

Sebagai salah satu organisasi yang didirikan oleh royal Chartered maka ICAEW memiliki kekuatan untuk meregulasi peraturan di bidang akuntansi. Gelar yang didapatkan ketika menempuh sertifikasi ini adalah ACA ( Association of Chartered Accountants) dengan ketentuan lulus dalam 15 modul ujian dalam tiga level. Untuk level pertama adalah Certificate level dengan terdiri dari enam modul, yaitu: Accounting, Assurance, Business, Technology and Finance Law, Management Information and Principle of Tax. Kemudian Professional Level dengan enam modul, yaitu: Audit and Insurance, Business Planning, Business Strategy and Technology Financial, Accounting and Reporting, Financial Management and Tax Compliance. Dan terakhir Advance Level dengan tiga modul, yaitu: Case Study Corporate Reporting Strategic Business Management.

Ketika peserta lulus di Certificate level kemudian berkesempatan untuk mendapatkan certificate of compliance yang merupakan sertifikasi internasional yang juga diperhitungkan di dunia kerja saat ini. Pada tahun 2015 ICAEW mengeluarkan BFP Design program learning yaitu hanya dengan menyelesaikan Certificate level dengan catatan kampus telah terdaftar akreditasi ICAEW.

Peserta yang telah mengikuti BFP Design program learning ditambah ICAEW learning program dan juga 12 bulan pengalaman kerja yang telah diverifikasi oleh manajer bisa mengajukan untuk gelar CFAB. Adapun untuk penjelasan terkait teknis ujian certificate level sebagai berikut.  “untuk ujian certificate level sendiri durasi ujian selama 90 menit, minimum passmark 55% maksimal percobaan sebanyak 4 kali untuk setiap modul. Selain itu, peserta juga diberikan untuk free excel training dan juga banyak sekali online course access lainnya” ujar Damis.

Salah satu peserta program ICAEW CFAB (Certificated in Finance, Accounting and Business) Karina turut hadir dalam webinar, ia membagikan pengalamannya dalam mengikuti program BFP Design. Saat ini ia merupakan penerima beasiswa 4 SEAS dari KPMG (for Southeast Asian Students) dan juga bekerja di KPMG Singapore sebagai auditor eksternal. Dalam pemaparannya, benefit yang didapatkan selama mengikuti kelas yaitu sertifikasi internasional yang wajib dimiliki untuk menunjang fresh graduate dalam mendapatkan pekerjaan. “Sertifikasi internasional membantu kita dalam memperoleh pekerjaan bahkan di lingkungan kerja saya dengan jabatan manager semua sudah mempunyai sertifikasi internasional,” ujar Karina.

 

Memperkuat Kemampuan Mahasiswa Akuntansi UII Agar Mampu Berdaya Saing Global Melalui OCB 2022

Prodi Akuntansi kembali menyelenggarakan Kuliah Pakar Output Character Building (OCB) 2022 pada Sabtu (17/09) yang diselenggarakan di Hall Tengah FBE UII. OCB merupakan kegiatan bagi mahasiswa baru yang bertujuan untuk memperkuat kemampuan non-teknis agar mampu bersaing di dunia global. Kegiatan yang dihadiri mahasiswa Akuntansi 2022 ini diawali dengan sambutan oleh Muamar Nur Kholid, S.E., M.Ak., Ak., CA selaku Sekretaris Prodi Akuntansi. 

Kegiatan yang dilaksanakan secara offline ini diawali dengan pemaparan materi, tanya jawab, dan diakhiri dengan mini games. Materi pertama dibawakan oleh Anggara, seorang psikolog yang memaparkan materi mengenai mental skill dan alternatif solusinya bagi mahasiswa Akuntansi. Mulai dari integrity, critical thinking, komunikasi, dan sebagainya.

 

“Komunikasi menjadi sebuah concern saat ini. Jika tidak pernah mencermati pola komunikasi secara langsung maka pemahaman akan menjadi kurang,” tuturnya.

Dilanjutkan Fajar Agus Susanto, S.E., manager di KSPPS Beringharjo, menyampaikan mengenai skill yang harus dimiliki seorang akuntan yang dapat dipersiapkan dan diterapkan mahasiswa baru. Fajar juga menyampaikan bahwa pekerjaan seorang akuntan tidak akan hilang seiring dengan perkembangan teknologi.

Tidak ada list akuntan yang akan hilang karena pekerjaan akuntan masih akan dibutuhkan,” ungkap Fajar.

Kemudian pada sesi tanya jawab, peserta OCB 2022 menunjukkan antusiasme dengan kegiatan yang sedang berlangsung ini dengan banyak mahasiswa yang mengajukan pertanyaan. Muhammad Dicky Gunawan, mahasiswa baru Prodi Akuntansi, mengungkapkan bahwa kegiatan OCB 2022 ini seru dan ramai. “Seru, terus acaranya juga ramai, semoga acara di tahun berikutnya lebih seru lagi dan juga pembicaranya makin menarik,” ujar Dicky.

Tidak hanya itu, Alfriyati Anggraeni Kaemuddin juga mengungkapkan hal yang sama. Melalui kegiatan OCB ini memberikan pemahaman untuk berpikir ke depan dan pemahaman mengenai seorang akuntan yang tidak lepas dari nilai-nilai Islam. 

“Mengajarkan kita buat berpikir progress ke depan mau seperti apa. Yang dibahas banyak tentang akuntan masa kini itu seperti apa. Tapi kita juga diajarkan bahwa penanaman nilai islami dalam diri kita sehingga bisa menjadi benteng buat menghadapi tugas yang ibarat kata mah, baik dan buruknya tergantung diri sendiri,” ujar Alfri.

Accounting UII Meet Up: Mempererat Silaturahmi Dosen dan Mahasiswa

Program Studi (Prodi) Akuntansi Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Accounting UII Meet Up untuk menyambut sekaligus mempererat silaturahmi antara mahasiswa baru dengan dosen di Prodi Akuntansi pada Sabtu (10/09). Acara tersebut dilaksanakan di Hall Tengah Fakultas Bisnis dan Ekonomika. Sebelum acara meet up ini, mahasiswa baru tersebut mengikuti bimbingan dengan dosen pendamping akademik. 

Acara ini tidak hanya mendatangkan mahasiswa baru dan dosen Prodi Akuntansi, tetapi juga menghadirkan tenant-tenant makanan dan minuman karya beberapa mahasiswa. Pembukaan acara dilakukan oleh Ketua Prodi Akuntansi Rifqi Muhammad, S.E., S.H., M.Sc., Ph.D., SAS., ASPM. Dalam sambutannya Rifqi menyampaikan keunggulan Prodi Akuntansi. Tidak hanya itu, Rifqi memperkenalkan masing-masing dosen yang hadir. Dosen Akuntansi yang mengajar tidak hanya berkiprah dalam dunia akademik saja namun juga menjadi praktisi bisnis.

Kemudian, untuk mengenal lebih lanjut tentang Prodi Akuntansi terdapat sesi Sharing session tentang program yang ada dan jalur kelulusan yang dapat ditempuh oleh mahasiswa. Mulai dari jalur kewirausahaan hingga magang. 

Lu’lu Atsna Nurfuadda, mahasiswa baru Prodi Akuntansi, mengungkapkan bahwa acara meet up ini sangat seru dan menambah semangat kuliah. “Acaranya seru banget, terus jadi semangat kuliah karena termotivasi sama cerita kakak kakak wirausaha kemarin,” ujar Lu’lu atau yang akrab disapa Luluk.

Tidak hanya itu, Hayatun Nafisah juga mengungkapkan hal yang sama. “Seneng kak jujur aku jadi nambah temen, wawasan, dan relasi gitu. Wawasan aku tentang kewirausahaan jadi tambah banyak,” tuturnya.

 

Cerita Alumni, Charity Healtha: Bagaimana Meraih IPK Tinggi Semasa Kuliah

Kuliah merupakan hal yang susah-susah gampang untuk dijalani. Namun bagi Charity Healtha, salah satu alumni Akuntansi UII yang saat ini bekerja di Accenture, tidak menjadi hal yang menghalanginya. Prodi akuntansi bukanlah pilihan pertamanya mengingat saat menempuh sekolah menengah atas (SMA) ia mempelajari ilmu pengetahuan alam. 

“Akuntansi bukan prodi impian sebenarnya, prodi impian ada di saintek tapi mungkin belum jalannya untuk masuk di sana”, tutur Charity.

Charity juga bercerita pada awalnya ia menganggap memasuki prodi akuntansi merupakan sebuah kegagalan karena tidak bisa meraih prodi yang diimpikan, tetapi hal yang Charity anggap sebagai kegagalan ini memberikan kesadaran diri. Ia menjadi paham akan kekuatan dan kelemahan dirinya. Sebagai orang dengan tipe yang tidak mudah menerima kegagalan, ia mulai mengidentifikasi hal-hal yang membuatnya gagal hingga pada akhirnya hal tersebut dapat teratasi. 

“Semua takdir berkata lain hingga menjadikan hampir seluruh apa yang aku inginkan selama kuliah alhamdulillah tercapai dan banyak kejadian yang tidak terduga selama kuliah, sebuah achievement yang ga pernah terpikirkan sebelumnya, alhamdulillah atas dukungan dari seluruh orang-orang terdekat semuanya lancar sampai akhir,” ujar Charity.

Saat wisuda periode kelima bulan mei 2022, Charity menjadi salah satu peraih IPK tertinggi. Ia mengungkapkan kegembiraannya saat dipanggil paling terakhir untuk maju ke podium. “Dan ada insiden pas namaku dipanggil, pak rektor nih “sip” in aku, jadinya tambah gugup,” ungkapnya.

Semasa berkuliah Charity selalu menchallenge dirinya di setiap semester. “Jadi aku pengen bisa naikin IP semester untuk semester-semester yang akan datang, Misal semester ini dapat IP 3.5, semester depan harus >3.5 biar ada kenang-kenangan tersendiri di setiap semesternya dan reward atas kerja kerasku di semester itu,” tutur Charity.

Charity dalam wawancaranya membagikan kiat-kiat yang dilakoninya. Pertama, Niat bersungguh-sungguh setiap masuk kelas. Tidak ada mata kuliah yang sudah kalau mahasiswa mau berusaha. Usaha adalah kunci. Kedua, memahami dasar setiap mata kuliah. Ketiga, mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh. “ Kalau aku biasanya koreksi sampe berkali-kali karena aku sendiri kalau dikoreksi cuma 1x kurang yakin,” tutur Charity. Keempat, melihat aspek penilaian di setiap mata kuliah untuk melihat apa saja yang dapat dijadikan nilai tambah dan alternatif ketika nilai ujian buruk. Terakhir, tetap fokus dan jangan terlalu forsir diri sendiri.

“Selama aku kuliah aku juga tulis wish di notes gitu, pencapaian apa yang pengen aku wujudin. Tulis di buku kecil, nanti sembari kita usaha perlahan apa yang kita tulis di notes itu lama-lama akan tercentang dengan sendirinya,” ujar Charity.

Selain melakoni  beberapa strategi tersebut, Charity yang selama berkuliah juga aktif berorganisasi, selalu berpikir nothing worth having comes easy. Tidak ada sesuatu yang berharga datang begitu mudah. Tidak mudah menyerah jika hal yang diimpikan belum tercapai.

Double Degree for Accounting International Program at Saxion University & University of Queensland

Penjelasan Double degree Saxion UniversityPada (07/08) FBE UII mengadakan Webinar dengan judul IP FBE UII: Double Degree & Student Exchange Saxion University & University of Queensland. Dalam kesempatan ini Ayu Chairina Laksmi S.E., M.App.Com., M.Res., Ph.D., Ak., CA. selaku sekretaris program studi internasional program Akuntansi menjelaskan terkait universitas yang telah bekerjasama dengan  Akuntansi IP untuk program student exchange dan double degree.

 

Dalam penjelasan Ayu, program-program tersebut dapat ditempuh oleh mahasiswa IP dengan melakukan studi terlebih dahulu di FBE UII dan tidak bersifat wajib, sehingga mahasiswa IP dapat memilih apakah akan mengambil program tersebut atau tidak. Adapun bagi mahasiswa yang telah diterima dalam program regular dan ingin melakukan transfer ke IP dapat dilakukan dengan memenuhi beberapa syarat syarat, yaitu:   

  1. Sudah diterima dan registrasi ulang di program studi Akuntansi reguler 
  2. Transfer dibuka hingga minggu ke 6 perkuliahan sebelum UTS
  3. Menunjukan kemampuan Bahasa Inggris. ELTP IP minimal 450, CEPT CILACS UII 470 atau tes lainnya yang setara
  4. Mengisi blanko transfer materai 10000 (blangko bisa dikirimkan via email)

Beberapa Universitas yang telah bekerjasama secara aktif dengan Akuntansi FBE UII untuk Double Degree program diantaranya University Of Queensland, Saxion University, University of Gloucestershire, SolBridge International School of Business, dan Nanjing Xiaozhuang University.

“Keunggulan lain yang dapat diperoleh ada juga Program fast track master of professional accounting (MPA) University of Western Australia Business School Perth Australia,” tutup Ayu. 

Dalam webinar juga dihadiri oleh Ir Tina Purwono Representative of Saxion University  menjelaskan terkait skema dalam menempuh program double degree di Saxion University. untuk masa studi ditempuh dalam waktu 4 tahun dengan pembagian yaitu 3 tahun masa studi di FBE UII kemudian dilanjutkan dengan 1 tahun di Saxion University. Untuk syarat dalam apply program sendiri cukup mudah, antara lain:

  1.     IPK Minimal 3
  2.     IBT TOEFL Minimal 80 atau IELTS Minimal 6

Tina berbagi alasan mengapa adanya minat yang tinggi mahasiswa untuk melanjutkan studi di Belanda. “Banyak mahasiswa tertarik untuk lanjut studi di Belanda bukan tanpa alasan karena disini untuk mengikuti pembelajaran di Universitas tidak perlu menguasai Bahasa belanda kemudian ijazah dan gelar yang didapatkan diakui secara internasional, dan untuk visa yang didapatkan berlaku di 25 negara di eropa” ujar Tina.

Fitria Arsanti, B.Arts, M.Si. Country Manager;Indonesia and Philippines; the University of Queensland. Menjelaskan University of Queensland merupakan No 1 university for research in Australia, yang juga masuk dalam TOP 100 World University Ranking dengan Accounting and Finance masuk ke dalam jajaran ranking 50 worldwide

Untuk skema waktu tempuh studi University of Queensland sendiri lebih singkat yaitu 3.5 Tahun dengan pembagian 2 tahun masa studi di FBE UII kemudian 1.5 tahun University of Queensland. Dengan gelar ketika lulus yaitu Bachelor of Accounting dan Bachelor of Commerce (Accounting). Untuk syarat dalam apply program double degree di University of Queensland, sebagai berikut:

  1. Telah menempuh 4 semester program sarjana akuntansi UII
  2. Telah lulus dalam mata kuliah 
    1. BBM   : Quantitative Methods for Decision Making
    2. BCom : Mathematics in Business and Economic
  3. IELTS Minimal 6.5

Di akhir, Ayu berpesan untuk mahasiswa yang berminat untuk melakukan transfer memilih  International Program tidak perlu takut, karena untuk kedepannya mahasiswa International Program tetap mendapatkan fasilitas untuk memperlancar kemampuan Bahasa Inggris.

Prodi Akuntansi Menerima Kunjungan Universitas Telkom

Kunjungan Universitas TelkomRabu (03/08) Prodi Akuntansi UII menerima kunjungan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Telkom. Kunjungan ini dihadiri oleh Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Telkom Deannes Isynurwardhana beserta jajarannya dari Prodi Akuntansi. Dari Universitas Islam Indonesia, turut hadir Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomi Johan Arifin beserta jajarannya dan perwakilan dari Prodi Akuntansi. 

Kunjungan dari Universitas Telkom ini dalam rangka penjajakan kerja sama terutama di program Tri Dharma seperti kampus merdeka dan program kompetensi dosen ataupun riset bersama. Penjajakan kali ini masih penjajakan awal yang nantinya apabila disetujui akan dilanjutkan dalam pembahasan teknis lanjutan.

Universitas Telkom dalam kunjungan ini menawarkan kerjasama program Kampus Merdeka yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan seperti Student exchange. Selain itu, penelitian kolaborasi eksternal dengan melakukan penelitian bersama atau pengabdian masyarakat yang memanfaatkan situasi hybrid saat ini untuk berkembang bersama. Menanggapi ajakan dalam penelitian ini, Dekar Urumsah selaku Ketua Jurusan Akuntansi UII menerima dengan senang tawaran kerjasama tersebut.

“Kami sangat senang dan gembira untuk menyambut tawaran kerja sama dalam bidang ini. Pada prinsipnya kami dengan tangan terbuka kami senang dengan itu, perlu mekanisme yang jelas supaya sama sama enak,” tutur Dekar.

Terkait dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Prodi Akuntansi UII belum pernah melakukan program study exchange dengan kampus dalam negeri. Mahmudi menuturkan bahwa Prodi Akuntansi UII pernah melakukan study exchange dengan UITM Malaysia secara daring waktu itu dengan mata kuliah yang sudah dipetakan.

“Semestara dengan kampus dalam negeri pernah melakukan penjajakan namun belum terealisasi. Mungkin dengan telkom sangat dimungkinakan,” tutur Mahmudi. 

Tidak hanya mahasiswa, pertukaran dosen untuk mengampu di masing-masing universitas pun menjadi salah satu topik bahasan. Dalam kesempatan ini juga terjadi tanya jawab antar masing-masing bidang di prodi Akuntansi kedua universitas mulai dari tax center, sertifikasi, hingga studi lanjut untuk dosen.

 

Cerita Mahasiswa Akuntansi UII Double Degree ke China

Narasumber Spasi 5Prodi Akuntansi kembali menghadirkan Seri Podcast Akuntansi IP (SPASI) yang sudah memasuki tayangan kelima. Serial podcast ini membahas mengenai program andalan dari International Program, yaitu Double Degree. Dengan pembahasan yang menarik, episode ini menghadirkan dua mahasiswa yang saat ini sedang mengikuti Program Double Degree di Nanjing Xiaozhuang University. Mereka adalah Nurul Hanifah Ramadhani dan Nabila Siti Wardhani.

Program Double Degree yang mereka ikuti merupakan program kerja sama UII dengan Nanjing Xiaozhuang University (NXU) dengan program 2+2. Hanifah menjelaskan bahwa program 2+2 yaitu 2 tahun kuliah di UII dan 2 tahun kuliah di NXU. Setelah lulus program ini, nantinya mahasiswa akan memiliki dua gelar akademik dari UII dan universitas mitra.

Persyaratan yang harus dipenuhi mahasiswa untuk mendapatkan beasiswa tersebut antara lain, nilai TOEFL sesuai kriteria, nilai IPK minimal 3.5 dihitung hingga semester terakhir yang ditempuh, passport, surat kesehatan, dan surat izin. Selain persiapan berkas, diperlukan juga persiapan secara teknis, seperti bahasa. 

“Untuk persiapan bahasa, walaupun kita belum berangkat ke China, kita harus memiliki basic bahasa Mandarin. Setelah kita melewati seleksi pemberkasan, interview, dan dinyatakan lulus double degree. Kita diharuskan mengambil course bahasa mandarin. Nah, selama kuliah juga akan ada bahasa Mandarin yang diajari oleh dosen native speaker yang ada disana,” tutur Hanifah.

Perihal bahasa inilah yang menjadi kendala Hanifah dan Nabila di awal kuliah di NXU dalam berkomunikasi. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu dan dengan memperhatikan dosen lama kelamaan akan terbiasa. “Awal-awal mungkin agak harus membiasakan diri karena bahasa Inggris-nya beda. Harus membiasakan dengerin dosen ngomong, jadi ngerti apa yang dibahas,”tutur Nabila.

Kedua mahasiswi ini sudah berniat sedari awal untuk mengikuti Program Double Degree. Akan tetapi, belum memutuskan negara dan universitas mana yang akan dipilih. Setelah NXU membuka pendaftaran dan mengikuti info session-nya, dimana terdapat penawaran yang menarik, akhirnya mereka memutuskan pilihannya disana. Terkait alasannya, Hanifah dan Nabila memiliki  pertimbangan yang hampir sama.

“China merupakan central of business, ada kaitannya juga dengan jurusan sebagai akuntansi, dan ingin belajar yang berkaitan dengan ekonominya,” tutur Nabila.

“Karena kita tahu China itu negara dengan ekonomi kuat dan China itu bergerak dari ekonomi lemah menuju ekonomi yang kuat hingga saat ini. Nah, akan lebih menarik dan mendapat banyak insight kalo belajar dengan dosen yang ada di sana langsung,” tutur Hanifah.

Culture shock selama di NXU yang dialami Hanifah dan Nabila yaitu ketika ujian berlangsung. Dimana tidak semua mata kuliah diujikan. Beberapa mata kuliah dilaksanakan seperti ujian biasa  dan yang lainnya membuat paper. Kendalanya terdapat pada waktu pengerjaan paper dan isinya yang lebih complicated. Akan tetapi, dengan kemauan dan usaha semua dapat terselesaikan.

Di akhir sesi, Hanifah menyampaikan pesan untuk mahasiswa baru khususnya yang tertarik dengan Program Double Degree UII. Hanifah menyampaikan bahwa jangan menutup diri dari informasi dan aktif mencari informasi agar tidak terlewat kalau ada informasi yang menarik. Pertahankan nilai rata-rata atau bahkan lebih dan yang terakhir mempersiapkan TOEFL atau IELTS. Nabila turut menambahkan bahwa persiapkan juga berkas yang diperlukan sebaik mungkin. 

Saksikan lebih lengkap podcast SPASI lainnya yang membahas mengenai Accounting International Program di kanal Youtube kami  Accounting UII

 

SPASI#4 Seri Podcast Akuntansi IP : International Student Mobility

Narasumber dan moderator Spasi 5Sabtu (16/07) Youtube Accounting UII mengunggah episode baru untuk SPASI#4 Seri Podcast Akuntansi IP, podcast membahas terkait kesempatan untuk bersaing secara global para mahasiswa International Program Accounting UII ketika mengikuti International Student Mobility (ISM). Dalam podcast tersebut hadir Anis Al Rosjidi selaku dosen Akuntansi International Program dan Rania Abdul Aziz Baraba mahasiswa akuntansi program internasional  2018. 

 

International Student Mobility (ISM) merupakan salah satu agenda dari Program Internasional Akuntansi UII dengan tujuan mengenalkan mahasiswa kepada pengalaman global. Pada kesempatan kali ini, mahasiswa program internasional Akuntansi UII berkesempatan untuk mengunjungi Turki dan melakukan banyak kegiatan. Dalam pelaksanaannya, International Student Mobility (ISM) melibatkan mahasiswa untuk mengorganize dan memformulasikan program yang akan dilaksanakan serta menentukan universitas mana yang akan dikunjungi. Dalam hal ini pihak fakultas akan memenuhi keinginan mahasiswa berkaitan dengan kegiatan tersebut seperti agenda apa yang akan dilaksanakan dan juga universitas mana yang akan dituju dengan catatan universitas tersebut telah melakukan MoU dengan pihak Universitas Islam Indonesia. Kolaborasi antara penyelenggara dengan mahasiswa secara aktif dilakukan yaitu dengan mendiskusikan teknis acara yang akan diselenggarakan sehingga dalam kegiatan tersebut mahasiswa tidak hanya mengikuti kegiatan yang telah disiapkan semata.

“Jadi kalau programnya hanya top down nantinya mahasiswa tidak enjoy dalam melakukan itu dan dengan cara seperti ini diharapkan mahasiswa dapat merasakan manfaatnya,” ujar Anis.

Lebih lanjut, Anis menjelaskan program International Student Mobility (ISM) merupakan kesempatan yang ditawarkan untuk seluruh mahasiswa Program Internasional setiap tahunnya. Akan tetapi tidak dipungkiri bahwa pelaksanaannya sempat tertunda dikarenakan pandemi covid-19. Hal ini juga yang membuat persyaratan yang harus dipenuhi dalam mengikuti program  terus bertambah salah satunya terkait vaksin. Rania menjelaskan ada beberapa mahasiswa yang kemudian tidak dapat ikut serta dikarenakan vaksin. Akan tetapi, hal ini tidak mengurangi antusiasme mahasiswa lain dalam mengikuti program tersebut. 

Kegiatan ISM yang dilaksanakan di Turki terdiri dari university visit dan company visit. Dalam pelaksanaan university visit mahasiswa secara aktif melakukan kegiatan seperti presentasi, diskusi dan tanya jawab dengan dosen dan rektor Anadolu University, salah satu universitas terbaik di Turki menempati peringkat satu. Hal ini tidak membuat mahasiswa merasa terbebani justru sebaliknya, menurut Rania dalam proses diskusi tersebut justru mahasiswa sangat antusias karena banyak pelajaran yang didapatkan dari dosen dan rektor Anadolu University.

“Waktu presentasi sama sekali nggak ada rasa beban malah exited buat sesi diskusi karena kan penasaran juga bagaimana ketika berdiskusi dengan dosen dari kampus Anadolu,” ujar Rania.

Selain itu,  Company visit juga dilakukan yaitu pada salah satu perusahaan minyak zaitun mengingat Turki merupakan negara dengan kualitas minyak zaitun nomer satu di dunia. Di sana kemudian diperlihatkan bagaimana proses pengolahan hingga juga proses bisnis yang dijalankan oleh perusahaan perusahaan tersebut.

Di akhir, Anis berpesan kepada calon mahasiswa untuk tidak ragu memilih Program Internasional Akuntansi UII sebagai studi karena banyak program yang disediakan dapat meningkatkan skill dan pengetahuan salah satunya program International Student Mobility (ISM).

 

Prodi Akuntansi UII Gelar Webinar Analitika Data Keuangan Perbankan

Webinar Analitika Data Keuangan PerbankanProgram Studi Akuntansi UII mengadakan webinar pada Sabtu (16/07) dengan tajuk Analitika Data Keuangan Perbankan dengan narasumber Muharto, M.Sc, CISA, CISSP. selaku Information Security Division Head PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dalam webinar tersebut, Muharto menjelaskan perbedaan antara audit finansial dan audit IT. Audit finansial yaitu menganalisis laporan keuangan dengan metode yang telah ditentukan dan vouching sedangkan audit di bidang IT yaitu audit yang dilakukan meliputi teknologi yang digunakan. “Surrounding IT yang meliputi aplikasi yang generate aplikasi kemudian aplikasi tersebut diperiksa bagaimana cara kerjanya, pengolahan data, komputer yang digunakan apakah sehat. Kemudian pemeriksaan os storage dan database untuk memastikan laporan keuangan yang didapatkan dari sistem ini tercipta dari aplikasi yang sehat  dan memastikan laporan keuangan yang dibuat oleh sistem wajar,” ujar Muharto.

Masalah yang sering dihadapi di era digital ini adalah fraud yang dilakukan dalam ruang lingkup sistem perbankan. Pelaku fraud ini masuk dalam kategori  legitimate user dengan format social engineering yang marak terjadi dimana data nasabah ada pada pelaku. Adapun lebih lanjut, untuk menindaklanjuti hal tersebut dibutuhkannya kontrol terhadap fraud. Dalam prakteknya, kontrol yang paling utama terhadap fraud adalah people dengan security awareness, user security training,  dan security awareness drill yang terus ditingkatkan. Muharto juga menambahkan untuk meningkatkan kontrol terhadap people perlu ditingkatkan edukasi baik bagi nasabah maupun bagi pekerja. 

Untuk sistematika dalam mendeteksi  fraud sendiri, Bank BRI menggunakan Fraud Detection System berupa Supervised Machine Learning di mana Train Data digunakan sebagai pembeda transaksi fraud dan genuine dari informasi yang diterima dari  nasabah melalui call center. Fraud Detection System sendiri, diharapkan dapat mendeteksi tindakan fraud yang dilakukan oleh frauders dalam hal ini dilakukan melalui mempelajari pattern yang dilakukan melalui machine learning dan memenuhi kebutuhan regulator sesuai peraturan OJK No.39/POJK.3/2019 tentang penerapan strategi anti fraud. 

Muharto menjelaskan bahwa akuntan mempunyai kesempatan yang tinggi di bidang ini, saat ini di lapangan banyak dibutuhkan orang-orang yang mengerti cara kerja sistem keuangan termasuk yaitu akuntansi yang digunakan dan cara kerja IT. “Hal ini bertujuan jika nanti terjadi masalah dalam aplikasi keuangan tersebut, maka bisa langsung pinpoint masalahnya dimana dia mengerti proses sistem akuntansinya dan sistem IT. Jadi saat ini saya diberi peranan penting karena dianggap dapat menjembatani antara akuntansi dan IT,” ucap Muharto. Di akhir, Muharto berpesan bahwa dalam mengejar karir sebagai seorang akuntan di bidang IT, tidak hanya dilandasi oleh rasa suka tapi juga harus dilandasi dengan pendidikan. (Utami/retno)